BANDUNG — Dompet Dhuafa Jawa Barat bersama dengan wadah kerelawanannya, Dompet Dhuafa Volunteer (DDV) Jabar, melaksanakan Aksi Cerdas Bergaul, yaitu edukasi kesehatan reproduksi dan kajian remaja di berbagai lingkungan pendidikan. Aksi ini berlangsung selama sepekan (22-25 Februari 2023) dengan menyasar 1.699 siswa/i maupun santri di 17 Sekolah/Pondok Pesantren. Beberapa di antaranya adalah SMAN 1 Tasikmalaya, SMK Wirakarya 1 Ciparay, Pondok Pesantren Abu Bakar As-Shidiq, MTs Al Washliyah Cirebon.
Acara dikemas dalam konsep persuasif dan interaktif untuk mengajak para remaja mengenal tentang perkembangan biologis yang dialami serta ancaman yang sering mengintai remaja, seperti free sex, LGBT, dan kenakalan remaja.
“Kegiatan ini merupakan aksi preventif kesehatan di mana kita melaksanakan roadshow ke sekolah dan pesantren di 7 Kabupaten Kota, dalam rangka memberikan edukasi kesehatan reproduksi remaja dan sebagai upaya menekan masalah-masalah kespro remaja seperti kenakalan remaja, seks bebas dan LGBT,” ujar Andriansyah selaku Pimpinan Cabang Dompet Dhuafa Jabar.
Beberapa alasan diadakannya kegiatan ini dilatarbelakangi fenomena dispensasi pernikahan remaja yang mencuat di publik telah ramai diperbincangkan. Data yang dikeluarkan oleh Pengadilan Agama mencatat ada sebanyak 8.607 permohonan dispensasi pernikahan di Jawa Barat. Tingginya angka dispensasi pernikahan dipicu oleh kejadian Kehamilan Tidak Diinginkan (KTD) pada remaja putri.
Masa remaja (10-19 tahun) menjadi masa transisi dari anak-anak menuju dewasa. Dalam proses menuju kedewasaan remaja mengalami banyak perkembangan, baik secara fisik, psikis dan sosial. Masa remaja disebut juga masa coba-coba, masa eksplorasi psikologis untuk menemukan identitas diri dan pengakuan dari kelompoknya.
Di era globalisasi saat ini, remaja lebih mudah mengakses konten-konten yang tidak sesuai dengan usianya. Pola asuh dan kurangnya pengawasan dan pendampingan orangtua kepada anak juga menjadi salah satu sebab tingginya kehamilan pada remaja.
Pengawasan terhadap remaja tak hanya membutuhkan peran dari orangtua dan guru, tetapi kalangan swasta juga diharapkan mengambil peran dengan memberikan kegiatan-kegiatan positif ke remaja.
“Haturnuhun kepada Dompet Dhuafa yang sudah mengunjungi Pondok Pesantren Al Islamiyyah. Kegiatan ini pertama kali nya diadakan di Pondok Pesantren Al Islamiyyah dan kami sangat mengapresiasi kegiatan yang diinisiasi oleh anak-anak muda. Semoga anak didik disini mampu menyerap segala ilmu yang disampaikan dan terhindar dari pergaulan bebas,” ucap Ustadz Dede Wahyudin selaku Pengajar di Pondok Pesantren Al Islamiyyah.
Dompet Dhuafa Jawa Barat menggandeng banyak komunitas dalam gerakan ini. Di antaranya adalah Volunteer Doctors Jabar, Bidan Bergerak, Kolaborator Kebaikan, Kompass Kebaikan, Gerakan Infaq Beras Tasikmalaya, Perkumpulan Infaq Beras Indonesia (PIBI Tasikmalaya) dan Pasukan Amal Shaleh. (Dompet Dhuafa/Jabar)