Hadirnya MQI di Genggaman, Pacu Semangat Teman Tuli Belajar Al-Qur’an

JAKARTA — “Senang sekali keinginanku terwujud dengan adanya Mushaf Al-Qur’an Isyarat ini. Ingin sekali belajar membaca Al-Qur’an dan tahu isinya untuk bekal akhirat nanti,” ucap Titin (43), senang mendapatkan MQI.

Sebagai kitab pedoman menjalani segala aktivitas kehidupan, Al-Qur’an harusnya mampu diakses oleh semua orang dengan segala bentuk kondisi. Kitab suci dari Allah Swt ini pastinya mampu dipelajari dan diamalkan banyak cara kemudahan. Ini telah terbukti dengan hadirnya sebuah metode cara baca Al-Qur’an khususnya bagi orang-orang yang mengalami masalah pendengaran, yaitu dengan adanya Mushaf Al-Quran Isyarat (MQI).

Pada bulan Ramadan 1445 H lalu, di Jakarta Selatan, Dompet Dhuafa dan ESQ Kemanusiaan sepakat melakukan kerja sama bertajuk “Bantu Teman Tuli Bisa Mengaji”. Dua bulan berselang, keduanya kemudian menyalurkan sebanyak 548 MQI ke beberapa lokasi. Di antaranya yaitu di Jakarta, Majalengka, dan Nusa Tenggara Barat.

Baca juga:Komitmen bersama ESQ Kemanusiaan Wujudkan Ribuan Mushaf Al-Qur’an Isyarat bagi Teman Tuli

Tidak hanya sekadar penyaluran mushaf, Dompet Dhuafa dan ESQ Kemanusiaan juga bertanggung jawab akan digunakannya mushaf-mushaf itu dengan baik. Dalam hal ini, Dompet Dhuafa dan ESQ Kemanusiaan memastikan di setiap kelompok ada guru yang bisa mengajarkannya. Maka itu, ratusan mushaf tersebut diberikan melalui komunitas-komunitas tuli. Di Jakarta, bertempat di Masjid Umar bin Al Khattab Jatinegara, sebanyak 100 MQI diberikan melalui Gerkatin DKI Jakarta dan Majelis Ta’lim Tuli Indonesia (MTTI), Jumat (7/6/2024).

Penyaluran MQI kepada ibu-ibu tuli yang tergabung dalam Gerkatin DKI Jakarta dan Majelis Talim Tuli Indonesia (MTTI) di Jakarta Timur.
Penyaluran MQI kepada ibu-ibu tuli yang tergabung dalam Gerkatin DKI Jakarta dan Majelis Talim Tuli Indonesia (MTTI) di Jakarta Timur.
Simbolisasi penyaluran MQI kepada bapak-bapak tuli yang tergabung dalam Gerkatin DKI Jakarta dan Majelis Talim Tuli Indonesia (MTTI) di Jakarta Timur.
Simbolisasi penyaluran MQI kepada bapak-bapak tuli yang tergabung dalam Gerkatin DKI Jakarta dan Majelis Talim Tuli Indonesia (MTTI) di Jakarta Timur.

Kepada teman-teman tuli, Nur Hafifah selaku Digital Fundraising Officer Dompet Dhuafa mengatakan bahwa mushaf-mushaf Al-Qur’an isyarat ini adalah titipan dari para donatur. Mereka sangat ingin teman-teman tuli juga bisa membaca Al-Qur’an. Sebab, itu merupakan pedoman hidup bagi semua orang, apalagi sebagai seorang muslim. Sambutan oleh perwakilan Dompet Dhuafa ini diterjemahkan ke dalam bahasa isyarat oleh seorang driver ojek online yang secara sukarela mendampingi teman-teman tuli, yaitu Fika Chou.

Mewakili para teman tuli, Ketua MTTI Ninik (56) mengatakan, teman-teman tuli ini sangat butuh MQI. Menurutnya, ketersediaan MQI masih kurang di tengah-tengah mereka. Dulu, memang sangat susah para teman tuli untuk belajar Al-Qur’an. Namun sekarang, sudah semakin mudah dengan adanya MQI. Ia juga memberikan apresiasi kepada Dompet Dhuafa dan ESQ Kemanusiaan yang telah dengan sangat peduli kepada teman-teman tuli untuk bisa belajar membaca Al-Qur’an.

Ninik juga adalah seorang pengajar bagi teman-teman tuli untuk membaca alquran di pengajian dan masjid-masjid. Mulai dari anak-anak hingga dewasa. Salah satunya berada di Sentra Mulia Bambu Apus. Di hari Sabtu, ia mengajar di Masjid Al Ihsan di Rancho, Jakarta Selatan. Bahkan di hari Minggu, ia mengajar seorang perempuan pekerja, sehingga hanya bisa di hari Minggu.

Baca juga: Rangkaian Humanesia, Dompet Dhuafa Gelar Lokakarya Bahasa Isyarat

Nur Hafifah (kiri) didampingi Fika (kanan) menyampaikan harapan dan amanah dari para donatur.
Nur Hafifah (kiri) didampingi Fika (kanan) menyampaikan harapan dan amanah dari para donatur.
Ninik mengenalkan isyarat-isyarat dalam MQI kepada para teman tuli.
Ninik mengenalkan isyarat-isyarat dalam MQI kepada para teman tuli.
Para teman tuli menyimak pengenalan isyarat-isyarat dalam MQI oleh Ninik.
Para teman tuli menyimak pengenalan isyarat-isyarat dalam MQI oleh Ninik.

Sejak duduk di bangku SMP, ia sudah belajar ngaji tapi karena belum ada Al-Qur’an Isyarat, sehingga sangat susah untuk dipelajari. Maka itu, sekarang ia bertekad untuk mempermudah teman-teman tuli untuk belajar membaca Al-Qur’an. Ia pun tak segan untuk menemui ketua-ketua komunitas teman tuli untuk mengajak berdiskusi dan mengarahkan teman-temannya belajar Al-Qur’an.

Dulu muridnya hanya ada 15, kini sudah 45 orang. Ibu Ninik juga merupakan satu dari orang-orang yang ikut mencetuskan dan merumuskan, sehingga lahirlah Mushaf Al-Qur’an Isyarat ini.

Pada kesempatan yang sama, Titin dari Gerkatin DKI Jakarta ikut senang mendapatkan MQI. Suaminya juga adalah teman tuli, namun saat itu ia sedang bekerja. Maka itu, sang suami tak datang. Meski sama-sama memiliki pekerjaan di hari itu, Titin menyempatkan diri untuk bisa hadir. Biasanya, di hari Senin hingga Jumat, Titin bekerja menjahit, khusus payet, di sebuah butik. Hari Sabtu dan Minggu adalah hari kesempatannya ungtuk belajar Al-Qur’an isyarat.

Baca juga: Tingkatkan Kapasitas Guru Ngaji Demi Cetak Generasi Qurani

Titin belajar MQI dari Ninik.
Titin belajar MQI dari Ninik.
Titin belajar MQI dari Ninik.
Titin belajar MQI dari Ninik.

Kebetulan, dirinya memang baru saja memulai untuk belajar Al-Qur’an. Sebelumnya, karena terlalu sibuk kerja, sehingga belum bisa untuk menyempatkan. Namun, sekarang sudah bisa mengatur waktu, ditambah ada fasilitas Mushaf Al-Qur’an Isyarat dan guru yang mumpuni. Semangatnya pun kian sempurna.

Ia kemudian menaruh harapannya agar lebih banyak teman-teman tuli yang tertarik belajar Al-Qur’an, Pun semakin banyak guru-guru yang bisa mengajarkannya. (Dompet Dhuafa)

Teks dan foto: Riza Muthohar
Penyunting: Dhika Prabowo