Gagas Jambore Buruh Migran, Dompet Dhuafa Ikthiar Membangun Keluarga Migran yang Lebih Baik

SLEMAN — Selama ini akar permasalahan Pekerja Migran Indonesia (PMI) berawal dari desa. Sebagian besar pekerja migran berasal dari kelompok masyarakat miskin dan berpendidikan rendah. Minimnya akses pengetahuan dan informasi, membuat para pekerja migran dan keluarganya tidak dapat mengetahui proses migrasi yang aman.

Minimnya informasi tersebut terjadi akibat jauhnya akses layanan pemerintah terhadap perkerja migran dan keluarganya. Layanan pemerintah yang berbasis digital pun tidak mampu diakses oleh pekerja migran berpendidikan rendah yang tinggal di desa. Dengan demikian layanan informasi mengenai migrasi aman semakin tidak terakses dari kantong-kantong pekerja migran.

Direktur Utama Dompet Dhuafa Filantropi, drg. Imam Rulyawan, mengatakan, “Dengan diselenggarakan Jambore Buruh Migran se-Indonesia, maka diharapkan para Pekerja Migran Indonesia menjadi berdaya dalam kehidupannya dan berdampak pada kemajuan bangsa, selain itu Pusat Bantuan Hukum – Dompet Dhuafa (PBH-DD) akan memberikan pendampingan dan pembelaan terhadap para PMI tanpa dikenakan biaya”. (4/2).

Di tengah kondisi sistem migrasi yang tidak kondusif dan persoalan sumber daya yang berpendidikan rendah, miskin, akses layanan pemerintah yang jauh, serta menyongsong kebijakan baru Undang-Undang No.18 tahun 2017 tentang Perlindungan Pekerja Migran Indonesia, maka butuh pihak lain untuk memfasilitasi penyampaian informasi dan sosialisasi, konsultasi, dan diskusi, menyusun rekomendasi dan komitmen bersama dalam memperbaiki tata kelola penempatan dan perlindungan PMI dan anggota keluarganya.

Keluarga Migran Indonesia (KAMI) bersama PBH-DD menggagas Jambore Keluarga Migran Indonesia yang dilaksanakan sejak Sabtu (3/2) hingga Selasa (6/2) yang bertempat di Desa Garongan, Sleman, Yogyakarta. Acara ini dihadiri oleh ribuan peserta pekerja migran. Turut hadir pula Menteri Ketenagakerjaan, Hanif Dhakiri. Dalam sambutannya beliau mengatakan, “Migran Indonesia turut memberi sumbangsih besar kepada penurunan kemiskinan di Indonesia”. Hanif juga menenkankan, jika perbaikan terhadap perlindungan migran Indonesia terus dilakukan pemerintah agar bekerja di luar negeri bisa mudah sekaligus terjamin keamanannya.

PBH-DD merangkul para PMI untuk mendapatkan tempat perhatian khusus terkait kasus-kasus yang membelenggu para PMI. Dompet Dhuafa juga melakukan peran yang sentral terhadap Jambore Keluarga Migran Indonesia, baik selaku inisiator dan mediator para PMI dalam menyuarakan gagasan-gagasan untuk kemajuan para PMI maupun purna PMI. Selain dengan peran PBH-DD, Dompet Dhuafa juga memperkenalkan program pemberdayaan yang telah dilakukan oleh para purna PMI, salah satunya Heni dan Kurnaengsih dengan program pemberdayaan dibidang pendidikan dan agama hingga sukses saat ini.

Pada acara tersebut Dompet Dhuafa memperkenalkan produk susu yang merupakan program pemberdayaan ternak dari sentra Sapi di Lereng Merapi, dan dibagikan secara gratis untuk ratusan peserta pada saat rangkaian kegiatan senam pagi. (Dompet Dhuafa)