Gandeng Mantan Penderita Kusta, Merdeka dari Stigma dan Diskriminasi

Foto: Uyang/Dompet Dhuafa

CIPUTAT- Dalam rangka memperingati Hari Kemerdekaan Indonesia, Dompet Dhuafa melalui jejaring program kesehatan Layanan Kesehatan Cuma – cuma (LKC) Dompet Dhuafa bersama dengan Komunitas Nasional Kusta (Komnas Kusta) menggelar deklarasi Merdeka Dari Stigma Dan Diskriminasi Kusta, pada Ahad (24/8), di Gedung LKC Dompet Dhuafa, Ciputat. Sebanyak puluhan mantan pasien penderita kusta, menghadiri deklarasi tersebut.

“Mereka (para penderita kusta), sama dengan kita. Mereka pun harus merdeka dan bebas berkarya untuk negeri ini,” terang Ahmad Juwaini, Presiden Direktur Dompet Dhuafa, saat memberikan sambutan.

Turut hadir dalam deklarasi tersebut diantaranya, Parni Hadi (Dewan Pembina Dompet Dhuafa sekaligus Pendiri Komnas Kusta), dr. Mohammad Ridlo (Direktur LKC), dr. Slamet (Perwakilan Kemenkes RI), dr Ida Lidia (Perwakilan Walikota Tangerang Selatan), dan Sigit Wardoyo (Dinas Kesehatan Tangerang Selatan).

Senada dengan Ahmad, Ridlo menuturkan, Kusta merupakan penyakit menular yang terjadi karena adanya bakteri kusta (mycobacterium leprae),  namun sangat sulit dan membutuhkan proses lama untuk cepat berkembangbiak menular ke jaringan tubuh lain. Ia menjelaskan, masa inkubasinya terbilang lama, yaitu 2-5 tahun untuk bisa terserang kusta.

“Ini perlu pengobatan khusus, untuk itu dukungan dari orang terdekat maupun lingkungan tempat tinggal pasien merupakan obat paling mujarab,” terangnya.

Dilain pihak, Ida Lidia, Perwakilan Walikota Tangerang Selatan menuturkan, Wilayah Tangerang merupakan wilayah yang penderita kustanya paling tinggi. Untuk itu, pemerintah kota Tangerang Selatan berharap, bersama program kesehatan Dompet Dhuafa dan instansi kesehatan pemerintah terkait mampu meminimalisir jumlah penderita kusta.

“Ini pesan Walikota Tangerang Selatan langsung, semoga target eleminasi kusta di tahun 2015 tercapai,” ujarnya menyampaikan pesan.

Senada dengan pesan pemerintah walikota Tangsel, Parni Hadi, Dewan Pembina Dompet Dhuafa mengungkapkan, Dompet Dhuafa berupaya melalui program pemberdayaan yang digulirkan selama lebih dari 20 tahun ini untuk terus berkampanye menghilangkan stigma negatif penyakit kusta dan penderitanya.

“Bagi Dompet Dhuafa, penyandang kusta adalah dhuafa plus-plus (miskin dan mengidap kusta), kontribusinya yakni lewat program pemberdayaan,” ujarnya bersemangat.

Amri (46), salah satu mantan penderita kusta asal Makassar, Sulawesi Selatan, mengungkapkan, dengan deklarasi yang digelar Dompet Dhuafa ini diharapkan mampu mengubah paradigma buruk terhadap penyandang kusta seperti dirinya.

“Kita ingin bebas (merdeka), bebas mendapat pekerjaan, bebas bersosialisasi di lingkungan, itu yang kini masih sepenuhnya belum kami rasakan,” harapnya.

Kegiatan deklarasi Merdeka dari Stigma & Diskriminasi Kusta tersebut dilakukan secara simbolis dengan membacakan isi deklarasi, penandatangan deklarasi, dan pemotongan tumpeng.

Berikut, isi deklarasi “Merdeka dari Stigma dan Diskriminasi Kusta”

Kami dengan ini menyatakan, rasa syukur atas 69 tahun kemerdekaan Republik Indonesia. Hal-hal yang mengenai stigma dan diskriminasi kepada penderita dan orang yang pernah mengalami kusta harus dihapuskan, dengan cara seksama dan dalam tempo yang sesingkat-singkatnya.  (Uyang)