Gelar Talkshow Untuk Peringati Hari Kesehatan Telinga dan Pendengaran Nasional

JATENG–aMenurut kajian, mendengar dapat menyerap 20% informasi, angka ini lebih besar dibandingkan dengan membaca yang hanya akan menyerap 10% informasi. Menurut World Health Organization (WHO) hingga tahun 2015, diperkirakan ada sebanyak 360 juta (5.3%) orang di dunia mengalami gangguan pendengaran, 328 juta (91%) diantaranya adalah orang dewasa (183 juta laki-laki dan 145 juta perempuan), serta 32 juta (9%) lainnya adalah anak-anak.

Prevalensi gangguan pendengaran ini meningkat seiring dengan pertambahan usia. Selain itu WHO juga mengungkapkan bahwa diperkirakan 20% orang dengan gangguan pendengaran membutuhkan alat bantu dengar. Namun, perkiraan produksi alat bantu dengar saat ini hanya dapat memenuhi 10% saja dari kebutuhan global dan hanya memenuhi 3% dari kebutuhan di negara berkembang. Adanya peringatan Hari Kesehatan Telinga dan Pendengaranyang jatuh setiap tanggal 3 bulan Maret ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat akan kesehatan telinga dan pencegahan gangguan pendengaran.

Pada tahun 2016 Dompet Dhuafa membuat sebuah program dengan sasaran penerima manfaat anak tunarungu dari keluarga pra sejahtera. Peduli Tunarungu Indonesia, yaitu peduli dan melakukan aksi nyata dalam kasus gangguan pendengaran/ketulian pada anak-anak. Dalam aktivitasnya, Peduli Tunarungu Indonesia ini melakukan berbagai kegiatan diantaranya Pemberian alat bantu dengar (ABD) yang bekerjasama dengan salah satu vendor ABD dari Canada dan Audiotone selaku pemegang tunggal hak pasar, Screening gangguan pendengaran masal, program habilitasi, dan pelatihan life skill bagi anak tunarungu usia dewasa.

Talkshow yang diadakan pada Ahad (11/3) ,melibatkan narasumber dari Yogyakarta, Bunda Nana Nawangsari, beliau merupakan aktivis dan motivator tunarungu. Selain bunda Nana, hadir pula Kak Adhi Mapan Santoso praktisi terapi wicara dari Audiotone. Talkshow melibatkan komunitas Bunda Hebat, komunitas orangtua dengan anak tunarungu dari wilayah Kab. Banyumas, Kab.Purbalingga, Kab Cilacap, Banjarnegara, dan Kab. Kebumen. Bunda Okti Herlina, dosen sekaligus orangtua dari Shafa yang didapuk sebagai ketua komunitas Bunda Hebat mengungkapkan, orang tua seperti dirinya dan banyak orangtua dengan anak tunarungu membutuhkan wadah untuk bisa sharing dan menimba ilmu, beruntung Dompet Dhuafa memfasilitasi kegiatan ini. Kedepan Bunda Hebat akan terus kolaborasi dengan Dompet Dhuafa, mengkampanyekan gerakan kepedulian pada anak-anak tunarungu di Indonesia. Bahwa mereka ada, dan Negara harus hadir disini.

Sejalan dengan Bunda Nana, Manajer LKC Dompet Dhuafa Purwokerto, Titi Ngudiati, mengungkapkan, Dompet Dhuafa memiliki komitmen untuk mewujudkan harapan anak tunarungu untuk dapat mendengar. Mereka memiliki hak yang sama untuk mewujudkan setiap keinginannya.(Dompet Dhuafa/LKC Purwokerto)