Gunung Agung Bersahabat, Suasana Pengungsian Serasa Di Rumah

KARANGASEM — Bagi Olivia Zallianty, ketika orang-orang menjauh dari kawasan bencana, kita yang jauh bisa berpikir sebaliknya. Ya, adik Marcella Zallianty tersebut peduli dan mendekat. Pada Senin (4/12), Dompet Dhuafa bersama relawan Gerak Bareng dan Olivia Zallianty menghibur dan bercengkrama dengan para pengungsi dalam program Sekolah Ceria di Kampung Sanggem, Desa Sangkan Gunung, Sidemen, Bali.

“Kalau dibawa perasaan, kita pasti ikut hanyut. Tetapi bukan itu tujuan kita di sini, melainkan untuk bagaimana membuat suatu ketegaran dan kesabaran untuk masyarakat di sini,” ucap Olivia pada Tim Dompet Dhuafa di sela waktunya bersama pengungsi.

Dalam rangkaian Sekolah Ceria tersebut, Olivia pun melakukan sosialisasi tentang waspada hujan abu kepada anak-anak pengungsian. Karena pada kondisi darurat pengungsian, kondisi psikologis anak-anak perlu menjadi perhatian bersama. Agar aspek tumbuh-kembang dan keceriaan mereka selama di tempat pengungsian tetap terjaga. Dunia anak-anak adalah bermain dan belajar. Dalam kondisi tak biasa, selama anak-anak masih bisa tersenyum, tak ada yang terlalu dikhawatirkan. Seperti halnya anak-anak pengungsi di Bali.

Raka Buanan, selaku Kepala Dusun Sangkan Gunung mengatakan, “Sudah hampir tiga bulan warga Desa Sebudi mengungsi di sini. Tempat tinggal mereka berada di Kawasan Rawan Bencana (KRB) 3 yang berarti zona merah, dan jika terjadi letusan ‘sesungguhnya’ akan terdampak lahar panas”.

Tidak semua kebutuhan mereka terpenuhi ketika berada di Pos Pengungsian. Namun mengungsi bukan berarti berhenti bekerja. Lebih dari 30 orang yang berada di pos pengungsi ini menggantungkan hidup dari kerajinan anyaman bambu. Walau bencana Gunung Agung semakin menambah derita mereka, lantaran harga jual menjadi sangat rendah. Selain itu juga jalur distribusi yang kian sulit.

Disaster Management Center (DMC) Dompet Dhuafa menginisiasi program distribusi hasil kerajinan pengungsi, agar mereka selalu produktif selama berada di pos pengungsian. “Melalui rangkaian kegiatan hari ini, diharapkan semakin mendorong motivasi mereka yang mengungsi di sini sejak tiga bulan lalu,” ucap Adi Malo, selaku Koordinator Lapangan Tim Respon DMC Dompet Dhuafa untuk Bencana Erupsi Gunung Agung.

Kini Gunung Agung kembali ‘istirahat’ sejak letusan tanggal 21 November 20017, yang mengeluarkan asap hitam tebal yang berdampak hujan abu hingga tanggal 26 November 2017. Kini puncaknya terlihat sudah merekah, masih mengeluarkan asap, namun tipis nan putih. Intensitas curah hujan pun menurun, bahkan cerah beberapa hari setelahnya. (Dompet Dhuafa/Dhika Prabowo)