YOGYAKARTA — Belum selesai dari bencana yang melanda saudara-saudara kita di Banten, Lampung, dan Sukabumi. Kali ini saudara kita di Yogyakarta, sedang mengalami kekhawatiran yang sama dari saudara terdampak bencana lainnya. Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta, pada laporan tertanggal 10 Januari 2019, menyatakan kubah lava saat ini dalam kondisi stabil dengan laju pertumbuhan yang masih relatif rendah. Aktivitas vulkanik Gunung Merapi masih cukup tinggi dan ditetapkan dalam tingkat aktivitas waspada. BPPTKG juga menghimbau masyarakat menjauhinya sejauh radius 3 Km. Begitu juga masyarakat yang berada di Kawasan Rawan Bencana III.
Melihat potensi status tersebut Dompet Dhuafa melalui kantor cabang Yogyakarta, menginisiasi pembukaan Pos Hangat sebagai tempat pantauan langsung terhadap kondisi Gunung Merapi. Di lokasi-lokasi aman dengan radius 6 Km dari Puncak Merapi, pos tersebut didirikan.
Terdapat lima lokasi pos hangat yang dibuka, yaitu di Sumberjo; Kaliurang Utara dan Selatan; Cepagan; serta di Jrakah. Semua lokasi tersebut berada di wilayah Kaliurang. Selain di lima lokasi tersebut, rencananya akan dibuka lagi Pos Hangat, di dua titik di kawasan Sleman, dan satu titik di Boyolali.
Lokasi-lokasi tersebut dipilih karena di sana terdapat relawan-relawan lokal Dompet Dhuafa yang sudah cukup memahami seluk-beluk daerah tersebut. Sehingga membuat lokasi tersebut dinyatakan strategis sebagai tempat pemantauan dari aktivitas vulcanologi Gunung Merapi.
“Kita punya relawan lokal di semua desa di sekiling Gunung Merapi. Bahkan ada yang di dekat puncak merapi juga,” jelas Badar, selaku perwakilan relawan Dompet Dhuafa Yogyakarta.
Hal tersebut juga memudahkan tim Dompet Dhuafa untuk bersinergi dengan penduduk sekitar Gunung Merapi. Maka, apabila terjadi perubahan pada Gunung Merapi, dengan cepat kita dapat menggulirkan respon di sana. (Dompet Dhuafa/Yogyakarta/Fajar)