Dompet Dhuafa USA Buka Kelas Membatik di Philadelphia

PHILADELPHIA—Sebagai warisan dunia, Batik tak hanya dicintai oleh orang Indonesia, tetapi juga warga dunia belahan lainnya. Teknik membuat corak dan pola pada kain telah membuat banyak orang jatuh hati. Salah satunya adalah Donna Backues, seorang seniman dari Amerika Serikat.

Donna pernah tinggal di Indonesia selama 17 tahun dan belajar mengenai batik saat dia berada di Indonesia. Ketika kembali ke Amerika Serikat, kecintaannya pada Batik selalu melekat di hatinya. (Kisah lengkap Donna Backues bisa dibaca di sini)

Donna aktif mengajar batik di sekolah-sekolah Amerika Serikat. Juara pertama American Batik Competition ini memang sangat mencintai Batik. “Batik adalah kebudayaan asli Indonesia yang unik. Di dalam corak Batik terkandung sejarah. Seperti motif Parang ini misalnya. Kain Batik bermotif Parang ini hanya digunakan oleh keluarga istana saja,” terang Donna Backues saat mengajar kelas Batik untuk anak-anak Indonesia-Amerika di Philadelphia yang digelar Dompet Dhaufa USA belum lama ini.

Tak hanya pandai membatik. Donna juga fasih menerangkan sejarah Batik kepada kelas yang diampunya. Sejarah Indonesia juga terekam di corak Batik. Ketika agama Hindu masuk ke kepulauan Nusantara, motif Batik semakin kaya dengan corak-corak burung Garuda dan beberapa simbol Hindu lainnya. Saat Islam tiba ke Nusantara, maka motif Batik juga berubah karena Islam melarang untuk melukiskan hewan. Teknik membatik juga dibawa oleh penjajah Belanja ke Afrika. Penduduk Afrika sangat tertarik dengan corak-corak Batik yang sederhana. Sebagai penjajah, tentu Belanda menarik banyak keuntungan dari perdagangan Batik pada masa itu.

Kelas Batik bersama Donna Backues ini terbuka untuk umum dan dilaksanakan di Southwark Elementary School, Philadelphia. Kelas Batik yang akan berlangsung hingga bulan Maret ini didukung oleh Lee Way Foundation, Southwark Elementary School, dan IDN-Chapter Philadelphia. Tertarik? Bisa menghubungi Dompet Dhuafa USA sebagai pelaksana kegiatan Kelas Batik ini. (haryo/gie)