Hari Zakat Nasional dan Hari Kartini, Ajang Unjuk Gigi Para Perempuan Pahlawan Zakat

hari-zakat-nasional-perempuan-pahlawan-zakat

JAKARTA — Dalam rangka memperingati Hari Zakat Nasional 1444 H/2023 M setiap tanggal 27 Ramadan, Forum Zakat (FOZ) menampilkan sosok-sosok perempuan pegiat Gerakan Zakat Indonesia. Inisiatif ini secara rutin diselenggarakan oleh lembaga-lembaga zakat di Indonesia yang tergabung dalam FOZ.

Peringatan hari zakat kali ini pun berdekatan waktunya dengan Hari Kartini. Maka, FOZ kali ini mengusung tema “Perempuan Pahlawan Zakat” dengan menggelar diskusi publik yang dihadiri oleh berbagai lembaga zakat dan para pegiat media. Acara tersebut digelar di Beranda Kitchen, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan pada Senin (17/4/2023), disusul dengan acara buka bersama.

Sosok-sosok perempuan pahlawan zakat yang hadir menjadi pembicara di antaranya adalah Etika Setiawanti selaku Direktur Fundraising Dompet Dhuafa, Zahra selaku Perwakilan Komunitas Jurnalis Berhijab, Humairoh Anahdi selaku Bidang Inovasi Forum Zakat, dan Bintang Puspayoga selaku Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak yang hadir secara offline.

Baca juga: Kuatkan Perempuan Penyintas Gempa Cianjur, DMC Gelar Trauma Healing: Perempuan Dukung Perempuan

hari-zakat-nasional-perempuan-pahlawan-zakat
Kiri ke kanan: Moderator, Zahra, Etika Setiawanti, Humairoh Anahdi, dan Lera penerima manfaat BMH.

Pada sesi sambutan sebelum acara diskusi dimulai, Sekretaris Umum FOZ Irvan Nugraha menjelaskan bahwa banyak program lembaga zakat yang berfokus pada pemberdayaan perempuan, baik pada aspek kesehatan, pendidikan, maupun ekonomi. Diskusi ini melibatkan media sebagai bentuk momentum dalam upaya lembaga zakat untuk mengekspos kebermanfaatan zakat bagi kaum perempuan. Menurutnya, perempuan adalah entitas penting dalam masyarakat yang menjadi pondasi utama dalam keluarga.

“Pada Hari Zakat Nasional yang jatuh pada 27 Ramadan menjadi momentum yang perlu dioptimalkan untuk memperkuat dan memperbanyak syiar zakat. Kami mengajak masyarakat untuk membayar zakat melalui lembaga, agar memperluas manfaatnya. Pengelolaan zakat untuk perempuan adalah salah satu contoh konkret perluasan manfaat dari zakat,” ungkapnya.

hari-zakat-nasional-perempuan-pahlawan-zakat
Sekretaris Umum FOZ, Irvan Nugraha.

Baca juga: 100 Perempuan Tangguh Terima Bantuan Sembako dan Kecantikan

Pada sesi diskusi, Direktur Fundraising Dompet Dhuafa, Etika Setiawanti menyebutkan bahwa perempuan memiliki pengaruh yang luar biasa tanpa mengurangi sisi fitrahnya. Di Dompet Dhuafa contohnya, pada level manajemen melibatkan perempuan, bahkan lebih dari 40%. Dalam perekrutan, pihak SDM Dompet Dhuafa juga tidak memandang dari segi gender, baik laki-laki ataupun perempuan. Pada proses pemilihan Dai pun, jika target jemaahnya adalah perempuan, maka Dompet Dhuafa tidak akan membatasi diri mencari Daiyah perempuan.

Dari segi penerima manfaat program, baik zakat maupun instrumen filantropi Islam lainnya, Dompet Dhuafa memastikan secara langsung maupun tidak langsung ada aspek pemberdayaan perempuan.

“Kami punya program yang berkoordinasi dengan Kementrian PPPA, yaitu pemberdayaan perempuan di Bali untuk menjadikan mereka woman entrepreneur. Kemudian RS Dompet Dhuafa, LKC, dan klinik, baik di berbagai kota, baik itu bidan, dokter, perawat banyak yang perempuan. Serta masih banyak lagi program yang melibatkan perempuan. Semua program yang melibatkan perempuan di dalamnya memiliki hasil yang tidak kalah dari laki-laki,” ungkapnya.

hari-zakat-nasional-perempuan-pahlawan-zakat
Salah satu peserta melontarkan pertanyaan kepada para narasumber.

Sementara itu, Perwakilan Komunitas Jurnalis Berhijab, Zahra mengatakan bahwa perempuan memang harus memiliki kesadaran akan keterlibatan di bidangnya, termasuk zakat.

“Dan yang pasti harus saling support dan menyadari bahwa harus saling membangun dan terlibat,” tuturnya.

Senada dengan itu, Pengurus Bidang Inovasi, Humairoh Anahdi mengatakan perempuan memiliki suatu keunggulan, yakni empati yang lebih besar dibandingkan laki-laki. Pada kejadian bencana misalnya, dengan prosedur yang sama, perempuan dapat dengan lebih baik menilai dampak kejadian dari sisi mental kebutuhan para korban.

“Dalam hal pengelolaan zakat, empati inilah poinnya. Keterlibatan perempuan di lingkungan sosial tetap bisa sejalan dengan fitrahnya sendiri. Salah satunya ketika terjadi bencana, dan perempuan menjadi aktor utama untuk terlibat di sana,” ucapnya.

hari-zakat-nasional-perempuan-pahlawan-zakat
Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) RI, Bintang Puspayoga.

Secara terpisah, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak RI, Bintang Puspayoga mengatakan bahwa zakat juga menjadi salah satu bentuk dalam mendorong rasa solidaritas dan tenggang rasa kepada kelompok rentan, khususnya masyarakat miskin termasuk perempuan dan anak-anak.

Baca juga: Tim Aku Temanmu Gulirkan Layanan Psychologycal First Aid Pasca Gempa Bumi Cianjur, Fokus Pada Anak-anak dan Perempuan

“Telah banyak praktik, baik kolaborasi Kementrian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak dengan asosiasi Forum Zakat dalam membantu perempuan dan anak saat terdampak Covid-19. Demikian juga yang terdampak bencana, termasuk ijtihad zakat untuk program kekerasan perempuan dan anak,” tuturnya.

Etika kembali menambahkan, sangat disayangkan hingga saat ini, dengan banyaknya kemudahan akses bagi perempuan untuk berdaya, namun masih banyak perempuan yang merasa minder. Ironinya, hal ini terjadi akibat dari perempuan itu sendiri yang cenderung tidak nyaman melihat sesama perempuan menjadi lebih unggul. Maka, sudah seharusnya perempuan saling mendukung perempuan lainnya.

“Saya sangat mendukung gerakan woman support woman. Kadang sesama perempuan ada sisi kompetitifnya. Kecenderungan perempuan support laki-laki, padahal sebenarnya perempuan juga sangat membutuhkan dukungan dari para perempuan itu sendiri,” pungkasnya. (Dompet Dhuafa/Muthohar)