Dompet Dhuafa Terus Komitmen Bangun Fasilitas Medical Point untuk Kebutuhan Masyarakat Palestina

JAKARTA — Dompet Dhuafa berkomitmen membantu memenuhi kebutuhan masyarakat Palestina. Terutama masyarakat Palestina seperti anak-anak, perempuan, dan mereka yang terlambat mendapatkan layanan kesehatan serta masyarakat yang berada di kamp-kamp pengungsian. Terkini, Dompet Dhuafa melakukan pembangunan medical point/klinik, untuk rakyat Palestina di beberapa titik. Salah satunya klinik hemodialisa di Gaza Utara. Medical Point ini telah memberikan pelayanan vaksinasi polio kepada 400 anak di bawah usia 10 tahun.

“Saya pribadi dan juga yayasan, kami mengucapkan ribuan terima kasih kepada Dompet Dhuafa dan para amilnya,serta orang-orang yang support kegiatannya dengan memberikan bantuan peralatan-peralatan kesehatan yang ini sangat membantu sekali untuk para penyintas yang ada di sini,” tutur Ketua FPEA sekaligsu Direktur RS Kamal Adwan Gaza Utara, Fares A. Afana.

Ahmad Juwaini selaku Ketua Pengurus Yayasan Dompet Dhuafa Republika mengatakan bahwa semua program yang dijalankan oleh Dompet Dhuafa untuk Palestina tentu adalah hasil dari kolaborasi banyak pihak yang peduli dengan Palestina.

“Berharap dengan banyak pihak yang peduli, maka banyak masyarakat Palestina yang dapat terbantukan. Penyaluran program yang amanah akan terus kami tegakan, demi kemerdekaan Palestina,” kata Ahmad Juwaini.

Baca juga: Kolektif Kebaikan Indonesia Hadirkan Layanan Medis di Gaza

Seorang anak di Palestina sedang mendapatkan penanganan medis di RS Medical Point.
Seorang anak di Palestina sedang mendapatkan penanganan medis di RS Medical Point.
Proses pendirian Medical Point oleh Dompet Dhuafa untuk pelayanan terhadap warga Gaza Utara.
Proses pendirian Medical Point oleh Dompet Dhuafa untuk pelayanan terhadap warga Gaza Utara.

Mengingat sulitnya akses masuk ke Palestina, Dompet Dhuafa dan jaringan solidaritas untuk kemanusiaan global pun berkolaborasi dengan Pemerintah Republik Indonesia agar tetap dapat mengirimkan bantuan. Mulai dari kebutuhan pokok, seperti pangan dan air minum, pengadaan pakaian musim dingin, distribusi obat-obatan, pengadaan sarana medis dan ambulans, instalasi Dapur Umum, sedekah daging saat momen kurban, termasuk menyediakan Bahan Bakar Minyak untuk operasional RS/Klinik maupun ambulans.

Dukungan Dompet Dhuafa terhadap Palestina juga dilakukan melalui jalur kesenian. Salah satunya dengan menggelar Teater Musikal “Tanah yang Terpenjara” bekerja sama dengan Titimangsa yang telah sukses terselenggara pada Kamis, 3 Oktober 2024, di Gedung Kesenian Jakarta.

Pentas teater musikal tersebut memadukan unsur tari, puisi, orasi kemanusiaan, dan musik yang mengisahkan gambaran kehidupan sehari-hari rakyat Palestina. Pertunjukan itu menyentuh dan mengharukan, serta menghipnotis ratusan pasang mata penonton. Seluruh hasil penjualan tiket dan dana yang terhimpun dalam teater musikal tersebut akan disalurkan untuk rakyat Palestina.

Baca juga: Dari Tanah Yang Terpenjara: Seruan Tak Terpadamkan Perjuangan Rakyat Palestina

Happy Salma menjadi narator dalam pertunjukan teater musikal Tanah Yang Terpenjara.
Happy Salma menjadi narator dalam pertunjukan teater musikal Tanah Yang Terpenjara.
Muhsin Syihab, Staff Ahli Hubungan Antar Lembaga, Kementerian Luar Negeri menyampaikan apresiasi atas kerja kemanusiaan Dompet Dhuafa, stakeholder dan donatur.
Muhsin Syihab, Staff Ahli Hubungan Antar Lembaga, Kementerian Luar Negeri menyampaikan apresiasi atas kerja kemanusiaan Dompet Dhuafa, stakeholder dan donatur.

Muhsin Syihab selaku Staff Ahli Bidang Hubungan Antar Lembaga Kementerian Luar Negeri yang hadir di pentas teater musikal itu mengapresiasi upaya Dompet Dhuafa yang tak kenal lelah dan terus melantangkan suara untuk Palestina.

Hari ini, tepat setahun Palestina dijajah oleh Israel. Menurut data Kemenkes Palestina, setidaknya 41.272 orang meninggal dunia dan 95.551 orang terluka di Jalur Gaza. Lebih dari 564 sekolah di Jalur Gaza juga terkena dampak langsung atau rusak akibat serangan Israel. Kemudian, 360.000 unit rumah atau hunian terdampak serangan tersebut, sehingga mengakibatkan lebih dari 1,7 juta jiwa terpaksa mengungsi.

Perlu diingat bahwa penjajahan yang dilakukan Israel di tanah Palestina tidak terjadi pertama kali pada 7 Oktober 2024, namun penjajahan telah dimulai oleh Israel sejak tahun 1947. Artinya, sudah 77 tahun Israel melakukan genosida terhadap rakyat Palestina. Jangan lelah dan jangan lengah, mari bersama-sama terus lantangkan suara untuk kemerdekaan Palestina! (Dompet Dhuafa)