BALI — Dompet Dhuafa mengadakan Aksi Kepung Sampah sekaligus melakukan audit terhadap sampah-sampah yang berhasil dikumpulkan dalam kegiatan Voluntrip Waste Summit yang berlangsung di 11 provinsi di Indonesia, salah satunya Bali. Di sana, Aksi Kepung Sampah dilakukan di Kawasan Wisata Pantai Padang Galak, Denpasar, Bali pada Minggu (24/9/2023).
Sekitar 200 peserta dari berbagai kalangan, mulai dari masyarakat sipil, komunitas, lembaga, hingga institusi pemerintah, turut hadir menjadi relawan dalam aksi ini. Dompet Dhuafa pun melibatkan berbagai unit organnya guna mensukseskan kegiatan ini, di antaranya Dompet Dhuafa Volunteer (DDV) sebagai gawangnya, kemudian Disaster Management Center (DMC), dan Lembaga Pelayan Masyarakat (LPM).
Baca juga: Kepung Sampah: Relawan Bertukar Pikir dengan Lepas Bersama Praktisi Lingkungan
Dua hari sebelum Aksi Kepung Sampah berlangsung, yakni Jumat (22/9/2023), Tim DDV dan DMC menggelar kegiatan edukasi sampah bagi para pelajar di Bali. Kegiatan ini menghadirkan Imelda Naomi, si penulis buku “Luftan dan Monster”. Selain itu, juga dilakukan pemeriksaan kesehatan terhadap siswa-siswa sekolah oleh seorang dokter relawan spesialis, yaitu dr Tsaqyla Sabansya.
Selanjutnya, pada Sabtu (23/9/2023), Dompet Dhuafa menghadirkan Andre Dananjaya dari Kopernik untuk membedah serial film “Pulau Plastik”, sebuah serial film dokumenter tentang bahaya sampah plastik. Di hari yang sama juga, tim gabungan DDV, DMC, dan LPM melakukan simulasi Aksi Kepung Sampah sekaligus bagaimana melakukan audit sampah terhadap sampah-sampah yang nanti berhasil dikumpulkan.
“Bagi jenis sampah organik, akan kami kirim ke TPS, sedangkan untuk sampah yang bisa didaur ulang kembali, akan kami serahkan ke bank sampah di daerah Sesetan,” terang Nur Kholis Abdillah selaku Ketua Panitia Voluntrip Waste Summit Bali.
Dompet Dhuafa mencatat, jumlah sampah yang berhasil dikumpulkan oleh para relawan di sepanjang Pantai Padang Galak ada sebanyak 287 kilogram. Sedangkan, jenis sampah terbanyak adalah sampah organik, lalu sampah botol plastik. Kemudian sampah jenis single layer dan multi layer mengikuti setelahnya.
“Yang berhasil kita kumpulan adalah sebanyak 287 kilogram. Sampah yang paling mendominasi adalah sampah organik, kedua botol plastik, lalu plastik single layer. Sampah plastik ini akan sulit terdaur ulang karena sulit diserap oleh bank sampah dan di alam pun membutuhkan waktu ratusan tahun untuk bisa terurai,” ungkap Ika Akmala selaku Community & Volunteers Dompet Dhuafa.
Selanjutnya, data yang diperoleh ini nantinya akan menjadi Public Report berupa jenis-jenis sampah yang ada di berbagai destinasi wisata di Indonesia. Hasil laporan ini bisa menjadi landasan baik bagi pemerintah maupun perusahaan atau organisasi untuk menerapkan kebijakan yang pro terhadap pengelolaan sampah di Indonesia.
Baca juga: Atasi Permasalahan Sampah, Dompet Dhuafa Helat Voluntrip Waste Summit
Pada waktu bersamaan, Aksi Kepung Sampah juga berlangsung di dua provinsi lainnya, yaitu Sumatra Utara dan Jawa Barat. Sebelumnya, aksi yang sama juga telah berlangsung di 4 lokasi, yaitu Jawa Tengah, Papua, Sulawesi Tenggara, dan Nusa Tenggara Timur. Kemudian, masih ada 4 lokasi lainnya yang menjadi sasaran aksi ini, yaitu Aceh, Nusa Tenggara Barat, Maluku Utara, dan Kalimantan Timur.
Pada Aksi Kepung Sampah dan audit sampah ini, Dompet Dhuafa memang menyasar kawasan-kawasan alam, khususnya yang kerap didatangi oleh pengunjung sebagai destinasi wisata. Baik itu kawasan pendakian gunung, pantai, hingga sungai. (Dompet Dhuafa/Muthohar)