JAKARTA — Pada perhelatan Muslim Life Fest 2024, Dompet Dhuafa turut mendukung dalam gelar wicara kesehatan bertajuk “Orang Tua Cermat, Anak Sehat” pada Ahad (1/9/2024) di ICE BSD, Tangerang. Mengangkat isu kesehatan anak juga berbagai panduan bagi orang tua untuk penanganan kesehatan anak yang tepat.
Mengingat mudahnya akses informasi yang beredar di media sosial, membuat orang tua menjadikan media sosial standar untuk menemukan sebuah jawaban atau informasi, tidak sedikit orang tua yang termakan hoax atau mitos-mitos seputar kesehatan anak khususnya.
Selama Tahun 2023, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) telah menangani sebanyak 1.615 konten isu hoaks yang beredar di website dan platform digital. Berdasarkan kategori, hingga Desember 2023, isu hoaks paling banyak berkaitan dengan sektor kesehatan. Kominfo menemukan sebanyak 2.357 isu hoaks dalam kategori kesehatan.
Dompet Dhuafa mengundang pakar kesehatan anak, dr. Arifianto, Sp.A(K), atau yang akrab disapa dr. Apin, menekankan pentingnya orang tua memiliki pengetahuan dasar tentang kesehatan anak agar dapat mengambil langkah yang tepat saat anak sakit. Literasi kesehatan yang baik sangat menentukan, apakah anak mendapat penanganan yang tepat atau tidak?
Baca juga: Dompet Dhuafa Ajak #JadiManfaat Muliakan Yatim di Muslim Life Fest 2022
Ia juga mengingatkan orang tua untuk berhati-hati terhadap informasi yang tersebar di media sosial, karena seringkali informasi tersebut tidak lengkap. Oleh karena itu, dr. Apin mendorong orang tua untuk memperkaya pemahaman mereka dengan membaca artikel yang terpercaya atau buku-buku tentang kesehatan anak.
“Jadi saya menekankan bahwa semua orang tua itu punya kewajiban untuk membekali dirinya dengan ilmu kesehatan anak supaya tidak salah langkah ketika anaknya itu sakit,” ujar dr Apin, sapaannya.
Selain memaparkan tentang bagaimana menjadi orang tua yang cermat, dr Apin juga menyampaikan terkait mitos-mitos seputar kesehatan anak.
Dalam paparannya dr Apin juga menyampaikan bahwa demam terjadi bukan sebagai penyakit, melainkan sebagai tanda adanya penyakit. Demam sebenarnya memiliki manfaat, karena pada suhu tubuh yang lebih tinggi, kuman, virus, dan bakteri jahat lebih mudah dilawan dan dikeluarkan dari tubuh.
“Saya meminta agar orang tua itu berteman dengan demam, supaya mereka tidak mudah panik ketika anaknya demam dan tidak bermudah-mudah menurunkan suhu ketika anak mengalami demam, karena pada kondisi demam itu, sebenarnya tujuannya agar membuat tubuh cepat sembuh tapi di sisi lain juga harus tahu kondisi kegawat daruratannya apa yang membuat orang tua harus membawa anaknya pergi ke dokter ketika menghadapi anak demam disertai dengan gejala-gejala lainnya,” tambah dr Apin.
Orang tua diimbau untuk berperan aktif saat berkonsultasi dengan dokter, bukan hanya sebagai penerima informasi, tetapi juga memberikan umpan balik dan bersikap kritis terkait apa yang telah didiagnosa sebelumnya.
“Harapannya adalah orang tua termotivasi untuk terus menerus menambah wawasan kesehatan penyakit anaknya, dan orang tua harus mampu merubah perilaku ketika pergi ke dokter tidak menjadi objek yang pasif tapi menjadi orang yang aktif juga memberikan umpan balik ke dokter, tidak pasrah ketika dibilang sakitnya apa, tapi bersikap kritis untuk bertanya lebih lanjut apa diagnosa penyakitnya dan boleh bertanya kenapa anak saya diberikan terapi atau treatment seperti ini,” ungkap dr Apin.
Baca juga: Wakaf: Bisnis Berkah Cuan Berlimpah
Oktaviani Amelia, salah satu peserta, merasa sangat terbantu dengan talkshow tentang kesehatan anak, karena menurutnya kesehatan anak selalu menjadi sumber kekhawatiran.
“Alhamdulillah tadi menyimak beberapa tips sebagai orang tua ketika anak demam, batuk atau ada sakit lainnya, ini menyadarkan saya bahwa kita harus aware dan harus mau belajar lebih banyak terkait kesehatan anak” ujarnya.
Sebagai penutup, dr Apin juga mengungkapkan tiga hal yang harus diperhatikan oleh para orang tua. Saat berkunjung ke dokter, penting orang tua untuk memastikan mereka pulang dengan tiga informasi utama. Pertama, mengetahui diagnosis yang diberikan dalam istilah medis untuk dapat melakukan cross check terkait penyakit tersebut. Kedua, jika diberikan terapi, misalnya antibiotik, penting untuk menanyakan alasan pemberiannya. Ketiga, memahami kapan harus kembali ke dokter dan mengenali tanda-tanda kondisi darurat yang memerlukan penanganan segera.
Baca juga: Beginilah Cara Investasi sambil Berbagi Lewat Sukuk Wakaf
Selain edukasi kesehatan anak, Dompet Dhuafa juga terus gencar menyuarakan isu Palestina, melalui program Preloved For Palestine, Dompet Dhuafa ingin mengajak para pengunjung untuk ikut berbagi barang yang masih layak pakai untuk bisa dijual kembali.
Hasil penjualan preloved akan didonasikan untuk kampanye Wakaf Ambulans Palestina. Barang yang bisa disumbangkan meliputi pakaian seperti kemeja, baju koko, celana panjang, sepatu, sandal, gamis, khimar, rok, dan mukena. Dompet Dhuafa juga menyediakan cek kesehatan melalui booth layanan kesehatan bersama Layanan Kesehatan Cuma-Cuma (LKC). (Dompet Dhuafa)
Teks dan foto: Anndini Dwi Putri
Penyunting: Dhika Prabowo