Evaluasi Pendidikan 2016 Dari Kacamata Masyarakat

JAKARTA — Pendidikan di Indonesia sampai saat ini masih menjadi hal yang sangat mahal untuk diperoleh. Kondisi ini hampir merata di seluruh wilayah Indonesia. Tidak hanya di daerah-daerah terpencil, di kotapun mengalami kondisi serupa.

Tenaga pengajar yang kompeten, sarana dan prasarana yang kurang baik hingga mahalnya biaya pendidikan masih menjadi tembok penghalang bagi masyarakat Indonesia. Potret tersebut nampak jelas betapa pentingnya evaluasi pendidikan di Indonesia. Kondisi itulah yang membuat rekan-rekan Dompet Dhuafa University melakukan survei untuk mengetahui persepsi masyarakat terhadap pendidikan di Indonesia.

Kali ini melibatkan 449 koresponden yang tersebar di 8 kota besar di Indonesia. Hasilnya, 96% masyarakat menilai pendidikan gratis masih diperlukan sedangkan 4% menilai sudah cukup, 91% menilai belum optimalnya penggunaan anggaran pendidikan sedangkan 9% menilai sudah optimal, 92% menilai bahwa akses pemerataan pendidikan belum merata sedangkan 8% menilai akses pendidikan sudah merata, 83% menilai kartu indonesia pintar belum efektif sedangkan 7% menilai sudah efektif, 66% masyarakat menilai pendidikan dipercaya mempengaruhi karir sesuai bidang studi, sedangkan 34% menilai pendidikan tidak mempengaruhi karir, dan 98% masyarakat menilai bahwa pendidikan bisa meningkatkan kesejahteraan atau merubah nasib sedangkan 2% menilai pendidikan tidak berpengaruh terhadap meningkatnya kesejahteraan atau nasib seseorang.

Dengan adanya survei ini, diharapkan menjadi sebuah masukan untuk dunia pendidikan di Indonesia agar kedepannya lebih baik lagi. Mengingat kali ini, kita memperingati hari pendidikan nasional (HARDIKNAS). (Dompet Dhuafa/Rico SR)