AGAM, SUMATRA BARAT — Dompet Dhuafa melalui Disaster Management Center (DMC) dan Dompet Dhuafa Cabang Singgalang turut merespons situasi Gunung Marapi yang kembali mengeluarkan suara dentuman dan gemuruh serta menghembuskan hujan abu di Desa/Nagari Bukik Batabuah, Kecamatan Candung, Kabupaten Agam, Sumatera Barat, Sabtu (13/1/2024) hingga Minggu (14/1/2024) pagi.
Sebelumnya pada Desember lalu, BNBP setempat menetapkan batas aman wilayah adalah radius 3 kilometer dari pusat erupsi. Melihat situasi terkini setelah Gunung Marapi kembali memuntahkan lontaran batu, status aktivitas berubah dari Level II (Waspada) menjadi Status Level III (Siaga) dan menjadi radius 4,5 kilometer.
Tim DMC Dompet Dhuafa dan Dompet Dhuafa Singgalang menggencarkan layanan siaga untuk warga di Desa Bukik Batabuah yang beradius 4,5 kilometer dari pusat erupsi sebagai wilayah paling berisiko terdampak erupsi. Atas dasar itu, Pos Hangat dan Dapur Umum didirikan guna membantu pelayanan kepada warga di tengah kondisi siaga saat ini.
Baca juga: Gunung Marapi Erupsi, Dompet Dhuafa Bantu Percepatan Respons Kebencanaan
Selain itu, pemetaan jalur evakuasi dan edukasi kesiapsiagaan kepada warga menjadi fokus utama saat ini agar mengurangi risiko bencana yang mungkin hadir tak kenal waktu.
“Semenjak mendapatkan kabar bahwa Gunung Marapi Sumatra Barat naik status dari Level 2 ke Level 3, kami melakukan antisipasi kejadian yang tidak kita inginkan dengan melakukan pantauan Gunung Marapi secara visual dengan bergabung di Pos Siaga Gunung Marapi Sumbar yang beralamat di Dusun Rubang, Jorong Batang Silasiah, Desa Bukik Batabuah, Kecamatan Candung, Kabupaten Agam,” terang Narwan selaku Manager Tanggap Darurat, Pemulihan, dan Kerelawanan DMC Dompet Dhuafa soal rencana aksi untuk respons erupsi Gunung Marapi.
“Tidak hanya mensiagakan tim dan mengamati aktivitas Marapi secara visual, kami pun memberikan edukasi kepada warga yang masuk radius zona erupsi Gunung Marapi agar selalu waspada dan apabila aktivitas meningkat agar mau mengevakuasi mandiri ke titik yang lebih aman. Lalu kami memberikan masker untuk antisipasi adanya gangguan debu vulkanik,” lanjut Narwan.
Baca juga: Dompet Dhuafa Terjunkan Tim Respons Guna Percepatan Penanganan Banjir Bandang di Bandung
“Tidak hanya kepada masyarakat yang terdampak saja, layanan (juga) kita berikan kepada para petugas pos gabungan berupa Dapur Umum dan Dapur Air, agar stamina Tim Pos Siaga Marapi tetap dalam kondisi yang fit,” jelasnya lagi.
Hujan abu yang terus turun akibat erupsi membuat Tim DMC Dompet Dhuafa tanggap membagikan ratusan lembar masker kepada warga Desa Bukik Batabuah untuk mengantisipasi risiko ISPA akibat abu vulkanik. Pembagian masker ke warga meliputi pula sosialisasi kondisi siaga saat ini untuk percepatan proses evakuasi warga ke tempat yang lebih aman.
Pembagian masker merupakan aksi lanjutan apa yang telah dan terus diupayakan Tim DMC pada Desember lalu. Mulai Sabtu (13/1/2024) sampai Minggu (14/1/2024), intensitas pembagian masker dan edukasi kondisi-kondisi siaga terus ditingkatkan sebagai tanggapan cepat menindaklanjuti kondisi yang terjadi. Kebutuhan masker dinilai mendesak dan harus segera dipenuhi.
Baca juga: Edukasi Kapasitas Tanggap Darurat Erupsi Merapi Guna Penanggulangan Bencana
“Terjadi hujan abu kembali (14/01/2024) pasca tadi malam terjadi juga. Dan sekarang terjadi hujan abu yang cukup lebat. Mudah-mudahan segera mereda dan tetap harus memakai masker untuk masyarakat yang berada di sekitar sini (Desa Bukik Batabuah),” lapor Amrullah selaku Koordinator Lapangan Tim Siaga Erupsi Gunung Marapi DMC Dompet Dhuafa.
Amrullah juga melaporkan langsung dari lokasi bahwa belum ada warga yang mengeluhkan terkait gangguan akibat ISPA. Semoga bantuan yang dilakukan tim terus bisa menjaga kondisi stabil dan aman untuk warga.
Selain itu, Tim DMC Dompet Dhuafa bersama dengan Tim Gabungan dari TNI, BPBD Sumatra Barat, KSB (Kelompok Siaga Bencana), dan perangkat desa setempat melakukan pemetaan jalur evakuasi untuk mempercepat membawa warga ke titik-titik wilayah yang aman untuk mengantisipasi kondisi buruk yang mungkin terjadi.
Hingga berita ini diliris, tercatat ada 11 KK 38 jiwa warga Desa Bukik Batabuah yang berhasil dievakuasi. Kendala yang dihadapi saat evakuasi adalah faktor cuaca dan sebagian warga yang memilih untuk bermukim di rumah sanak keluarga karena alasan pekerjaan, dan lain-lain.
Baca juga: Gunung Lewotobi Laki-Laki Siaga, Warga Mengungsi, Dompet Dhuafa Hadirkan Dapur Umum
Kabid BPBD Agam, Ichwan, berharap warga tidak melakukan aktivitas di wilayah radius 4,5 kilometer dari pusat erupsi. Kondisi ini menuntut kerja evakuasi yang cepat.
“Kita awalnya memberikan dua opsi kepada warga. Pertama mengimbau warga untuk evakuasi ke rumah famili terdekat di luar radius 4,5 sampai 4,6 kilometer. Kedua, evakuasi ke posko-posko pengungsian. Namun setelah tim ke lapangan, mereka memilih ke rumah famili terdekat di luar radius 4,5 kilometer,” ungkap Ichwan yang ditemui Tim DMC Dompet Dhuafa di Desa Bukit Batabuah.
Ichwan melanjutkan, ia mengimbau warga yang tinggal di kawasan bantaran sungai untuk menghindari jalur sungai dan segera beranjak ke posko-posko pengungsian.
Saat ini, Gunung Marapi berada pada status level III (Siaga), untuk itu Tim DMC Dompet Dhuafa tetap gencarkan layanan kondisi siaga dan percepatan proses evakuasi warga di wilayah terdampak terutama pembagian masker dan sosialisasi terkait kondisi siaga di Desa Bukik BataBuah, Kecamatan Candung, Kabupaten Agam, Sumatra Barat. (Dompet Dhuafa/DMC/MAA)