BOGOR—Rutin menjalani cuci darah harus dirasakan Mbai (31) yang divonis menderita gagal ginjal lima bulan lalu. Warga Cibeureum. Bogor ini datang sepekan dua kali tiap Senin dan Kamis sejak 13 Agustus 2014 ke Unit Hemodialisa (Layanan Cuci Darah) RS. Rumah Sehat Terpadu (RST) Dompet Dhuafa.
Mbai yang ditemui saat menjalani layanan Hemodialisa mengungkapkan kesedihannya karena tidak dapat mencari nafkah lagi akibat kondisi kesehatannya yang menurun dirasakan sejak setahun lalu.
“Saya sempat narik angkot selama 3 tahun, tapi sekarang sudah tidak bisa karena kata dokter tidak boleh terlalu cape,” ucapnya.
Mbai hanya tinggal berdua dengan sang Ayah. Keterbatasan ekonomi membuat ia kesulitan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
“Untuk melakukan cuci darah ke sini (RST Dompet Dhuafa) pun kadang saya tidak ada ongkos, Ayah juga sakit-sakitan, saya belum mendapatkan pekerjaan yang dapat saya lakukan sesuai dengan kondisi kesehatan saya sekarang,” ungkap Mbai.
Menurut Penanggung Jawab Unit Hemodialisa RST Dompet Dhuafa, dr. Agung Daulay, menuturkan, usia Mbai masih produktif, hanya saja tidak boleh bekerja terlalu berat.
“Saya berharap ia bisa mendapatkan kursus atau keterampilan yang dapat digunakan untuk membantu menopang kehidupan sehari-hari,” ucapnya.
Harapan yang sama pun diungkapkan oleh Mbai yang menginginkan pekerjaan di tengah kondisinya harus rutin jalani cuci darah. (tie/gie)