KEEROM, PAPUA — Melalui Layanan Kesehatan Cuma-cuma (LKC) Papua, Dompet Dhuafa dan BKKBN Papua berkolaborasi meluncurkan aksi Gerakan Bapak Asuh Anak Stunting (BAAS). Gerakan BAAS itu mulai digelar pertama di Kecamatan Arso, Kabupaten Keerom, Papua, bertepatan dengan Hari Keluarga Nasional, Rabu (29/6/2022).
GM Kesehatan Dompet Dhuafa, dr. Yeni menyebutkan, Gerakan BAAS merupakan gerakan aksi gotong royong mitra perusahaan pemerintah, swasta, dan masyarakat maupun individu, dalam mengentaskan stunting dalam pemberian bantuan untuk membantu menurunkan kasus anak stunting di Indonesia.
“BAAS menjadi program penanggulangan stunting kerjasama BKKBN dan Dompet Dhuafa. Gerakannya dimulai di Papua bertepatan dengan Hari Keluarga Nasional hari ini dengan dukungan BRI Abepura yang secara simbolis melakukan penyerahan plakat sinergi kepada LKC Papua,” terang dr. Yeni, Rabu (29/6/2022).
“Program ini harapannya dapat berjalan di seluruh Indonesia dengan dukungan ragam pihak, yaitu para mitra, komunitas, maupun masyarakat pada pencegahan dan penanggulangan stunting di Indonesia. BAAS sudah berjalan paralel di beberapa provinsi, setelah Papua kita lanjut gelar di Medan, insha Allah,” imbuh dr. Yeni.
Berdasarkan pemetaan prioritas penerima manfaat program BAAS Lokus Praktik Baik Desa Zero Stunting 2022 (Nasional) oleh Dompet Dhuafa dan BKKBN, ada 12 provinsi prioritas yaitu: Aceh, Sumatera Utara, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, NTB, NTT, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Sulawesi Barat, serta Sulawesi Tenggara.
Ruang lingkup program:
1. Kampanye gerakan nasional bapak asuh secara masif
2. Komunikasi informasi dan edukasi kepada keluarga di 1000 HPK
3. Pemantauan tumbuh kembang anak
4. Pemberian makanan tambahan untuk baduta dengan risiko stunting
5. Pemberian bantuan penanganan faktor risiko infeksi pada baduta dengan risiko stunting, termasuk didalamnya faktor sanitasi lingkungan dan air bersih
6. Pemberian zat gizi tambahan atau vitamin bagi ibu hamil kekurangan energi kronik (KEK)
7. Pendampingan pemberdayaan ekonomi keluarga
Model Intervensi program yang digunakan untuk mencapai indikator berbasis pada layanan dan Pendekatan Perubahan Perilaku Sosial (SBC) :
1. Aksi Layanan Sehat
2. Peningkatan Kapasitas Masyarakat dan Kader
3. Pendampingan keluarga dengan IBU dan anak beresiko stunting di Pos Yandu
4. POS Gizi terpadu DASHAT-BKKBN
5. Kampung Sehati dengan metode pemicuan
6. Program Kebun Sehat Keluarga
7. Scale up produk ekonomi kesehatan yang mendukung keberlanjutan pembiayaan model intervensi program yang telah dibangun
Program ini juga bertujuan untuk meningkatkan kualitas pengelolaan donasi dan pemberian bantuan kepada keluarga tidak mampu (pra sejahtera) dengan anak baduta/balita stunting, yang disalurkan melalui kegiatan yang teroganisir dalam upaya mempercepat penurunan stunting di Indonesia. (Dompet Dhuafa / LKC / Dhika Prabowo)