JAKARTA — Menutup akhir tahun 2023, Dompet Dhuafa kembali hadir di Big Bang Fest 2023. Festival yang mengusung konsep Pameran Cuci Gudang Terbesar ini diselenggarakan selama 11 hari mulai tanggal 22 Desember 2023–1 Januari 2024 di JIExpo Kemayoran, Jakarta.
Pada Jumat (29/12/2023), tepat di momentum Program Humanesia, Dompet Dhuafa menggelar talkshow bertajuk “Mudah Jadi Baik Melalui Aplikasi Dompet Dhuafa” di Garden Stage, Big Bang Festival.
Talkshow dibuka dengan aktivitas seru, yakni painting tote bag bertema seputar pendidikan. Tingginya antusias pengunjung, membuat area panggung penuh diisi oleh anak-anak hingga orang tua yang hadir di Big Bang Fest.
Baca juga: Aplikasi Dompet Dhuafa: Memudahkan Kebaikan
Kegiatan ini juga bertujuan untuk mengenalkan Aplikasi Dompet Dhuafa atau DD Apps kepada para pengunjung Big Bang Fest 2023. Di era serba daring ini, ada banyak sekali pilihan untuk menyalurkan kebaikan dengan cara mudah. Melalui taglinenya #MudahJadiBaik, Dompet Dhuafa pun turut menghadirkan sebuah solusi untuk menunjang kebaikan sekaligus beribadah.
Ya, Aplikasi Dompet Dhuafa menyediakan dua fitur utama, yakni fitur Donasi dan Ibadah. Sebelumnya, Adi Kurniawan selaku Senior Officer Digital Fundraising Dompet Dhuafa menyebut bahwa ia melihat potensi zakat yang begitu tinggi hingga mencapai angka Rp220 triliun. Namun kini yang tercapai baru 8%. Sehingga, aplikasi ini dibuat untuk menjadi jembatan antara donatur dengan penerima manfaat.
“Harapannya donatur di sini bisa dengan mudah melihat proses donasinya, kemudian bisa melihat aktivitasnya dan nggak perlu repot-repot karena bisa kapan saja dan di mana saja,” ungkapnya.
Baca juga: Bersama DANA, Dompet Dhuafa Mudahkan Umat Tunaikan Kurban Lewat Kanal Digital
Lebih lanjut, Adi juga menyampaikan bahwa pada fitur Donasi, para pengguna bisa menyalurkan dana kebaikan yang tidak hanya mencakup infak, tetapi juga sedekah, zakat, wakaf, dana khusus untuk kemanusiaan, hingga membayar atau mencicil hewan kurban.
Sedangkan untuk fitur Ibadah, DD Apps menyediakan Jadwal Salat, Al-Qur’an yang dilengkapi dengan audio, Kalkulator Zakat untuk menghitung besaran zakat yang wajib dikeluarkan, Jemput Zakat agar tidak perlu pergi ke luar rumah, hingga menu Tanya Ustaz yang akan terhubung langsung dengan ustaz untuk berkonsultasi seputar agama, khususnya ZISWAF.
“Kita juga sudah berkolaborasi dengan Dana (aplikasi), jadi teman-teman pengguna yang sudah install DD Apps bisa langsung terkoneksi dengan aplikasi Dana dengan mengaktifkannya nanti ada fitur Donasi Rutin secara otomatis. Jadi kita suka, mau di setiap Jumat, di setiap Subuh, itu nggak perlu kita bangun salat Subuh lihat handphone, tapi langsung aja di set up dari sekarang. Mau donasinya kapan, nanti terpotong otomatis dari saldo dananya, jadi emang donasi rutin ini banyak diminta sama donatur,” sambungnya.
Fasilitas Dompet Dhuafa di Big Bang Fest
Selain talkshow, Dompet Dhuafa juga menghadirkan fasilitas Musala yang akan memudahkan para pengunjung pameran untuk menjalankan ibadah salat. Ada juga aktivitas seru dan ramah anak seperti VR kebencanaan, Puzzle Kebencanaan di booth-booth yang Dompet Dhuafa dirikan. Pada kolaborasi kebaikan ini, Dompet Dhuafa juga mengusung campaign “Bangun Sekolah di Pelosok”. Kali ini Dompet Dhuafa berfokus pada pelosok Banten.
Potret suram pendidikan masih melekat di Indonesia hingga saat ini. Menurut data Kemendikbudristek, pada tahun 2020 ada sekitar 1.413.523 ruang kelas yang tercatat, sedangkan sekitar 1.222.064 nya dalam kondisi rusak (kategori ringan, sedang & berat). Artinya, hanya 14% ruang kelas di Indonesia yang kondisinya layak dan 86%-nya dalam kondisi rusak atau kurang layak.
“Makanya kita coba angkat campaign Bangun Sekolah di Pelosok. Kita ambil sekarang pelosoknya Banten, di daerah Pandeglang, di MI Amarullah. Ada sekolah yang rusaknya sebegitu parah, mereka itu harusnya punya 6 kelas, tapi kelas yang tersedia untuk mereka itu dan padahal kelasnya juga nggak layak itu cuma 4, dan itu dianggap tidak layak. Jadi ada 2 kelas yang rusak berat,” lanjut Adi.
Baca juga: Kenalkan Kemudahan Kurban di Era Digital, Dompet Dhuafa Gelar Talkshow Tebar Hewan Kurban 1444 H
Parahnya lagi, ketika musim hujan menghampiri para siswa harus berpindah karena ada beberapa ruang kelas yang tidak memiliki jendela. Kondisi tersebut membuat para siswa tidak bisa fokus, sehingga pembelajaran menjadi kurang kondusif.
“Ketika musim hujan, mereka harus minggir karena posisi jendelanya ada yang udah nggak ada, ada yang hilang, kemudian kayunya sudah mulai rapuh dan pada akhirnya mereka itu gak kondusif banget belajarnya. Sedangkan, mereka itu calon penerus bangsa dan kita harus support mereka gitu, makanya kita bangun namanya Bangun Sekolah di Pelosok,” ucap Adi.
Melalui campaign kebaikan ini, alhamdulillah sebanyak 37–42 sekolah telah Dompet Dhuafa renovasi. Tentu hal tersebut terwujud juga berkat kebaikan para donatur, tidak hanya donatur perorangan, tetapi juga berasal dari instansi atau perusahaan. Dompet Dhuafa berharap bukan hanya perubahan pada bangunan, tetapi juga dapat meningkatkan kapasitas guru agar lebih adaptif terhadap teknologi.
“Harapan kita yang terbangun bukan cuma fisik sekolahnya, tapi yang terbangun kualitas gurunya kita bangun, metode pembelajaran gurunya juga semakin baik, modern, sesuai dengan perkembangan teknologi. Fasilitasnya juga coba kita kuatkan. Jadi memang bukan secara fisik terlihat bagus saja, tapi juga nanti output yang dihasilkan anak-anak yang lulus itu siap banget untuk menjadi generasi penerus bangsa,” imbuhnya.
Salah satu sekolah yang telah direnovasi adalah Madrasah Ibtidaiyah Kamancing, Lebak, Banten. Sekolah Dasar yang hanya memiliki 20 murid dari kelas 1 dan 6. Keterbatasan biaya menjadi satu dari banyak alasan anak-anak tidak dapat bersekolah, juga karena memang kondisi sekolahnya yang rusak.
“Mereka cuma punya tiga kelas dan itu sudah hampir rubuh. Proses pembangunannya, perjalannya, itu dari jalan raya kita harus jalan kaki sekitar 45 menit–1 jam, dan itu nggak bisa dilewati oleh motor biasa karena batu-batuan, dan yang bikin kita salut sama warga, di saya, jadi kita cuma menyediakan bahan bangunannya, dan membangunnya itu masyarakat sendiri secara sukarela. Dan mereka menggotong bahan bangunan melewati bukit, tapi masyarakatnya memiliki komitmen demi anak-anak mereka.”
“Alhamdulillah nggak sampai setahun, proses pembangunan selesai. Kemudian kita juga ada proses pendampingan untuk gurunya selama setahun,” pungkas Adi. (Dompet Dhuafa/Anndini)