BANYUMAS, JAWA TENGAH — Gelaran Kemah Relawan 2023 DMC Dompet Dhuafa pada hari kedua (23/11/2023) berjalan dengan penuh semangat dan seru. Di hari kedua, Kemah Relawan 2023 diisi dengan materi-materi kebencanaan yang dijalankan dengan metode kelas bergerak. Metode ini menjadi satu terobosan baru bagi para peserta, sebab penyampaian materi dikemas layaknya sebuah perjalanan.
Masih di lokasi yang sama, yakni Wana Wisata Baturraden di Kelurahan Kemutug Lor, Baturaden, Kabupaten Banyumas, peserta Kemah Relawan 2023 dibagi menjadi tiga kelompok. Setiap kelompoknya wajib masuk ke dalam pos-pos yang diberi nama Kelas Papua, Kelas Kalimantan, dan Kelas Flores.
Pemaparan materi seputar kebencanaan di Kelas Papua diisi oleh Shofa Qudus (GM Program DMC Dompet Dhuafa), Ahmad Lukman (Manager Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kebencanaan), Narwan (Manager Tanggap Darurat, Pemulihan, dan Kerelawanan), dan Ahmad Baikhaki (Manager Kesiapsiagaan dan Adaptasi Mitigasi Perubahan Iklim).
Ada satu isu yang menarik perhatian terkait relawan dan kebencanaan yang dibahas oleh pemateri dan pserta di Kelas Papua.
“Semangat relawan-relawan tiap daerah ini besar sekali. Di daerah-daerah atau cabang-cabang tertentu, ketika ada musibah dan bencana, pasti relawan yang terlibat jumlahnya cukup banyak. Kira-kira strategi seperti apa yang dilakukan untuk proses rekrutmen ini?” tanya Hamdan Kesuwi salah satu peserta Kemah Relawan dari Maluku.
Pertanyaan tersebut kemudian dijawab dengan padat dan jelas oleh Ahmad Lukman selaku Manager Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kebencanaan DMC Dompet Dhuafa.
“Kami dari DMC sudah membuat proses rekrutmen dan kurikulum untuk pelatihan kebencanaan yang akan memfasilitasi dan membekali pemahaman dan kapasitas relawan dalam merespons sebuah bencana. Lalu salah satu orang BNPB juga sudah mencolek kita untuk melihat dan belajar hasil dari kurikulum kebencanaan yang kami buat,” ujarnya.
Isu relawan dan kebencanaan di masa kini menjadi penting lantaran Indonesia memiliki potensi rawan bencana. Apalagi menjelang akhir tahun, di mana sering kali hujan deras terjadi dan berpotensi menimbulkan banjir. Hal ini menjadi sebuah isu tahunan di Indonesia.
Kapabilitas seorang relawan harus mumpuni, hal tersebut dapat dicapai melalui pelatihan-pelatihan seputar kebencanaan yang terus dilaksanakan.
Keseruan hari kedua tidak hanya diisi oleh materi yang insightful dan bermanfaat, tetapi juga diwarnai dengan outbound dan team building dari seluruh peserta dan panitia.
Berbagai gim menarik disajikan untuk menguji sekaligus membangun solidaritas di antara mereka. Hal ini bisa dilihat lewat potret-potret antusias peserta kala gim berlangsung lewat tangkapan Tim DMC.
Baca juga: Kepung Sampah: Relawan Bertukar Pikir dengan Lepas Bersama Praktisi Lingkungan
Kemah Relawan 2023 sendiri digelar mulai Rabu hingga Jumat (22—24/11/2023) dan diisi oleh materi-materi kebencanaan, kerelawanan, hingga isu-isu lingkungan yang penting untuk wawasan para relawan. (Dompet Dhuafa/DMC/AFP)