SERANG, BANTEN — Suara riang anak-anak bergema di halaman Madrasah Diniyah Takmiliyah Awaliyah (MDTA) Al-Khairiyah, Tegalsari, Walantaka, Kota Serang. Wajah-wajah ceria siswa tampak saat mereka mulai memasuki dan duduk di ruang kelas yang baru, bersih, dan nyaman. Namun di balik senyum itu, ada cerita panjang penuh perjuangan sebelum akhirnya proses renovasi sekolah terwujud.
Bertahun-tahun lamanya, siswa MDTA Al-Khairiyah belajar di bawah ancaman. Atap yang bocor seakan siap runtuh ketika dilanda hujan, lantai retak di setiap pijakan, dan jendela rusak terbuka oleh angin berlarian. Meja dan kursi keropos termakan rayap, seakan tak henti menggerogoti harapan. Sementara, papan tulis tak lagi berguna. Namun, semangat anak-anak tak pernah padam, meski bahaya kerap mengancam.
Kini, tepatnya Kamis (12/12/2024), ruang-ruang kelas itu sudah berdiri kukuh dengan atap yang utuh dilengkapi sarana belajar yang lebih memadai. Mimpi ini terwujud berkat kebaikan para pelanggan Matahari yang berdonasi di setiap transaksinya.
Gedung madrasah yang dulu nyaris roboh, kini telah berdiri kukuh berkat donasi pelanggan Matahari. Dana kebaikan itu disalurkan melalui Dompet Dhuafa. Sebagai mitra kebaikan, Dompet Dhuafa berhasil melakukan renovasi sekolah nonformal yang berada di Kota Serang itu.
Rosita, yang sudah 14 tahun menjadi guru dan 3 tahun menjabat sebagai Kepala MDTA Al Khairiyah, mengingat betul masa-masa sulit itu. Bagaimana ia pontang-panting kesulitan mencari bantuan.
“Sudah lama nggak ada yang peduli. Saya sudah pontang-panting ke mana-mana, nggak ada yang peduli. Karena saya tuh kasihan ya. Daripada anak-anak main gawai, jadi saya (berpikir), walaupun jelek madrasahnya, saya tetap giring (mereka) ke sekolah,” ucapnya dengan suara bergetar.
Rosita juga menceritakan bagaimana ketakutan dan kekhawatiran menghantui para murid dan orang tua siswa MDTA Al Khairiyah.
“Bu! Kalau hujan, libur aja ya, takut ketimpa,” imbuhnya menirukan ucapan salah seorang siswa kepadanya.
“Bu Guru! Anak saya nggak mau sekolah dulu lah. Belum di bangun,” ucapnya lagi menirukan salah satu wali murid.
“Terus hati saya miris ya. Ya Allah! Ngebangun dari mana segini, jadi saya tuh merasa sedih dan miris,” sambung Rosita.
Kini atap-atap sekolah itu sudah kembali utuh, lantai tak lagi rapuh, anak-anak dapat menuntut ilmu dan belajar dengan nyaman. Bantuan ini merupakan salah satu implementasi penyaluran program hasil donasi pelanggan Matahari se-Indonesia selama Ramadan 1445 H (Februari–April 2024).
Baca juga: Patungan untuk Renovasi Sekolah di Pelosok, SD Islam Binakheir Gandeng Dompet Dhuafa
PT Matahari Department Store Tbk (Matahari) kembali menyelenggarakan Program Donasi Pelanggan yang merupakan kegiatan rutin Matahari. Program ini memberikan kesempatan bagi para pelanggan Matahari untuk dapat berkontribusi memberikan bantuan di bidang kesehatan dan pendidikan bagi anak-anak di Indonesia. Pada Program Donasi Pelanggan periode Ramadan 1445 Hijriah di Febuari-April 2024, Matahari bekerja sama dengan Dompet Dhuafa.
Athar Ibrahim Khalaffaith (11) salah satu siswa MDTA Al-Khairiyah yang saat ini duduk di kelas 4 menceritakan bagaimana ia selama ini belajar dengan tidak nyaman. Namun, semangatnya untuk memperdalam agama Islam mampu mengalahkan kekhawatirannya.
“Dulu sekolahnya tuh udah agak mau roboh, terus jendelanya banyak yang rusak, mejanya juga banyak yang rusak. Sekarang madrasahnya sudah bagus, terus sudah nggak ada yang rusak juga, makin seru belajar di sini,” ujar Athar.
“Agak was-was takut roboh, deg-degan belajarnya juga jadi kurang fokus. Pernah kebocoran waktu di kelas satu sama di sini (menunjuk ruangan yang digunakan kelas 4), waktu itu hujan gede terus bocor,” kenang Athar sambil menunjuk salah satu ruangan yang dulu pernah menjadi saksi perjuangan mereka.
Matahari dan Dompet Dhuafa juga merenovasi toilet yang sebelumnya hanya digunakan sebagai tempat penyimpanan barang, lantaran tidak memiliki saluran air yang memadai. Setelah renovasi sekolah usai, toilet sudah bisa digunakan oleh guru dan siswa.
Dengan donasi pelanggan Matahari, Dompet Dhuafa berhasil merenovasi kelas-kelas MDTA Al Khairiyah. Selain itu, toilet yang dulu tidak bisa digunakan juga ikut direnovasi. Selama ini siswa-siswi MDTA Al Khairiyah kesulitan dalam mengakses toilet dan air bersih. Biasanya mereka menumpang ke rumah-rumah warga.
“Senang banget! Jadi sekolahnya makin semangat, terus makin seru juga. Teman-teman juga katanya makin semangat belajarnya,” ungkap Athar dengan wajah berbinar.
“Sekarang bisa, dulu mah nggak bisa karena kamar mandinya belum ada, masih kotor. Terus kamar mandinya dulu gudang, kalau sekarang udah bisa buang air kecil. Bersih sekarang,” cerita Athar penuh antusias.
Baca juga: GIIAS Educare Berikan Bantuan untuk Renovasi Sekolah Melalui Dompet Dhuafa
Proses renovasi sekolah memakan waktu satu bulan setengah. Pembangunan dimulai dengan gotong-royong masyarakat sekitar.
“Dalam proses pembangunan ini kami mendapat support dari warga dan wali murid untuk madrasah kami ini. Semoga yang sudah disumbangkan ke madrasah kami ini, Allah yang bisa membalasnya,” ujar Rosita.
“Pertamanya dari gotong-royong dulu menurunkan genteng, karena kalau dari tukang cuma enam orang, kalau masyarakat kan banyak jadi pekerjaan ini lebih mudah dan lebih ringan. Mereka membangun madrasah ini dengan gotong-royong,” imbuhnya.
Semangat baru ini tak hanya dirasakan oleh anak-anak, tapi juga para guru dan warga sekitar. Melalui kolaborasi ini juga guru-guru MDTA Al-Khairiyah mendapatkan satu buah laptop untuk menunjang kebutuhan operasional sekolah.
Rosita tak kuasa menyembunyikan kebanggaannya. Baginya, madrasah ini adalah tempat yang bukan hanya mengajarkan agama, tapi juga menanamkan semangat dan mimpi.
Rosita menghaturkan terima kasihnya kepada Dompet Dhuafa dan Program Donasi Pelanggan Matahari. Karena berkat program dan kerja sama ini, MDTA Al Khairiyah dapat direnovasi. Rosita merasa bangga, lantaran sekolahnya kini dapat digunakan dengan nyaman.
“Alhamdulillah ya sekarang bangga dan terima kasih kepada Dompet Dhuafa, dengan Donasi Pelanggan Matahari, yang telah membangun madrasah kami. Yang sudah berdiri begini hebatnya, tadinya mau roboh cagak sana-sini, sekarang sudah kinclong bisa dipakai oleh murid-murid saya,” imbuh Rosita.
Kini, MDTA Al-Khairiyah bukan lagi bangunan yang dihantui kekhawatiran. Di sinilah harapan baru tumbuh, di antara tawa anak-anak yang kembali riang dan mimpi-mimpi yang mulai dirangkai. Seperti kata Rosita, “Mudah-mudahan ilmu yang ada di madrasah ini bisa bermanfaat untuk anak-anak maupun masyarakat sekitar”.
Perjuangan panjang itu akhirnya berbuah manis. Madrasah yang dulu nyaris roboh, kini berdiri tegak sebagai harapan baru untuk masa depan yang lebih baik. Bagi Athar, Rosita, dan seluruh warga Tegalsari, ini bukan sekadar bangunan. Ini adalah rumah untuk menuntut ilmu, tempat mimpi-mimpi kecil mulai bersemi. (Dompet Dhuafa)
Teks dan foto: Anndini Dwi Putri
Penyunting: Ronna