GAZA, PALESTINA — Ratusan warga Palestina telah berpulang ke sisi-Nya lantaran menjadi korban kekerasan Israel yang dengan tegas telah menyatakan perang melawan Hamas pada Minggu (8/10/2023). Tercatat, hingga Selasa (10/10/2023) sore, jumlah korban tewas di Palestina ada sebanyak 770 orang dan korban luka-luka sebanyak 4.000 orang. Masyarakat sipil, relawan kemanusiaan, hingga diaspora dari berbagai negara, termasuk Indonesia, turut terdampak konflik berkepanjangan ini.
Melalui pantauan oleh berbagai media, tangisan sedih bergema di antara puing-puing bangunan. Kesehatan dan kesejahteraan anak-anak serta lansia merentan akibat konflik yang tak berkesudahan ini.
Untuk itu, pada Selasa (10/10/2023), Dompet Dhuafa melalui Disaster Management Center (DMC) segera mengirim bantuan darurat bagi para penyintas yang terdampak perang Israel melawan Hamas, pejuang kemerdekaan Palestina. Bantuan ini berupa 125 paket pangan untuk para pengungsi di wilayah pengungsian Jabalia Camp, Gaza. Sebanyak 500 jiwa terbantu oleh program bantuan tersebut.
Baca juga: Ambulans Kemanusiaan di Gaza Palestina Kena Serangan Rudal Israel
“Saat ini fokus DMC Dompet Dhuafa adalah memberikan bantuan tanggap darurat bagi masyarakat sipil, anak-anak, dan kelompok rentan lainnya sebagai akibat peningkatan eskalasi kontak bersenjata,” ujar Arif Rahmadi Haryono Chief Executive DMC Dompet Dhuafa melalui pesan singkat.
“DMC akan berkoordinasi secepat mungkin dengan para pemangku kepentingan strategis untuk dapat mencari solusi atas permasalahan krisis kemanusiaan yang membayangi di depan mata,” lanjutnya.
Berdasarkan laporan yang dikumpulkan Dompet Dhuafa, kini warga Gaza memerlukan bantuan pangan, layanan kesehatan, khususnya bagi anak dan kelompok rentan, bantuan psikososial untuk mengurangi trauma, dan layanan pendidikan.
Baca juga: Ribuan Jiwa Meninggal Dunia, Dompet Dhuafa Serukan Penghentian Kekerasan Israel Atas Palestina
Di sisi lain, sebagai akibat dari pemutusan saluran energi oleh Pemerintah Israel, saat ini pasokan listrik ke Gaza hanya cukup untuk 2—3 jam saja per harinya. Hal ini tentu akan membawa dampak besar bagi layanan darurat kesehatan untuk para penyintas kekerasan Israel di Palestina.
Kondisi di atas kemudian juga diperburuk oleh kenyataan bahwa akses air bersih juga terputus yang berarti membahayakan segenap masyarakat Palestina. Juru Bicara Sekretaris Jenderal PBB, Stéphane Dujarric mengatakan bahwa saat ini banyak orang tidak memiliki akses ke listrik dan internet, dan akan segera kehabisan persediaan makanan dan air yang penting untuk kehidupan mereka.
“Kerusakan fasilitas air, sanitasi, dan kebersihan telah mengganggu layanan bagi lebih dari 400.000 orang,” kata Dujarric sebagaimana dikutip dari BBC, Senin (9/10/2023).
“Pembangkit Listrik Gaza sekarang menjadi satu-satunya sumber listrik dan bisa kehabisan bahan bakar dalam beberapa hari,” lanjut Dujarric.
Setelah mengetahui fakta-fakta di atas, Dompet Dhuafa mengajak seluruh Sahabat Dompet Dhuafa untuk merapatkan barisan dan perkuat solidaritas untuk pembebasan serta perdamaian Palestina. Semoga, kedamaian terus mengemuka di Bumi ini dan kekerasan Israel di atas tanah Palestina tak lagi menorehkan duka dan air mata.(Dompet Dhuafa)