Dompet Dhuafa Terus Dorong Program Budi Daya Ikan Nila di Sumatra Barat

Program Kampuang Nila Dompet Dhuafa, budi daya ikan nila.

SUMATRA BARAT — Ini tentang budi daya ikan nila. Dengan mengenakan pakaian seadanya, tiga orang wanita paruh baya berjalan menyingkap semak-semak rerumputan. Mereka mulai mengambil jarak saat tiba di masing-masing tambak. Tangan kiri menggenggam erat gagang ember, sedang si kanan mencakup butiran pelet untuk ditabur ke dalam air.

“Ini ada sekitar seribu ekor ikan nila. Sudah mulai besar-besar. Sekitar satu minggu lagi mulai bisa dipanen,” ucap salah satu wanita, Reni Yanti (49), Selasa (10/10/2023).

Rupa-rupanya, mereka adalah bagian dari penerima manfaat Program Kampuang Nila oleh Dompet Dhuafa Singgalang di Kecamatan Pauh, Kota Padang, Sumatra Barat. Sementara dua di antaranya adalah Rusni Yanti (39) dan Yusri Yanti (57). Sedangkan dua wanita lagi sedang alpa, yaitu Res dan Ria.

Baca juga: Bangkitkan Perekonomian, Budidaya Ikan Nila Jadi Solusi Kala Suami Kena PHK

Program Kampuang Nila Dompet Dhuafa, budi daya ikan nila.
Rusni, Reni, dan Yusri memberi makan ikan-ikannya.
Program Kampuang Nila Dompet Dhuafa, budi daya ikan nila.
Rusni, Reni, dan Yusri saat mengambil ikan nila di dalam kolam.

Gemericik air makin terdengar tatkala pakan pelet jatuh mengenai permukaan air. Ribuan ekor nila dari sudut-sudut kolam berduyun mendekati sumber jatuhnya pakan penggemuk ikan itu.

Di sudut kolam yang lain, Ahmad Faisal Hasibuan selaku PIC Program Ekonomi Dompet Dhuafa Singgalang. Ia menjelaskan, program pemberdayaan ekonomi ini mulai bergulir pada 6 Februari 2020. Awal mulanya, Dompet Dhuafa Singgalang menggelontorkan bantuan bagi 10 penerima manfaat berupa bibit, pakan, serta pembinaan bagi kelompok. Program ini dirasa sangat cocok, lantaran wilayah ini memiliki potensi budi daya ikan nila yang begitu baik. Aliran air deras dari dataran tinggi menjadi sumber utama potensi ini.

Program Kampuang Nila Dompet Dhuafa, budi daya ikan nila.
Reni dan Rusni memberi makan ikan-ikannya.
Program Kampuang Nila Dompet Dhuafa, budi daya ikan nila.
Reni Yanti menunjukkan ikan-ikan nila miliknya.

“Sekarang ada lima penerima manfaat yang masih berlanjut, karena yang lima sudah mulai mengembangkan tambaknya sendiri. Hingga kini, intervensi Dompet Dhuafa masih berlanjut. Terutama pada bagian pemasarannya dan pengadaan bibit ikan,” jelasnya.

Baca juga: Budidaya Gurame di Indramayu Tembus 1 Ton Penen Per Kolam

Menurut Rusni Yanti, permintaan nila di pasaran Padang cukup tinggi. Maka itu, para penerima manfaat program ini tak perlu khawatir soal penjualan. Namun, justru yang masih menjadi kekhawatiran mereka adalah persoalan dengan para tengkulak di pasar. Ia bercerita bahwa pernah suatu waktu, kelompok program ini melakukan panen yang cukup besar. Namun nahas, tokek/tengkulak yang mereka percayai mengecewakan mereka. Bukan hanya menunda atau mengurangi pembayaran hasil kesepakatan, lebih parah dari itu, si tengkulak kabur dengan tak membayar sepeser pun.

Program Kampuang Nila Dompet Dhuafa, budi daya ikan nila.
Rusni, Reni, dan Yusri di depan plang Program Kampuang Nila.

“Ikan ini banyak orang yang minat beli. Tapi kita harus pintar-pintar pilih pembeli. Banyak ulahnya mereka. Kadang ndak dikasih uangnya, padahal ikannya sudah dibawa,” kisahnya dengan nada kesal.

Di sini lah peran Dompet Dhuafa terus dibutuhkan. Dompet Dhuafa terus membantu mengawal penjualan serta memastikan para penerima manfaat ini benar-benar mendapatkan keuntungan. Mereka yang merupakan para ibu rumah tangga merasa sangat terbantu dengan adanya program pemberdayaan dari Dompet Dhuafa.

Baca juga: Berdaya Budidaya Madu Pak Sugio Berkat Dompet Dhuafa

Reni contohnya. Ia dengan 5 anaknya yang 4 di antaranya masih sekolah, tak bisa hanya mengandalkan hasil berkebun sang suami. Mengerjakan budi daya ikan nila pun dirasa tak begitu rumit. Aktivitas di kolam yaitu memberi makan dan bersih-bersih tetap bisa ia kerjakan di tengah kesibukannya membantu sang suami berkebun dan mengerjakan pekerjaan-pekerjaan rumah. (Dompet Dhuafa/Muthohar)