JAKARTA — Lingkungan menjadi bagian dari kehidupan manusia. Lingkungan yang bersih akan memberikan kehidupan yang baik pula bagi penghuninya. Lingkungan seyogyanya menjadi rumah yang memberikan kenyamanan dan perlindungan. Begitu pula manusia sebagai penghuni seharusnya sabar menjaga dan merawat rumahnya agar tetap memberikan perlindungan terbaiknya. Namun semakin hari, manusia seakan lupa dengan rumahnya sendiri. Kini penghuni dan rumahya, tidak lagi dalam harmoni.
Berangkat dari hal tersebut, empat fashion desainer terkemuka Indonesia Ariy Arka, Ayu Dyah Andari, Chintami Atmanegara, dan Yulia Fandi menginisiasi Fashion Rhapsody. Sebuah perhelatan fashion show yang mencoba mengembalikan pesan harmoni tersebut melalui karya busana. Mengangkat tema Harmoni Bumi, gelaran fashion show tersebut menampilkan karya-karya syarat pesan mencintai lingkungan.
Sebuah hall di HALF Patiunus, Jakarta Selatan, dirombak dengan deretan pohon dan dedaunan hijau. Seakan mengingatkan penonton mengenai alam yang permai. Para model yang memperagakan busana hasil para desainer berjalan elok mengitari red carpet. Mengisyaratkan harmoni antara lingkungan dan penghuninya.
“Kami berempat ingin mengajak rekan-rekan desainer dan pihak-pihak terkait untuk ikut ambil bagian dalam perhelatan Harmoni Bumi yang terinspirasi dari bumi. Intinya apa yang telah kita nikmati dari bumi selayaknya kita kembalikan ke bumi dengan bertahap, sesuai dengan kapasitas kita masing-masing,” ujar Ariy Arka, dengan disetujui tiga fashion desainer lainnya.
Pada perhelatan tahun pertama ini, Fashion Rhapsody berkolaborasi dengan Dompet Dhuafa. Hasil penghimpunan dari gelaran fashion tersebut akan disumbangkan untuk misi pelestarian lingkungan. Dompet Dhuafa yang merupakan lembaga filantropi Islam juga fokus terhadap isu lingkungan. Melalui program Semesta Hijau, Dompet Dhuafa mencoba mengharmoniskan kepentingan manusia dengan lingkungan hidup.
“Dana yang terhimpun akan digunakan untuk memoderasi konflik antara manusia dengan alam di garis-garis depan–seperti masyarakat pinggir hutan yang hidup berdampingan dengan habitat atau spesies yang dilindungi–agar dapat mengembangkan pola-pola penghidupan dan mata pencaharian. Tentunya dengan mengedepankan prinsip sustainable harvesting, yakni konsep pemanfaatan sumberdaya alam tanpa harus merusak ekosistem alam. Bahkan konsep sustainable harvesting berarti adanya manfaat riil dalam bidang ekonomi masyarakat dari terkelolanya alam dan lingkungannya,” terang Syamsul Ardiyansyah, selaku Manajer Progam Lingkungan Dompet Dhuafa.
Pagelaran busana yang diselenggarakan pada Selasa (30/4/2019) tersebut, merupakan pre event dari gelaran utama Fashion Rapshody pada Agustus mendatang. Diharapkan dengan pre-event tersebut dapat menarik pegiat busana lain untuk ikut andil dalam gelaran utama dan bersama menyuarakan pelestarian lingkungan. (Dompet Dhuafa/Zul)