BOGOR, JAWA BARAT — Dompet Dhuafa mengadakan pelatihan bertajuk “Jurnalis Siaga Bencana” pada Jumat (16/12/2022) di Camp Sisi Cai, Caringin, Bogor, Jawa Barat. Acara yang diadakan oleh Dompet Dhuafa bekerja sama dengan Disaster Management Center (DMC) Dompet Dhuafa ini diikuti oleh 30 peserta. Mereka terdiri dari jurnalis media massa dan blogger.
Dalam acara yang digelar selama dua hari ini, tim DMC Dompet Dhuafa memberikan pelatihan dasar water rescue dan vertical rescue. Selain itu, para peserta juga mempraktikkan cara mengendalikan perahu karet dengan menyusuri jeram di Sungai Cisadane.
Shofa Qudus, General Manager Program DMC Dompet Dhuafa mengatakan bahwa kegiatan ini digelar dengan tujuan melatih kemampuan jurnalis, agar saat meliput di lokasi bencana mereka tetap aman dan tidak ikut menjadi korban.
Baca juga: LKC Gelar Pelatihan Relawan Pos Gizi Kabupaten Garut
“Sebagai jurnalis yang juga merupakan garda terdepan dalam melakukan liputan bencana, DMC Dompet Dhuafa bermaksud meningkatkan kapasitas mereka dalam kesiapsiagaan bencana bagi jurnalis. Karena para jurnalis bisa mengerti dan memahami langkah-langkah vertical dan water rescue saat sedang liputan di lokasi bencana,” kata Shofa.
Hal yang sama juga dikatakan oleh Ahmad Lukman, Manager Humanitarian Academy DMC Dompet Dhuafa.
“(Bertujuan) meningkatkan kapasitas para jurnalis dalam kesiapsiagaan menghadapi bencana dan menambah edukasi terkait seluk-beluk dalam prosedur kebencanaan baik vertical maupun di air,” terangnya.
Diketahui, sejak awal tahun 2022 hingga 4 Desember 2022, sudah ada 3318 peristiwa bencana alam yang terjadi di Indonesia. Menurut data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Jawa Barat menjadi provinsi dengan bencana alam terbanyak, yakni 775 kejadian. Sementara posisi kedua dan ketiga diduduki oleh Jawa Tengah dan Jawa Timur dengan jumlah bencana masing-masing 457 dan 380 kejadian.
Baca juga: Selenggarakan Pelatihan Management of The Dead, Dompet Dhuafa KolaborAksi bersama DVI, ICRC dan PMI
Dengan banyaknya bencana yang terjadi, jurnalis juga perlu membekali diri dengan pengetahuan dasar kebencanaan agar mereka tidak ikut menjadi korban dari bencana yang mereka liput sendiri.
Di hari pertama, para peserta mendapatkan teori tentang vertical rescue. Hal ini merupakan teknik evakuasi objek bencana, baik barang maupun manusia, dari titik rendah ke titik yang lebih tinggi atau sebaliknya, pada medan yang curam. Tak hanya teori, peserta juga langsung mempraktikkan teknik-teknik yang diajarkan di pinggir Sungai Cisadane.
Sedangkan di hari kedua, peserta diajarkan cara menyelamatkan atau mengevakuasi korban tenggelam dan hanyut. Teknik ini dikenal dengan nama water rescue. Pelatihan ini lalu diikuti dengan praktik menyusuri Sungai Cisadane yang memiliki beberapa jeram. Sejumlah peserta pun merasakan bagaimana tenggelam di sungai karena arus yang deras dan medan yang cukup ekstrem.
Baca juga: Dorong Peningkatan Keahlian Peternak, YBM PLN Gandeng DD Farm Gelar Pelatihan Peternakan
“Seru, dapat banyak ilmu. Tadi udah coba yang manjat-manjat. Saat ditugasi (meliput) bencana (saya) sudah tahu dan sudah punya bekal (pengalaman). Jadi kalau rescue korban, sudah tahu dan sudah bisa kenal sama alat-alatnya,” tutur Inggar dari Ayo Media salah satu peserta pelatihan.
Amalina, salah satu peserta pelatihan “Jurnalis Siaga Bencana” pun mengaku terbantu dengan adanya pelatihan ini. Amalina mengatakan, dengan mengikuti pelatihan ini ia jadi lebih tahu bagaimana cara melindungi diri sendiri dan mengevakuasi korban di lokasi bencana. (Dompet Dhuafa/Ronna)