BEKASI – Ketinggian banjir yang menggenangi wilayah Kecamatan Muaragembong, Bekasi, yang sempat mencapai angka 2,5 Meter, Selasa (3/4), berangsur-angsur menyusut. Banjir yang disebabkan meluapnya sungai Citarum ini menyebabkan 315 rumah di Desa Pantai Bakti dan Pantai Bahagia terendam. Sebanyak 1.500 penduduk di dua desa tersebut terpaksa harus mengungsi lantaran tempat tinggalnya masih terendam banjir dan belum dapat dihuni.
Kronologis terjadinya banjir di wilayah Muaragembong ini dimulai ketika air sungai meluap lantaran debit yang sudah melebihi kapasitas. Keadaan ini diperparah dengan tidak adanya tanggul permanen di Desa Pantai Bakti akibat jebol pada tahun 2013 silam. Banjir Muaragembong membutuhkan waktu yang cukup lama untuk dapat surut. Mengingat kejadian banjir ini bersamaan dengan datangnya rob, sehingga air terus menggenang di pemukiman warga.
Pemerintah daerah setempat telah membuka posko pengungsian di Kantor Kecamatan Muaragembong. Bantuan jangka pendek kepada para korban banjir berupa keperluan logistik makanan telah didistrubusikan kepada pengungsi. Dompet Dhuafa dengan sigap juga menyalurkan bantuan berupa pembuatan dapur umum sementara yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan korban banjir Muaragembong.
Bantuan berupa dapur umum telah dioperasikan oleh Disaster Management Center (DMC) Dompet Dhuafa, relawan dan warga di Desa Kedung Bokor, Muaragembong, Bekasi. Selain dapur umum, bantuan berupa makanan, barang-barang non makanan dan pakaian juga didistribusikan ke korban banjir. Lembaga Kesehatan Cuma-cuma (LKC) juga telah menurunkan tim medis untuk penanganan kesehatan para korban banjir di Muaragembong. (Dompet Dhuafa/Ira)