JAKARTA — Agung (20), dengan sigap memungut sampah di sekitaran Patung Kuda, di Jalan M.H. Thamrin, Jakarta. Bermodal trash bag, Agung bersama teman-temannya tidak ragu memungut segala jenis sampah di sana. Jutaan muslim dari berbagai daerah berkumpul di sekitaran Monumen Nasional (Monas) dalam aksi Reuni 212. Walau massa yang datang berjumlah jutaan, namun lingkungan di sekitar wilayah Monas masih terlihat bersih setelah acara usai. Tidak seperti kebanyak acara yang diadakan di Monas, sama sekali tidak terlihat tumpukan sampah yang bercecer di sana.
Umumnya, peserta yang datang sudah sadar dengan kebersihan dengan membawa kantong sampah pribadi. Namun selain itu, banyak di antara peserta aksi memungut sampah sebagai relawan kebersihan. Status sebagai seorang muslim menjadi motivasi bagi mereka untuk menunjukan sisi terbaik Islam, termasuk menjaga kebersihan.
“Kita sadar diri saja sih kak, kalau kita buang sampah sembarangan, apalagi kita ada di kegiatan ini, tentu citra Islam yang akan buruk di mata masyarakat. Terlebih, menjaga kebersihan sudah jadi tugas setiap insan. Sama sekali tidak capek, sampahnya juga sedikit. Apalagi kita bersihkanya bareng-bareng dengan yang lain,” jelas Agung.
Dompet Dhuafa sendiri sebagai lembaga filantropi yang bernafaskan Islam juga tidak lepas tangan dalam hal tersebut. Tim Bersih Itu Sehat (BIS) dari Lembaga Pelayan Masyarakat (LPM) Dompet Dhuafa diterjunkan di beberapa titik untuk mencegah adanya sampah yang berserakan. Tim BIS bertugas memastikan tidak adanya sampah yang berceceran setelah acara 212 selesai.
“Diharapkan masyarakat yang melihat aksi BIS ini, menjadi lebih sadar akan pentingnya menjaga kebersihan lingkungan dalam situasi apapun. Karena kebersihan itu juga sebagian dari iman,” terang Nur Taufan, selaku koordinator kegiatan tersebut. (Dompet Dhuafa/Zul)