Harapan Paku Alam X untuk Dompet Dhuafa

YOGYAKARTA- Memasuki usia 25 Tahun pada 2018, Dompet Dhuafa terus berkomitmen untuk terus Membentang Kebaikan dan mengajak seluruh elemen dalam kerja bersama mengentaskan permasalahan social bangsa. Salah satunya adalah dengan Pemerintah Daerah (Pemda) Daerah Istimewa Yogyakarta. Pada Selasa (20/2) Dompet Dhuafa Yogyakarta mengadakan audiensi di Pare Anom, Kepatihan, Yogyakarta bersama Paku Alam X.

Dalam audiensi yang berlangsung lebih kurang setengah jam Paku Alam X mengungkapkan, tingginya kemiskinan di DIY karena pengukuran selalu lebih pada konsumsi. Padahal konsumsi orang Jogja rendah. Selain itu, diversifikasi pangan di Jogja pun cukup tinggi, makan tidak harus nasi, banyak yang makan dengan singkong, ubi, atau jagung. Sementara konsumsi pangan dihitung dari konsumsi beras perkapita.

“Tidak mungkin kemiskinan kita tinggi, tapi harapan hidup kita juga tinggi. Itu sudah bertolak belakang. Indeks Pembangunan Manusia kita juga tertinggi di Indonesia, tingkat kebahagiaan memang turun tapi masih tiga teratas di Indonesia. Jadi mohon titip penanganan dari Dompet Dhuafa mungkin bisa membantu menangani kemiskinan perkotaan,”  ungkap Wagub.

Selanjutnya Paku Alam X berpesan, kemiskinan perkotaan pun dapat diupayakan dengan melakukan pemberdayaan masyarakat berupa kegiatan ekonomi kreatif. Wagub pun berharap, selain kemiskinan perkotaan, program-program Dompet Dhuafa bisa menjadi investasi intelektual. Melakukan pengentasan kemiskinan pun perlu disesuaikan dengan kondisi tiap daerah.

“Jangan pernah membantu yang sifatnya agregat. Meneliti atau mengkaji kebutuhan untuk menentukan bentuk bantuan. Karena belum tentu apa yang kita beri sesuai kajian itu adalah yang sebenarnya dibutuhkan. Makanya, perlu ada dialog,” imbuh Wagub.

Dalam kesempatan tersebut, Pimpinan Cabang Dompet Dhuafa Yogyakarta Andriansyah mengatakan, bagi Dompet Dhuafa, Yogyakarta memiliki keistimewaan tersendiri karena menjadi inspirasi awal lahirnya dompet dhuafa. Dompet Dhuafa Yogyakarta  pun menghimpun dana berupa zakat, sedekah, dan wakaf dari warga DIY, yang kemanfaatannya disalurkan pada warga DIY juga. Pada 2017 lalu, Dompet Dhuafa berhasil menghimpun dana Rp4,6miliar. Hingga kini, sudah sekitar 33.000 warga Jogja yang dibantu dalam hal kesehatan, ekonomi mikro, pendidikan dan social kemanusiaan.

“Kunjungan kami kali ini, untuk bersilaturahmi, berkoordinasi, melaporkan aktifitas yang sudah kami lakukan, kami juga ingin mengetahui program program pemerintah daerah yang mungkin bisa disinergikan untuk mengatasi persoalan kemiskinan,” imbuhnya.

Audiensi ini diharapkan dapat membuka gerbang sinergi yang lebih baik antara Dompet Dhuafa Yogyakarta beserta Pemerintahan DIY, agar kedepannya dapat berkontribusi dalam pengembangan Yogyakarta yang lebih baik.

Pertemuan tersebut juga dihadiri Manager Sumber Daya dan Mobilisasi Dompet Dhuafa Zahron Abdurrauf, Manager Program Dompet Dhuafa DIY Bambang Edi Prasetyo, dan Marketing Communication Dompet Dhuafa Rizaldi Saeful Rohman.(Dompet Dhuafa/DD Yogyakarta)