SERPONG, TANGERANG SELATAN — Yayat Supriyatna selaku Sekretaris Yayasan Dompet Dhuafa, dalam gelaran Wakif Gathering 2021, menyampaikan, dalam pengelolaannya, aset wakaf Dompet Dhuafa semakin berkembang luas, baik berupa aset sosial maupun aset produktif. Pun, trend wakaf di Dompet Dhuafa mengalami kenaikan 80 persen dari tahun lalu. Hal ini dipicu oleh perilaku aktif milenial berwakaf, serta penguatan digitalisasi.
Dompet Dhuafa juga mendorong sosialisasi dan edukasi akan wakaf kepada khalayak, agar literasi wakaf bukan sekedar dalam bilangan jutaan rupiah, atau sekedar wakaf tanah. Namun, wakaf sejatinya merupakan sebuah kepeloporan tentang khasanah wakaf yang bisa ditunaikan oleh kalangan muda juga.
“Ini sejarah dari sisi presentase. Maka kami terus mendorong sosialisasi dan edukasi mengenai literasi wakaf, agar masuk kepada fase modern digitalisasi, beradaptasi dengan perkembangan teknologi dan kemajuan zaman, seiring dengan pengembangan pengelolaan wakaf Dompet Dhuafa,” tutur Yayat Supriyatna, mengawali sambutan.
Dengan tema ‘Indonesia Tumbuh’, gelaran Wakif Gathering 2021 berlangsung di Gedung Khadijah Learning Center ( KLC ) Serpong, juga disiarkan langsung melalui kanal YouTube DDTV https://youtu.be/itxptK6XdkU , pada Selasa (30/11/2021). Melalui Wakif Gathering di penghujung momentum ‘Wake Up Wakaf’, Dompet Dhuafa berikhtiar merajut kembali gerakan kebaikan melibatkan Muwakif di akhir tahun 2021.
Ya, dipandu oleh Rahma Alia sebagai Host, Wakif Gathring Dompet Dhuafa merupakan forum silaturahmi Nadzir wakaf dengan para Muwakif, untuk meng-update ragam perkembangan pengelolaan wakaf produktif di Dompet Dhuafa. Pun, berbagai rencana pengembangan gerakan wakaf serta komitmen dalam penguatan potensi wakaf Indonesia ke depan. Wakif Gathering 2021, turut dihadiri oleh jajaran Direksi Dompet Dhuafa, Wakil Ketua Badan Wakaf Indonesia Dr. Imam Teguh Saptono, Marissa Haque, Ippho Santosa, Ustadz Zacky Mirza, serta dimeriahkan oleh penampilan musik gambus oleh Not Tujuh.
Hendri Saparini, Ph.D, selaku Bendahara Yayasan Dompet Dhuafa, juga menyebutkan, keberadaan wakaf terbukti telah banyak membantu pengembangan dakwah Islam di berbagai belahan dunia, tak terkecuali Indonesia. Ragam project yang didanai oleh wakaf terus dirasakan manfaatnya langsung secara sosial, juga di bidang ekonomi, kesehatan, bahkan pendidikan. Wakaf juga bisa menjadi salah satu solusi dan mampu memainkan perannya bagi kemiskinan di Indonesia.
“Potensi wakaf memang besar. Namun kita perlu bersatu untuk menjadikan Indonesia Tumbuh, menumbuhkan potensi wakaf ini untuk menjadi nyata. Jika kita bisa mengoptimalkan wakaf dalam kondisi pemerintah tekanan seperti saat pandemi kini, maka ini akan menghidupkan atau tentu akan mengurangi beban kita sendiri. Kita bisa bayangkan jika setelah pandemi tekanan kemiskinan itu bertambah,” sebut Hendri.
“Di tengah permasalahan sosial masyarakat Indonesia dan tuntutan akan kesejahteraan ekonomi, eksistensi lembaga wakaf menjadi sangat urgen dan strategis. Di samping sebagai salah satu aspek ajaran Islam berdimensi spiritual, wakaf juga merupakan ajaran yang menekankan pentingnya kesejahteraan ekonomi,” tambahnya.
Aset-aset wakaf Dompet Dhuafa telah terkelola secara produktif untuk kebermanfaatan banyak mauquf ‘alaih. Kini, Dompet Dhuafa sebagai Nazir wakaf menginisiasi gerakan “Semua Bisa Wakaf” sebagai ajakan berwakaf bagi masyarakat. Wakaf saat ini juga diperkuat dengan inovasi produk yang lebih terintegrasi dengan sektor keuangan komersial, seperti produk perbankan syariah, pasar modal syariah, dan asuransi syariah.
“Saya speechless sekali. It’s become very big. Kesempatan saya sekarang ini sebagai Ibu biasa yang kenal Dompet Dhuafa sejak lama sekali, begitupun anak saya, Chiki Fawzi yang berkawan kemana-mana dengan Dompet Dhuafa. Saya belajar juga dari Dompet Dhuafa, bahwa anak memberikan apa yang dia suka untuk diwakafkan dengan doa jika itu menjadi pahala nanti mengalir untuk ibunya. Hubungan wakaf antar ibu dan anak inilah yang dibentuk Dompet Dhuafa dari sesuatu yang dibangun berbasis Quran dan hadist pada implementasi dan aktualisasi kehidupan sehari-hari. Terima kasih banyak Dompet Dhuafa yang memberikan panggung ini kepada para ibu, para muslimah, untuk mendukung,” ungkap Marissa Haque.
Dompet Dhuafa telah mengembangkan berbagai program berbasis wakaf produktif. Di antaranya RS Rumah Sehat Terpadu di Parung, Bogor, yang telah melayani lebih dari 15 ribu dhuafa setiap bulannya. Dari segi agronomi, Dompet Dhuafa membangun DD Farm, juga Kampung Agroindustri di area Kebun Indonesia Berdaya di Subang, dengan memberdayakan petani, peternak, pekebun, dan UKM setempat. Dalam bidang pendidikan, Dompet Dhuafa mendirikan SMART Ekselensia di Parung, juga Pesantren Hafidz Village di Lido. Beberapa sektor lainnya juga telah banyak dikembangkan oleh Dompet Dhuafa, sebagian besar adalah dibangun di atas tanah wakaf dengan biaya dari wakaf uang.
Pertumbuhan wakaf yang terkelola dengan baik, diharapkan menjadi elemen penting yang berkontribusi dalam upaya pengurangan kesenjangan sosial, pengentasan kemiskinan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat paska pandemi sehingga berkontribusi lebih besar terhadap pembangunan ketahanan ekonomi nasional. (Dompet Dhuafa / Dhika Prabowo)