TANGERANG SELATAN — Dalam rangka peningkatan kapasitas di lingkungan sekolah tentang tanggap bencana gempa dan kebakaran, Dompet Dhuafa melalui Disaster Management Center (DMC) mengadakan Sosialisasi Madrasah Aman Bencana kepada siswa Madrasah Ibtidaiyah (MI) Nurun Najah 1 Pondok Ranji, Tangerang Selatan. Pada Rabu (10/05/2023), sekitar 150 siswa yang terdiri dari kelas 4-6 turut serta dalam sosialisasi ini.
Para siswa mengikuti materi tentang dasar-dasar kebencanaan, cara pemetaan wilayah evakuasi, pengetahuan tentang bagaimana cara memadamkan api skala kecil serta simulasi kebencanaan gempa dan kebakaran.
“Kegiatan ini sangat positif. Mudah-mudahan dengan kedatangan Tim DMC untuk menanggulangi bencana ini anak-anak mulai terbangun kesadaran dan mengetahui tentang bagaimana kita menghadapi bencana. Harapannya semoga tidak ada musibah dan seandainya ada musibah, anak-anak sudah sedikit tahu bagaimana cara menanggulanginya,” tutur Titin selaku kepala sekolah MI Nurun Najah 1 Pondok Ranji.
Baca juga: Siap Siaga Bencana di Perkotaan, Dompet Dhuafa Latih Pengemudi Ojol Tangguh Hadapi Bencana
Selain itu, anak-anak juga mencoba simulasi memadamkan api dan simulasi ketika terjadi bencana gempa bumi. Cherry Kafiana Kintuah, salah satu murid kelas 6-B mencoba memadamkan api dengan APAR. Beberapa teman bersorak-sorak memberikan semangat untuknya.
“Hari ini kegiatannya mematikan api, cara pertama tabung gas dimatikan dengan tangan, kedua mematikan dengan handuk yang basah dan ketiga menjadi pendamping untuk mematikan api menggunakan APAR. Tadi saya cuma bantu mengarahkan teman saya mematikan api dan ternyata teman saya mengarahkannya ke teman-teman yang lain. Jadi asapnya ke arah mereka dan batuk-batuk,” kata Cherry.
“Seru banget. Pengen coba lagi yang pakai APAR. Karena tadi saya cuma bantu arahin teman saya dari belakang,” lanjutnya.
Baca juga: Dompet Dhuafa Tumbuhkan Semangat Literasi Mitigasi Bencana Lewat Pesantren Kilat
Edukasi mitigasi bencana sangat penting diajarkan pada anak-anak usia sekolah. Tujuan dari kegiatan ini ialah untuk memberi pengetahuan kepada guru dan siswa, apabila terjadi gempa dan bencana kebakaran apa saja antisipasi yang harus dilakuka, baik untuk menyelamatkan diri sendiri maupun keluarga. Karena banyak anak di bawah 15 tahun yang menjadi korban gempa bumi.
Menurut data UNICEF, pada gempa berkekuatan 5,6 magnitudo di Cianjur lalu, diperkirakan terdapat 100 anak di bawah umur 15 tahun yang kehilangan nyawa mereka. Jumlah itu setara dengan 37 persen dari 272 jumlah total yang meninggal.
Sementara itu, saat gempa Palu tahun 2018, Direktur Pendidikan Khusus dan Layanan Khusus Kemendikbud mencatat ada 23 anak meninggal dunia, 35 hilang dan 85 anak terpisah dari orang tuanya. Sebanyak 600-an gedung sekolah rusak, 3.051 ruang kelas mengalami kerusakan, sementara 1.460 di antaranya rusak berat.
“Perlu diajarkan sejak usia sekolah agar memberikan pendalaman pengetahuan dan kesiapsiagaan, sehingga siswa dan guru mampu bertindak pada saat, sebelum dan sesudah terjadinya bencana. Hal ini juga dilakukan untuk meminimalisir dampak yang terjadi,” jelas Achmad Lukman selaku Humanitarian Academy Manager DMC Dompet Dhuafa.
“Saya ucapkan terima kasih kepada DMC untuk pembekalan materi kepada anak-anak kami semua. Mudah-mudahan ilmu yang diberikan dari DMC Dompet Dhuafa bermanfaat buat anak-anak, keluarga dan di masyarakatnya,” lanjut Titin.
Selain itu, sekolah MI Nurun Najah 1 Pondok Ranji juga memberikan donasi kemanusiaan melalui DMC Dompet Dhuafa dalam program Indonesia Siap Siaga. Dalam iuran orang tua murid dan guru sekolah MI Nurun Najah 1 Pondok Ranji ini, mereka menyisihkan sedikit rezeki untuk layanan bantuan bagi penyintas bencana.
Bagi sekolah yang tertarik untuk belajar mitigasi bencana. Dapat menghubungi kami via media sosial, call center, dan email yang tertera di laman resmi DMC Dompet Dhuafa. Mari rapatkan barisan dan perkuat kapasitas dalam menghadapi bencana dan menjaga bumi pertiwi. Karena Bumi Cuma Satu. Mari Berdaya Hadapi Bencana. (Dompet Dhuafa/DMC)