Karmadi (50) warga dusun Truko desa Branjang kecamatan Ungaran Barat memiliki semangat yang luar biasa meski dalam keterbatasan ekonomi. Ia merupakan petani jamur tiram yang menggantungkan hidupnya dari hasil penjualan jamur. Rata-rata dari usahanya, Karmadi bisa menghasilkan 5 kilogram (kg) jamur dengan harga jual Rp 10.000 per kg. Sedikit? Bagi kita, tapi tidak bagi Karmadi. Hasil tersebut sangat disyukuri karena dengan itulah ia bisa menyekolahkan putrinya hingga ke bangku SMA.
Buah jatuh tak jauh dari pohonnya, mungkin pepatah itulah yang tepat untuk menggambarkan semangat yang dimiliki Desi, putri Karmadi yang kini telah menyandang gelar sarjana. Tak beda dengan ayahnya, Desi juga tidak pantang menyerah untuk menempuh pendidikan tinggi meski dengan keterbatasan ekonomi. Beruntung, Desi merupakan salah satu penerima beastudi Etos Dompet Dhuafa di Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) Surabaya.
Jamur tiram merupakan komoditas yang kian hari kian digemari masyarakat. Lihat saja betapa banyaknya jenis makanan olahan berbahan jamur yang semakin menjamur di masyarakat dari mulai jamur crispy, mie ayam jamur, steak jamur hingga aneka masakan olahan berbahan jamur yang disajikan di restoran mewah.
Dari hasil survei pasar, rata-rata kebutuhan jamur tiram per hari mencapai lebih kurang 4 kuintal, sementara yang bisa disuplai hanya sekitar 1 kuintal per hari. Peluang yang cukup menjanjikan. Itulah sebabnya, dengan melihat semangat pantang menyerah Karmadi untuk terus menekuni usaha jamur tiram, Dompet Dhuafa Jawa Tengah (DD Jateng) mencetuskan ide untuk memberdayakan ekonomi warga dusun Truko dengan membangun “Dusun Jamur”.
Dengan pemberdayaan tersebut, warga dengan semangat bertumbuh seperti Karmadi akan diajak untuk membudidayakan jamur tiram. Kenapa jamur? Karena jamur merupakan salah satu tanaman yang tidak kenal musim, perawatan mudah, sangat digemari masyarakat dan peluang pasar yang masih terbuka sangat lebar.
Dengan adanya “Dusun Jamur” ini diharapkan dapat menggerakkan gairah perekonomian di dusun Truko desa Branjang, dan memberdayakan warga dusun tersebut. Kedepannya, Dompet Dhuafa Jateng mempunyai mimpi untuk menjadikan dusun Truko sebagai desa wisata jamur tiram. Semoga Allah memudahkan.