Dompet Dhuafa Serius dalam menangani Pengungsi

“Kalau mau jujur, kita ini adalah pengungsi pada awalnya. Dalam sejarahnya awalnya nenek moyang kita datang dari luar wilayah indonesia karena berbagai hal. Jadi sejatinya kita sendiri adalah pengungsi”, begitu ujar Syamsul Ardiansyah, Direktur Semesta Hijau Dompet Dhuafa, dalam diskusi publik bertema “Mencermati Konflik Timur Tengah dan Prediksi Dampak Serta Rencana Kontijensi di Indonesia di Sofyan Inn, Tebet, Jakarta, pada Selasa (22/9).

Syamsul melanjutkan bahwa adanya pengunsi bukan hanya dikarenakan konflik. Perubahan iklim pun bisa membuat orang mengungsi. Menoropong angka pengungsian tidak hanya bisa dilihat dari satu sisi bencana pun bisa membuat seseorang mengungsi. Misal, daerah yang dulunya bisa ditanami, tetapi karena tidak bisa akhirnya terpaksa mengungsi. Hal ini yang seringkali dilupakan. Dompet Dhuafa sendiri serius dalam menangani pengungsi. Dompet Dhuafa menangani pengungsi dalam tiga fase.

Fase pertama lebih kepada mendahulukan panggilan kemanusiaan. Ada yang kesulitan, kita tolong. Fokusnya lebih ke dalam kondisi darurat/emergency. Fase kedua adalah pengupayaan pemberian pelayanan kesehatan, atau apapun untuk menjaga martabat dan kehidupan mereka. Ketiga adalah advokasi.

“Kami dengan teman-teman SEAHUM Comitee juga mendorong pemkot untuk memasilitasi , minimal, agar antara pemkot dan ngo bisa bertemu aga bisa dipetakan siapa melakukan apa dan dimana”, kata Syamsul.

Hambatan dalam menangani pengungsian ada di pemerintah sendiri. Peraturan pemerintah tentang pengungsian belum ada.Setelah ini mungkin perlu ada strategic meeting untuk menentukan capaian dari situasi di pengungsian.

Dalam acara ini juga hadir pembicara dari UNHCR, Kemenlu RI, DPR RI Komisi I, serta beberapa NGO yang menangani pengungsi. Semoga dengan diadakannya diskusi ini hukum tentang penanganan pengsungsi lebih jelas. (Dompet Dhuafa/Erni)