Food Bank, Sebuah Program Holistik Untuk Asmat

JAKARTA — Meski status Kejadian Luar Biasa (KLB) sudah di cabut, Dompet Dhuafa melalui kerjasama dengan berbagai stakeholder terus mengupayakan kegiatan perbaikan lingkungan masyarakat di wilayah Kabupaten Asmat. Masalah kesehatan yang terjadi di Asmat baru-baru ini nyatanya adalah fenomena gunung es yang didalamnya terdapat masalah-masalah kompleks lainnya.

Sejak pertama kali KLB dicanangkan, tepatnya pertengahan Januari 2018, Dompet Dhuafa secara sigap mengirimkan tim medis melalui Layanan Kesehatan Cuma-Cuma (LKC) Dompet Dhuafa Papua. Sebagai tim perintis, tim yang terdiri dari 2 orang doter, dan 1 orang supporting team berkolaborasi dengan Satgas KLB Campak dan Gizi Buruk setempat untuk melakukan aksi layanan kesehatan. Sampainya tim perintis Dompet Dhuafa ke Asmat menjadikan Dompet Dhuafa lembaga kemanusiaan yang pertama kali menginjakkan kaki di daerah tersebut dan melakukan aksi kemanusiaan.

Dompet Dhuafa menyadari bahwa permasalahan yang ada di Kabupaten Asmat harus diselesaikan secara holistik. Untuk itu diperlukan sebuah program jangka panjang di daerah tersebut yang secara berkelanjutan bisa memberi layanan, mengedukasi, serta menaikkan taraf hidup masyarakat setempat.
Hasil dari pendataan kebutuhan yang diperoleh oleh tim di lapangan kemudian diramu di meja aksi program menjadi sebuah integrated program bertajuk “Food Bank for Asmat”.

Menurut drg. Imam Rulyawan MARS, sebagai Direktur Utama Dompet Dhuafa Filantropi mengatakan “ Food Bank For Asmat diciptakan untuk menunjang kehidupan yang sejahtera. Program jangka panjang selama satu tahun ini diharapkan dapat membawa perubahan bagi masyarakat Asmat dan sekitarnya yang lebih baik, sehingga kasus gizi buruk dan campak dapat ditanggulangi”.

Menurut General Manager Program Kesehatan Dompet Dhuafa, dr. Rosita Rivai (dr.Oci), menyampaikan bahwa ada 4 pilar program multisektor yang akan diinisiasi dalam Food Bank For Asmat. Ke 4 pilar tersebut adalah lumbung pangan, pembangunan infrastruktur air bersih, pemetaan energi terbarukan, dan juga pemberdayaan ekonomi masyarakat.

“Untuk pilot project program ini, kami mendirikan posko di Kampung Sawah, dimana kampung itu merupakan salah satu kampung di Agats yang masyarakatnya akan kita berdayakan. Di dalamnya kami akan melakukan intervensi program Food Bank. Mulai dari pelayanan kesehatan, pendirian lumbung pangan, pembangunan infrastruktur air bersih, pemetaan energi terbarukan dalam hal ini solar panel, dan juga pemberdayaan ekonomi masyarakat. Karena masyarakat di Kampung ini ternyata adalah pengrajin pahatan kayu yang bagus. Sehingga ini adalah potensi besar yang bisa mengangkat ekonomi masyarakat.” Ujar dr.Oci.

Kini tim Dompet Dhuafa masih berada di Agats untuk menjalankan program yang direncanakan akan berlangsung selama satu tahun.

“Saat ini Dompet Dhuafa sudah memberangkatkan 4 gelombang yang terdiri dari para aktivis kemanusiaan dan para dokter untuk membantu pemulihan kesehatan serta assessment wilayah terdampak. Insha Allah, untuk keberangkatan gelombang ke 5, Dompet Dhuafa bersama Kak Seto akan memberikan motivasi untuk anak-anak Asmat dalam menatap masa depan yang lebih cerah,” tutup drg. Imam Rulyawan MARS. (Dompet Dhuafa/Dea)