LEBAK, BANTEN — Memasuki bulan suci Ramadan 1443 H, Dompet Dhuafa menggulirkan bantuan dalam program THR untuk Guru terutama yang masih berstatus sebagai honorer. Beberapa sekolah dasar (SD) di Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak, Banten, menjadi tujuan tim Dompet Dhuafa untuk menyalurkan bantuan ini pada Selasa (29/3/2022).
SDN 3 Cisimeut Raya menjadi tujuan pertama tim Dompet Dhuafa untuk menyalurkan bantuan kepada para guru honorer di sekolah tersebut. Dari total 7 (tujuh) orang guru termasuk kepala sekolah, 5 (lima) di antara mereka masih berstatus honorer yang hanya mengandalkan gaji dari Bantuan Operasional Sekolah atau biasa dikenal dengan dana BOS. Namun, ini bukanlah nominal yang besar untuk mendukung kesejahteraan mereka.
Untuk menyiasati kebutuhan sehari-hari, biasanya para guru honorer ini melakukan pekerjaan sampingan seperti berjualan ataupun pekerjaan serabutan lainnya seusai mengajar di sekolah. Seperti yang dilakukan oleh Zakaria atau akrab disapa Jaka, guru kelas 5 (lima) yang sudah mengabdikan diri sejak tahun 2004 dan masih berstatus honorer.
Penghasilan yang tidak seberapa membuat Jaka sempat meninggalkan profesinya sebagai seorang guru dan bekerja sebagai karyawan untuk mendapatkan penghasilan yang lebih besar. Namun, ia hanya mampu bertahan selama 3 (tiga) bulan lantaran selalu teringat wajah murid-muridnya di setiap aktivitas. Hal ini mengetuk hati Jaka untuk kembali mengabdikan diri menjadi seorang guru.
“Pernah saya mencoba untuk keluar dari dunia pendidikan karena guncangan dari keluarga dan kehidupan di luar, tapi saya hanya bertahan kurang lebih 3 (tiga) bulan. Selama saya menjalankan 3 (tiga) bulan itu yang saya bayangkan hanya mata anak-anak saja, jadi anak-anak itu terbayang terus. Saya pikir-pikir lagi memang di sini (upah) besar tapi manfaatnya lebih banyak mengajar di sekolah,” ungkap Jaka saat ditemui setelah kelas berakhir.
Beranjak dari lokasi pertama, tim Dompet Dhuafa bergerak menuju sekolah berikutnya yaitu SDN 3 Nayagati yang masih berada di Kecamatan Leuwidamar. Surnata selaku Kepala Sekolah SDN 3 Nayagati menyambut langsung kedatangan tim dan menjelaskan tentang kondisi sekolah dan tenaga pengajar yang dipimpinnya. Para guru-guru yang mengajar di SDN 3 Nayagati sudah ia anggap seperti keluarga sendiri, maka dari itu dirinya sangat memperhatikan kesejahteraan mereka baik di rumah maupun di sekolah.
“Beginilah kondisi sekolah kami, ada 7 (tujuh) guru termasuk saya sendiri. Bagi saya mereka ini sudah seperti keluarga saya sendiri, maka dari itu saya ingin mereka mendapatkan perhatian lebih dari pihak terkait terutama status mereka yang masih honorer. Saya ingin mereka segera diangkat menjadi PNS, mereka asli warga sini dan pengabdian mereka sudah lama sekali di sekolah ini,” tutur Surnata.
Adanya bantuan dari Dompet Dhuafa dirasa mampu memberikan sedikit kebahagiaan bagi para guru honorer terutama saat memasuki bulan suci Ramadan. Hal itu mampu tergambar di wajah Cucu salah satu guru honorer di SDN 3 Nayagati, selama ini dirinya mencari penghasilan tambahan dengan mengajar Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) bersama guru-guru honorer lainnya di sekolah saat sore hari.
“Selain mengajar di sekolah, pemasukan saya yang lain hanya mengajar di PAUD yang ada di sekolah ini juga ketika sore bersama guru-guru lain, tapi gaji dari PAUD juga tidak besar. Saya juga terus mengusahakan untuk diangkat menjadi PNS, tapi karena jurusan saya itu Pendidikan Agama Islam waktu kuliah jadi harus penyesuaian dulu untuk menjadi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Sudah lama itu tapi saya sabar saja mau bagaimana lagi,” jelas Cucu.
Cucu dan rekan-rekan seprofesinya sangat berterima kasih dengan adanya bantuan yang mereka terima dari Dompet Dhuafa. Memasuki bulan suci Ramadan Cucu berharap bantuan ini #JadiManfaat bagi keluarganya dan keluarga besar SDN 3 Nayagati. “Terima kasih banyak atas bantuan yang sudah diberikan untuk kami di pelosok, mudah-mudahan ini mampu menjadi manfaat untuk menjalankan ibadah di Ramadan tahun ini. Berkah untuk kita semua,” pungkas Cucu. (Dompet Dhuafa / Arlen)