AMERIKA SERIKAT — Dompet Dhuafa USA bersama Corps Dai Dompet Dhuafa (Cordofa) mengundang Murniati Mukhlisin, seorang pakar keuangan keluarga syariah, sebagai Ambassador Internasional ke Amerika Serikat untuk menebarkan literasi ekonomi syariah ke sejumlah wilayah di Amerika Serikat selama 12 hari, yakni pada 12—23 Oktober 2023. Murniati juga adalah Pimpinan Sakinah Finance serta Mantan Rektor Institut Agama Islam Tazkia.
Humas Sakinah Finance mengabarkan kepada Dompet Dhuafa, Murniati memulai kegiatan dakwahnya dengan mengisi kajian terhadap komunitas warga Indonesia di Phoenix, Arizona, pada Sabtu (14/10/2023). Keesokan harinya, ia mengisi kegiatan serupa di Austin, Texas, dan berlanjut hingga Senin (16/10/2023), di Las Vegas, Nevada.
Dua hari setelahnya, pada Rabu (18/10/2023), Murniati melangsungkan pertemuan dengan Shamsi Ali, seorang ulama asal Indonesia, beserta segenap pengurus Masjid Al-Hikmah di Kota New York. Sebagai wanita akademisi, ia berkesempatan menjadi pembicara pada Konferensi Keuangan Syariah Internasional di Houston, pada 20—21 Oktober, dengan topik Ekonomi Politik Industri Halal di Indonesia.
Baca juga: Peduli Kesehatan Mental Pelajar Indonesia Di Amerika Serikat
Lalu, rangkaian agenda diakhiri dengan mengisi sebuah kajian di Houston, Texas pada Minggu (22/10/2023). Kesempatan baik tersebut dihadiri oleh komunitas warga Indonesia, warga negara Amerika, Singapura, Pakistan, hingga Meksiko. Tercatat, hampir 200 jemaah berbondong hadir pada kajian keislaman ini.
Murniati menyampaikan bahwa pengalaman dakwah bersama Dompet Dhuafa di luar negeri adalah yang ketiga kali baginya. Pengalaman pertama dilakukan ke beberapa kota di Amerika pada tahun 2014 bersama Dompet Dhuafa USA dan ICMI North America. Kemudian pada tahun 2016, ia bersama Dompet Dhuafa Australia melakukan dakwah ke beberapa kota di Australia. Selain itu, kajian online juga pernah diselenggarakan oleh Dompet Dhuafa Jepang kepada ratusan perawat dan masyarakat Indonesia yang ada di sana.
“Kajian yang saya bawakan adalah bertemakan tentang perencanaan keuangan dan hubungannya dengan kehidupan sehari-hari yang dikaitkan dengan produk dan jasa keuangan syariah, termasuk fintech, yang diharapkan dapat menaikkan tingkat literasi dan inklusi ekonomi dan keuangan syariah.”
Baca juga: Zakat sebagai Perekat Antar-Komunitas Muslim di Amerika Serikat
“Secara mendalam juga dibahas seluk beluk ‘joint-ownership’ antara suami dan istri, ‘mortgage’, beda zakat, infak, sedekah, hadiah, wakaf dan juga pajak di Amerika. Acara yang berlangsung sekitar 5 jam di setiap komunitas ini diakhiri dengan pembahasan dan latihan membuat laporan keuangan keluarga dan simulasi waris, ‘trust fund’, dan ‘wills’ antara hukum Islam dan hukum di Amerika,” jelas Murniati.
Murniati menambahkan, meski perkembangan keuangan syariah di Amerika tidak begitu pesat, namun animo masyarakat muslim di Amerika untuk hidup sesuai hukum syariah dan berorientasi halal cukup besar. Hal ini terungkap pada dialog-dialog yang terjadi selama kajian berlangsung. Meski begitu, sebagian juga merasakan bahwa solusi keuangan syariah yang ditawarkan masih belum kompetitif. Misalnya, margin pembiayaan mortgage atau pembiayaan perumahan masih cukup tinggi.
“Ke depannya saya berharap bukan hanya Dompet Dhuafa, tapi juga BAZNAS, Rumah Zakat, Rumah Yatim, LAZISMU, LAZISNU dan lainnya dapat juga memiliki perwakilan amil zakat di negara lain. Sehingga, pengumpulan zakat, infak, sedekah, berbagai donasi, dan wakaf dari diaspora Indonesia dapat disalurkan lebih banyak lagi untuk para mustahik di Indonesia,” pungkas lulusan PTIQ Jakarta tersebut. (Dompet Dhuafa/THF/Muthohar)