AMBON, MALUKU — Salah satu sumber kemiskinan yang kerap terjadi di Indonesia terkhusus wilayah pedalaman adalah minimnya akses pendidikan bagi generasi-generasi penerus bangsa. Pemerataan pembangunan suatu wilayah juga seharusnya tidak sepenuhnya bergantung pada pemerintah, namun dengan wawasan yang luas dan pengetahuan dari para generasi muda juga menjadi faktor penting lahirnya kesejahteraan masyarakat.
Dompet Dhuafa sebagai lembaga yang memiliki visi untuk mengentaskan kemiskinan di Indonesia mencoba membuat solusi dari permasalahan tersebut. Melalui Beasiswa Etos, Dompet Dhuafa fokus untuk melakukan pembinaan, pendampingan, dan pemberdayaan mahasiswa berprestasi dengan keterbatasan ekonomi. Seperti yang dilakukan pada Kamis (12/1/2022), Dompet Dhuafa menggelar Forum Group Discussion (FGD) bersama para mahasiswa penerima manfaat Beasiswa Etos di Kota Ambon, Provinsi Maluku.
Para penerima manfaat ini adalah mahasiswa berprestasi datang dari berbagai wilayah di Indonesia yang menempuh pendidikan di Universitas Pattimura Ambon. Pada FGD ini, para penerima manfaat diajak berdiskusi untuk melakukan pemberdayaan di tempat asal mereka masing-masing yang mayoritas adalah wilayah 3T (terluar, tertinggal, terdepan). Ini merupakan bentuk pembinaan bagi para mahasiswa agar mampu mengaplikasikan salah satu poin dalam tridharma perguruan tinggi yaitu pengabdian pada masyarakat.
Dihadiri langsung oleh Ustadz Ahmad Sonhaji selaku Direktur Dakwah, Budaya, dan Pelayanan Masyarakat Dompet Dhuafa, para mahasiswa diberikan pemahaman bagaimana Dompet Dhuafa berusaha memberantas kemiskinan salah satunya melalui pendidikan. Dengan ilmu bermanfaat yang di dapat oleh para mahasiswa diharapkan hal itu mampu menjadi agen perubahan bagi masyarakat di Indonesia khususnya Maluku.
“Kegiatan ini menjadi suatu momentum untuk memberikan wawasan dan menanamkan nilai-nilai Dompet Dhuafa kepada teman-teman mahasiswa penerima manfaat Beasiswa Etos. Apa yang mereka dapatkan selam masa pembinaan ini adalah sesuatu yang sangat berharga, Dompet Dhuafa mempunyai visi dan misi untuk meningkatkan kecerdasan anak bangsa sesuai dengan amanat pembukaan Undang-Undang Dasar dengan memberikan kesempatan dan akses layanan pendidikan bagi masyarakat khususnya mahasiswa berprestasi yang ada di Maluku ini,” ungkap Sonhaji disela-sela acara.
Pimpinan Dompet Dhuafa Maluku, La Jainuri, membenarkan adanya program Beasiswa Etos ini merupakan aset dalam mengembangkan wilayah-wilayah yang ada di Maluku. Sebagai agen perubahan, para mahasiswa penerima manfaat diharapkan mampu mengembangkan potensi yang dimiliki Maluku melalui sinergitas bersama Dompet Dhuafa Maluku.
“Ini merupakan upaya kami kepada teman-teman penerima manfaat Beasiswa Etos untuk menyatukan persepsi tentang membangun Maluku ini dari sudut pandang lain. Potensi yang dimiliki Maluku ini sangat banyak dan luar biasa, yang harus kita lakukan hari ini adalah melakukan sinergitas melalui pengembangan penerima manfaat Beasiswa Etos melalui program-program yang sudah kami rumuskan di Dompet Dhuafa Maluku,” ucap Jainuri.
Pendampingan melalui FGD yang dilakukan Dompet Dhuafa Maluku kepada para penerima manfaat Beasiswa Etos tidak hanya memberikan wawasan baru dalam pengembangan masyarakat, para mahasiswa mengaku lebih termotivasi dan meningkatkan semangat untuk terjun langsung di tengah-tengah masyarakat nantinya. Seperti yang dilansir tim Dompet Dhuafa di lokasi, para mahasiswa langsung mendiskusikan apa yang harus mereka lakukan setelah ini di wilayah masing-masing.
“Kami diberikan pendampingan dan konseling bagaimana mengembangkan potensi-potensi yang ada di Maluku ini. Kemudian saya juga sangat mengapresiasi dengan berbagai program pemberdayaan yang dilakukan Dompet Dhuafa dalam membangun perekonomian masyarakat, saya bahkan sudah tidak sabar untuk mengimplementasikan ilmu yang saya dapat di tahun 2022 ini,” ujar Selamet Huteru salah satu penerima manfaat Beasiswa Etos di Universitas Pattimura. (Dompet Dhuafa / Maluku / Arlen)