SUKABUMI, JAWA BARAT — Melalui Lembaga Pelayanan Masyarakat (LPM), Dompet Dhuafa melangsungkan Grebek Kampung di suatu pedalaman daerah Sukabumi. Berangkat dari markas Dompet Dhuafa Jakarta Selatan pada Selasa (4/4/2023), para insan Dompet Dhuafa menempuh jarak sekitar 200 kilometer selama 7-8 jam perjalanan darat menggunakan armada roda empat, untuk bertandang ke Kampung Cicangkuang, Desa Cimahpar, Kecamatan Kalibunder, Sukabumi.
Sesampainya di sana, Dompet Dhuafa disambut antusias oleh sekitar 200 orang warga Kampung Cicangkuang. Grebek Kampung ala Dompet Dhuafa merupakan suatu program yang rutin bergulir pada bulan Ramadan dengan menghadirkan aktivitas kebersamaan masyarakat, serta giat spiritual dan berbagi.
Baca juga: Bersama Armada Band, Dompet Dhuafa Grebek Kampung Sekitar Sungai Ciliwung
“Tua-muda, pria-wanita, warga Cicangkuang luar biasa antusias. Hari pertama kita langsung guyub menggelar Dapur Umum untuk mempersiapkan buka puasa bersama, mengawali aktivitas Grebek Kampung. Para ibu-ibu memasak ragam menu makanan khas sunda, yang bapak-bapak mencari ikan dan memetik kelapa,” sebut Priyanto, tim LPM Dompet Dhuafa selaku PIC Grebek Kampung di Cicangkuang.
Bukan hanya ada Dapur Umum buka puasa bersama, giat Grebek Kampung juga menghadirkan aktivitas lain, di antaranya Borong Dagangan UMKM, Aksi Bersih Masjid, Pesantren Kilat, Tunai Hutang Pokok, distribusi bantuan Parsel Ramadan, Tukar Mukena, hingga Belanja Bareng Yatim.
Baca juga: Grebek Gerobak Bantu Pedagang Kecil Bertahan di Tengah Pandemi
“Distribusi bantuan dalam program ini kami tujukan juga bagi para lansia, single parent, anak yatim, juga dhuafa. Semua digulirkan untuk tujuan bersama membangkitkan semangat Ramadan, membangun spiritual anak-anak, meremajakan rumah ibadah, peduli lansia, peduli guru ngaji, serta berdayakan usaha mikro,” ungkap Priyanto.
“Hatur nuhun (terima kasih), Cu, sudah borong (dagangan) sate saya. Sing (semoga) berkah dan manfaat lagi untuk dimakan buka puasa bersama,” aku Nija (60), pedagang Sate Ayam panggul keliling, salah satu Penerima Manfaat Borong Dagangan UMKM Grebek Kampung Cicangkuang.
Priyanto juga menjelaskan, Grebek Kampung di Cicangkuang menjadi sangat menarik sebab secara akses di Kampung Cicangkuang sulit dijangkau, secara transportasi pun tidak ada angkutan, jalannya terjal berbatu dalam area perbukitan. Meski ada listrik, namun internet belum masuk.
Baca juga: Grebek Kampung Ramadahan Sambangi Ujung Kulon, Guyubkan Warga Tanjung Lame
Mata pencaharian utama warga Cicangkuang adalah membuat gula kelapa. Mereka menyadap getah kelapa yang kemudian diolah menjadi gula kelapa. Sebagian lagi ada yang sambil bertani padi, berkebun buah alpukat dan lainnya.
“Hari kedua ini kami keliling, sembari menyambangi beberapa kediaman saat distribusi Parsel Ramadan untuk guru ngaji dan lansia. Ketemu Bu Ijon keluarga pembuat gula kelapa, tinggal serumah bareng ibundanya yaitu Mak Karmi yang berusia 90 tahun,” aku Priyanto di Grebek Kampung hari kedua, Rabu (5/4/2023).
“Siang ini aktivitas kita Belanja Bareng Yatim dan Pesantren Kilat. Perjalanan belanja agak jauh karena di sini tidak ada area pusat pertokoan. Kalau Pesantren Kilat di sini, di Madrasah Al Badar, yang baru saja berdiri kembali oleh swadaya masyarakat, sebab bangunan itu belum lama rubuh karena bangunan yang usang. Alhamdulillah, kini aktif digunakan kembali oleh anak-anak belajar,” pungkas Priyanto. (Dompet Dhuafa/Dhika Prabowo)