Tuai Kebaikan di Tengah Kekurangan, Dompet Dhuafa Hadirkan Air Bersih untuk Ponpes Madarijul Ulum Al Utsmani

wakaf-sumur-dompet dhuafa

SERANG, BANTEN — Angin yang bertiup disertai derai rintik hujan terasa sejuk di Pondok Pesantren Madarijul Ulum Al Utsmani, Kemuning, Kecamatan Waringin, Serang pada Selasa (14/3/2023). Cuaca yang baik ini seolah memberikan secercah harapan bagi warga yang mendiami pondok.

Bagaimana tidak, sejak tahun 2003, Pondok Pesantren (Ponpes) Madarijul Ulum Al-Utsmani kesulitan untuk mengakses air untuk kebutuhan sehari-hari. Kurangnya air bersih yang tak layak menjadi kendala bagi mereka. Untuk menjalani aktivitasnya, para santri, pengurus, pengajar hingga masyarakat sekitar Ponpes pun harus menggunakan air dari penampungan dan resapan hujan.

Tak hanya kesulitan akses air bersih, satu bulan terakhir Ponpes Madarijul Ulum pun harus kembali menerima kenyataan pahit. Kamar mandi yang biasa digunakan untuk beraktivitas oleh para santri dan pengurus, ambruk, dan hanya menyisakan dinding batu bata yang tak rata, tanpa atap, ataupun pelindung.

Baca juga: Sumur Wakafmu Memberikan Kehidupan dan Mengalirkan Kebaikan di Ciomas Banten

wakaf-sumur-dompet-dhuafa
Kondisi kolam tadah hujan yang biasa digunakan untuk mengambil air wudu oleh para santri Ponpes Madarijul Ulum Al Utsmani, Serang, Banten.
wakaf-sumur-dompet-dhuafa
(dari kiri) Wandi, Rijal, dan Adri melakukan aktivitas di kolam tadah hujan warga.

Hal tersebut disebabkan oleh kondisi kamar mandi yang sudah lapuk dan material yang kurang memadai. Dengan yang demikian itu, tak heran jika cuaca yang ekstrem berhasil memporak-porandakan satu-satunya kamar mandi yang mereka miliki.

Rusaknya kamar mandi itu membuat para santri harus menempuh jarak yang cukup membuat peluh bercucuran untuk menuju kolam tadah hujan. Kondisi tersebut dirasakan betul oleh Wandi, Rijal, dan Adri, para santi yang tinggal di Ponpes Madarijul Ulum Al Utsmani.

“Kami cuma pengin punya MCK yang layak dan higienis, Kak. Ada tempat air bersih,” keluh Adri.

“Iya Kak, lumayan jauh jaraknya (kolam tadah hujan), susah kalau nyuci dan airnya kurang layak,” timpal Rijal.

Payah-payah dilamun ombak, tercapai juga tanah tepi. Setelah penantian panjang para santri dan pengurus Ponpes, Dompet Dhuafa berupaya untuk membantu mengatasi permasalahan tersebut dengan memberikan bantuan air bersih berupa pembangunan sumur bor serta MCK di sana.

Baca juga: LKC Dompet Dhuafa Launching Program Air Untuk Kehidupan Di Kawasan Sehat Gili Gede Indah Lombok

wakaf-sumur-dompet dhuafa
Kondisi kloset kamar mandi Ponpes Madarijul Ulum Al Utsmani, Serang, Banten.
wakaf-sumur-dompet-dhuafa
Adri, Wandi, dan Rijal saat menempuh perjalanan menuju kolam tadah hujan.

Sarifudin, selaku pengurus Ponpes Madarijul Ulum Al Utsmani mengungkapkan bahwa permukaan air di wilayah ponpes cukup dalam, yakni berkisar 30 meter. Dengan adanya puluhan santri, kebutuhan air belum tercukupi. Meski mengandalkan kolam tadah hujan, tapi begitu musim penghujan berakhir, kekurangan air tetap mereka rasakan.

“Kalau mandi untuk di pondok itu yang darurat-darurat saja, karena kalau digunakan semua santri di sini airnya kekurangan. Makanya, kalau kebiasaan rutinitasnya kita menggunakan tadah hujan, kita ngikut ke kobakan orang kampung. Itupun kalau musim kemarau cukup mengkhawatirkan juga. Karena itu memang air resapan hujan, tidak ada aliran. Kalau memang hujan tidak ada, otomatis dia meresap dan berkurang juga,” cerita Sarifudin.

Ponpes Madarijul Ulum sendiri telah mengembangkan pendidikan agama di Desa Kemuning sejak tahun 2003. Ponpes ini merupakan lembaga pendidikan yang menaruh perhatian besar terhadap anak bangsa. Pesantren yang diasuh oleh Mafroh Baidhowi beserta segenap keluarga ini mempunyai tujuan besar, yaitu mencetak generasi bangsa yang bertakwa kepada Allah Swt, berakhlak mulia, cerdas, kreatif, inovatif, dan produktif, khususnya di bidang keagamaan.

Baca juga: Kekurangan Air Bersih, Dompet Dhuafa Alirkan Air Kehidupan dan Jamban Komunal untuk Masyarakat OKU Timur

Di sinilah para santri digembleng pendidikan yang tidak dipungut biaya. Ponpes Madarijul Ulum Al Utsmani menyediakan berbagai paket sekolah untuk para santrinya. Keterbatasan ekonomi juga menjadi penyebab para santri tidak memilih sekolah formal.

wakaf-sumur-dompet-dhuafa
Sarifudin selaku pengurus Ponpes Madarijul Ulum Al Utsmani saat memberikan nasihat kepada para santri.
wakaf-sumur-dompet dhuafa
Para santri berada di depan kamar mandi yang sudah ambruk imbas cuaca ekstrem.

Kekurangan tak menjadi hambatan, para santri dan pengurus tetap menjalankan setiap aktivitasnya dengan lapang dada. Para santri tetap semangat menuntut ilmu, bergotong-royong, dan menjalankan rutinitas sehari-hari, terus berjalan untuk meraih mimpi mereka.

“Paket di sini gratis, cuma pakai fotokopi ijazah sekolah. Kita jadi semangat belajarnya. Apalagi mau jadi ustaz,” imbuh Adri.

“Keadaan santri kita di sini, kita tidak menarget bayar apa-apa, kita lillahita’ala. Kalau mau mondok di sini tidak pakai pendaftaran. Kami punya keyakinan yang tinggi, selama kami berjalan di atas yang rel yang benar, insyaallah jalan itu ada aja, jalan dari mana pun,” ujar Sarifudin penuh keyakinan.

wakaf-sumur-dompet-dhuafa
Kegiatan memasak para santri di sore hari sebelum memasuki waktu Magrib.

Ponpes Madarijul Ulum Al Utsmani juga tidak akan membatasi siapa pun untuk menggunakan fasilitas sumur dan MCK yang baru. Bantuan dari para donatur Dompet Dhuafa telah memberikan manfaat yang luar biasa, tak hanya bagi para santri, tetapi juga untuk masyarakat sekitar.

“Iya insyaallah.. semua itu kan tujuan kita bersama membuka fasilitas untuk mereka, bahkan lingkungan sekitar juga kami terbuka. Jadi siapa pun masyarakat, kami tidak batasi. Kami terbuka, siapa pun boleh. yang penting sama-sama menjaga kebersihan,” tutup Sarifudin. (Dompet Dhuafa/Anndini)

Mari Ikut Hadirkan Sumur Air Bersih untuk Santri melalui link berikut:

WAKAF SUMUR SEKARANG