TANGERANG, BANTEN — Dompet Dhuafa melalui Institut Kemandirian (IK) yang berkolaboraksi dengan DD Konstruksi menghelat peresmian Program Sekolah Tukang Ahli (STUKA) dan peluncuran buku “Reportase Puitis” karya Parni Hadi selaku Inisiator dan Ketua Dewan Pembina Dompet Dhuafa di Aula Gedung Wardah IK, Karawaci, Tangerang pada Rabu (23/8/2023) pagi.
Peresmian secara simbolis ditandai dengan penyematan atribut helm keamanan oleh Parni Hadi, Rahmad Riyadi selaku Ketua Pengurus Dompet Dhuafa, Herdiansyah selaku Direktur DD Konstruksi, Rina Fatimah selaku General Manager Divisi Pendidikan Dompet Dhuafa, Abdurrahman Usman selaku Direktur Institut Kemandirian, kepada para peserta penerima manfaat Program STUKA.
Abdurrahman Usman dalam sambutannya menyampaikan bahwa peluncuran STUKA sebagai program vokasi di bidang pertukangan dengan tahap awal di aspek konstruksi tersebut, diharapkan dapat mendukung kebutuhan akan tenaga kerja di bidang konstruksi bangunan dan mencetak lulusan-lulusan SDM yang kompeten, baik dari aspek keterampilan maupun karakter. Berkolaboraksi dengan DD Konstruksi, peserta STUKA nantinya juga akan tersertifikasi.
Baca juga: Peresmian Masjid Az-Zahra Berlangsung Khidmat Bersama Wakil Bupati Lampung Utara
“Dengan doa dan dukungan dari para guru, senior, serta masyarakat, pada paruh kedua tahun 2023 ini, Institut Kemandirian meluncurkan program Sekolah Tukang Ahli yang berkolaboraksi bersama DD Konstruksi. Program ini adalah gagasan dari guru dan orang tua kita, Bapak Parni Hadi. Gagasan philanthropreneurship ini ada di IK, yang memiliki efek multiplier. Keterampilan terasah, mendapat penghasilan, aset wakaf Dompet Dhuafa juga terjaga. Mereka juga akan tersertifikasi,” sebutnya.
Institut Kemandirian—lembaga pelatihan vokasi yang terus berinovasi dengan berbagai program pelatihan bagi masyarakat—berupaya menjadi solusi untuk mengatasi kesenjangan keterampilan SDM di Indonesia. Dengan terus melakukan inovasi pengembangan program pelatihan yang adaptif dan penguatan keterampilan karakter, Institut Kemandirian menyiapkan kaum muda yang siap kerja, siap wirausaha, dan siap sukses.
Ya, Indonesia memiliki populasi kaum muda yang besar. Kaum muda ini harus dibekali keterampilan yang cukup agar memiliki penghasilan untuk hidup layak, sehingga mereka dapat berkontribusi dalam pembangunan negeri. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, jumlah pengangguran di Jakarta mencapai 397.623 orang pada Februari 2023. Jumlah tersebut naik dibandingkan pada Agustus 2022 dengan jumlah 377.294 orang.
Mendukung hal itu, Rahmad Riyadi menceritakan beberapa pengalamannya mengenai ‘tukang’ dan pandangannya terkait program STUKA.
“Menurut saya program ini sangat bagus. Ini merupakan implementasi cita-cita DD One Vision (DD Satu Visi). Ini adalah kegiatan filantropi dan komersial, yang didukung DD Konstruksi. Artinya ini bukan murni bisnis, tapi juga sebagai miniatur bisnis yang diisi nilai-nilai dengan keuntungannya adalah keberlanjutan,” ucapnya.
“Bicara ‘tukang,’ pengalaman saya waktu menolong pengungsi WNA. Singkat cerita dulu kehidupan dia berkecukupan di tempat asalnya, pindah dan bertahan ke negara lain. Akhirnya, dia bekerja di bidang konstruksi dan saat ini dia berdaya dan melanjutkan hidup. Ini jadi inspirasi, bagaimana ‘tukang’ dilatih dan memenuhi standard kerja yang baik,” tambah Rahmad.
“Ya, teman-teman dilatih menjadi tenaga ahli, agar mereka bisa langsung menerapkan ilmunya. Pelatihan ini ada modulnya di pemerintahan. IK kini juga menghadirkan metode itu. Jangan lupa kita perhatikan kelengkapan kerja serta lakukan peregangan sebelum kerja agar tidak mudah sakit. Kita ingin sebagai lembaga melayani dengan sempurna,” jelas Rahmad Riyadi lagi.
Sekolah Tukang Ahli IK menjadi salah satu portofolio program baru Dompet Dhuafa yang tak hentinya belajar untuk melayani dan memberdayakan kaum dhuafa selama 30 tahun ini. Di usia ke-30 tahun, Dompet Dhuafa terus berkomitmen dalam mensyiarkan segala manfaat kebaikan yang dilakukan sejak awal berdirinya.
Baca juga: Didampingi PT. Rebach, Peserta Institut Kemandirian Buat Bolu Black Sesame Cake
Begitu pun dengan apa yang dilakukan Parni Hadi, yang saat ini telah menginjak usia ke-75 tahun. Bertambahnya usia membuat perenungan semakin dalam dan kesadaran bahwa kebahagiaan tidak terletak pada hal-hal yang kita miliki. Tetapi, pada apa yang kita berikan dan bagikan kepada orang lain.
Perenungan-perenungan yang dalam dari Parni Hadi inilah yang membuatnya menulis buku berjudul ‘Reportase Puitis’ yang diluncurkan dalam momen bersejarah hari itu. Sebagai seorang Jurnalis Profetik, Parni Hadi berusaha memadukan antara 5W+1H pada jurnalistik dengan Olah Rasa. Pengantar Peluncuran Buku ‘Reportase Puitis’ itu dilakukan oleh Yayat Supriyatna selaku Sekretaris Pengurus Dompet Dhuafa.
Pada kesempatan itu, Yayat Supriyatna menyampaikan, bahwa hal itu merupakan tanggung jawab besar dan memiliki nilai-nilai manfaat yang luar biasa. Ia katakan, “Pada hari ini kita berbahagia karena bisa menjadi saksi dari perjalanan karya beliau. Semoga penghantar ini menjadi tanggung jawab yang besar dan memiliki nilai-nilai manfaat luar biasa. Ini perlu saya katakan bahwa sebuah berita bisa menjadi konten, tapi sebuah konten belum tentu merupakan berita.”
Momen itu juga ditandai dengan dilakukannya penandatanganan Giant Book Cover ‘Reportase Puitis’ oleh Parni Hadi, serta pemberian hadiah buku kepada Andi Makmur Makka selaku Anggota Dewan Pembina Dompet Dhuafa, Izzuddin Abdul Manaf selaku selaku Anggota Dewan Pengawas Syariah Dompet Dhuafa, Yuniarko selaku Bendahara Pengurus RST Dompet Dhuafa, Rahmad Riyadi, dan Puji Astuti selaku GM Governance Corporate Affairs Dompet Dhuafa.
Menyampaikan Untaian Hikmah, Parni Hadi mengungkapkan kepada segenap hadirin, bahwa kita menua dan menerima konsekuensinya. Karena fungsi organ berkurang, sejak usia 35 tahun keatas. Maka berdamailah, syukuri apa yang sudah, sedang, dan apa yang terjadi.
“Saya adalah Jurnalis Senior. Jiwa wartawan itu bebas, namun bebas untuk keadilan. Keadilan untuk kedamaian. Independent, freedom, for justice, for peace, for all beings. Rahmatan lil alamin,” seru Parni Hadi.
“Ya, terutama kepada para Jurnalis. Kerja cepat, cermat, tepat, hemat, manfaat, martabat. Itu etika, budaya, dan agama. Rumus ini saya kembangkan atas pengalaman saya, di Kantor Berita Antara, Republika, RRI, di Jerman, juga saat ini. 5W+1H, siapa, melalukan apa, kapan, di mana, serta bagaimana?” ucapnya, lugas.
“Media Sosial kini sangat berjasa, cepat dan mengangkat kerja Jurnalis. Namun ada keresahan saya dalam olah rasa. Maka menulis buku itu penting, buku mewarnai medsos. Peduli dampaknya hingga jangka panjang,” jelas Parni Hadi.
Mengenai STUKA, beliau menjelaskan, lahirnya program ini dari pemikiran bahwa banyak orang yang membutuhkan pekerjaan dan memerlukan uang. Trilogi Dompet Dhuafa yaitu Bangun Desa, Tanggulangi Kemiskinan Perkotaan, dan Urban Disaster Management . Nama STUKA dipilih karena memiliki energi besar dan gagasan nilai yang ajeg.
“Salah dan bingung itu wajar, itu awal dari sebuah kemajuan. Orang perlu kerja, butuh uang. Yang paling mudah adalah menjadi tukang tapi ahli. Kita putuskan dengan nama STUKA, membawa energi dan gagasan besar. Ingat Trilogi DD. Tukang ini khusus, juga di sertifikasi oleh DD Konstruksi, ijazahnya certified . Ini berkaitan, freedom melahirkan kreativitas,” ungkap Parni Hadi.
“Lakukan dengan rasa ketuhanan. Menyatukan sifat dari nama ‘Rahsa’. Olah rasa, olah karsa, olah karya. Kenali rasa sendiri dan orang lain. Pesan Sayyidina Ali, siapa kenal dirinya, maka mengenal Tuhan-nya,” pesan Parni Hadi.
Rangkaian selanjutnya ada pemberian kado ulang tahun dari para peserta Pelatihan Institut Kemandirian, berupa Cinderamata hasil karya kelas Menjahit dan kelas Maker Space, kepada Parni Hadi. Momen kebahagiaan itu juga semakin berwarna saat Parni Hadi beserta sang istri, Rita, melakukan pemotongan tumpeng, dan diberikan kepada hadirin yang juga berulang tahun di bulan Agustus, Yuyun Wahyuningsih, Abdurrahman Usman, Asep Hendrayana, serta Jiyono.
Semakin khidmat, Juperta Panji dan Yuyun Wahyuningsih turut menggulirkan aksi pembacaan puisi karya Parni Hadi, sekaligus menutup rangkaian acara Peresmian Program STUKA dan Peluncuran Buku ‘Reportase Puitis’ hari itu. (Dompet Dhuafa/Dhika Prabowo)