SUKABUMI, JAWA BARAT — Pada Rabu (30/8/2023), Dompet Dhuafa melakukan pemindahan benih melon hidroponik ke media tanam atau polybag pembesaran. Pemindahan benih ini dilakukan di Green House Pesantren Tahfidz Green Lido (PTGL), Sukabumi.
Green House Lido sendiri merupakan program pemberdayaan bidang ekonomi yang berlokasi di kawasan tanah wakaf Dompet Dhuafa seluas 2.2 hektare yang terletak di Lido, Sukabumi. Green house ini sengaja diitegrasikan dengan Pesantren Tahfizh Green Lido agar pesantren dapat mandiri, dan juga agar kelompok tani mandiri serta berdaya lewat pemberdayaan agribisnis berbasis wakaf produktif.
Pada tahap pemindahan, benih yang sudah cukup umur untuk disemai kemudian dipindahkan. Kegiatan pindah tanam ini dilakukan dari baki semai ke polybag pembesaran. Benih yang sudah cukup umur ini ditandai dengan sudah tumbuhnya daun ketiga.
Baca juga: Berdayakan Petani Lokal, Dompet Dhuafa Hadirkan Wakaf Green House dan Lakukan Sterilisasi
“Tahapan awal di antaranya persiapan sterilisasi green house, sterilisasi media tanam, dan persiapan water system serta pupuk. Setelah itu, dilakukan semai benih dengan jumlah sesuai kapasitas green house. Salah satu kegiatan yang dilakukan pada hari Rabu merupakan kegiatan pindah tanam dari tray semai ke polybag pembesaran yang dilakukan di sore hari, supaya tanaman tidak mengalami tingkat stres yang tinggi dikarenakan suhu yang tinggi,” terang Udi Rafiudi selaku Mitra Pengelola Wakaf Dompet Dhuafa.
Dompet Dhuafa menghadirkan Program Wakaf Green House dengan teknologi pertanian yang canggih, yaitu fertigasi: pemupukan melalui irigasi. Ini adalah metode budi daya dengan pemberian pupuk (nutrisi) kepada tanaman, diberikan sekaligus ke zona akar bersamaan dengan penyiraman tanaman, dengan parameter yang dikendali.
Green House Lido memiliki luas 400 meter persegi dan membutuhkan sekitar 14 minggu untuk panen. Pada siklus pertama, Green House Lido memilih satu komoditas melon, yaitu jenis talent dari tipe muskmelon. Salah satu jenis melon yang memiliki nilai jual yang sangat tinggi.
“Jenis melon yang ditanam di GH PTGL yaitu jenis talent dari tipe muskmelon yang berasal dari negara Jepang. Memiliki bentuk bulat, kulit luar ber-netting dan daging warna kuning, tingkat kemanisan di atas 14 brix,” terang Udi.
Adanya green house ini sebagai sarana pembelajaran santri dan pemberdayaan petani lokal. Tujuan utamanya adalah memberikan kesempatan dan fasilitas yang berkualitas bagi calon santriwan dan santriwati. Digarap oleh para petani lokal yang dibina oleh PTGL, pada tahap awal ini kelompok tani terdiri dari tiga petani dengan satu koordinator.
Setelah proses pindah tanam, selanjutnya tahapan perawatan, baik itu pemberian nutrisi, pengukuran parameter lingkungan, serta pelilitan dan pemangkasan tunas air.
“Ada beberapa perlakuan khusus agar menghasilkan buah yang berkualitas premium, di antaranya ditanam di green house dengan pemberian air dan nutrisi secara intens, menjaga kondisi suhu dan kelembaban yang ideal bagi tanaman, melakukan pencegahan preventif dan pengobatan, baik itu hama, fungsi maupun bakteri. Dan yang perlu diperhatikan dalam budi daya hidroponik melon, yaitu disiplin dalam pengaturan EC in dan EC out, pH air, dan pH tanah. Perawatan tanaman dengan pemangkasan tunas air, topping pucuk, pemilihan buah setelah polinasi, pencegahan dan pengobatan terhadap tanaman,” tutup Udi. (Dompet Dhuafa/Anndini)