PALU, SULAWESI TENGAH — Menyaksikan kabar berita bahwa gempabumi dahsyat dan tsunami melanda Palu, Donggala, Sigi, dan sejumlah wilayah Sulawesi Tengah. Andi Syafullah, sontak panik dan segera untuk mencari keberadaan putrinya bernama Aulia Fatah Kalepe. Putri Syafullah tercatat sebagai mahasiswi di Prodi Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Tandulako.
Kabar terakhir dari Aulia, bahwa ia tengah mengikuti tugas Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Donggala. Dimana Donggala adalah lokasi terdekat dengan pusat gempabumi berkekuatan 7,4 Skala Richter yang mengguncang Sulawesi Tengah. Itulah yang membuat Andi Syafullah dan keluarga khawatir.
“Kami tahunya kabar terakhir Aulia ikut KKN di Donggala. Saya menangis melihat hancurnya Donggala. Saya pikir, anak saya berada di dalam reruntuhan itu,” ucap Andi Syafullah, kepada aktivis kemanusiaan Dompet Dhuafa, Rabu (3/10/2018).
Mendapati kabar tersebut, Andi Syafullah bergegas pergi ke Donggala. Setelah tiba di Donggala, ternyata Donggala hancur akibat guncangan gempa berskala 7.4 Skala Richter, akhir pekan lalu. Tak berhenti di situ, Syafullah melanjutkan pencarian ke kostan putrinya. Ia ingat bahwa Aulia kost di dekat Universitas Tadulako, tepatnya di bagian bawah dekat pantai. Tetapi apa yang ia temui, kostan putrinya tersebut turut hancur akibat hantaman tsunami.
Dari pencarian tersebut, Syafullah merasakan hasilnya sia-sia. Tangisnya kembali tak terbendung setelah mendapati semua jejak putrinya hancur. Baik Donggala yang menjadi lokasi KKN, dan juga kostan putrinya di dekat Universitas Tadulako luluh-lantah.
“Semuanya sudah hancur, dan saya belum menemukan Aulia. Saya tak tahu lagi harus kemana mencarinya,” tambah Syafullah, dengan terisak.
Perjuangan mencari putri tercintanya tak sampai di situ. Sampai takdir Allah SWT mempertemukannya dengan salah satu mahasiswa dari kampus yang sama dengan putrinya. Mahasiswa tersebut memberitahunya untuk mencoba mencari putrinya di kampus. Karena Universitas Tadulako di setiap fakultasnya ada pos pengungsian untuk mahasiswa-mahasiswi dari luar Kota Palu.
Mendapat kabar tersebut, Syafullah bergegas pergi ke kampus tempat putrinya menempuh studi. Kemudian ia bertemu dengan salah satu ketua kordinasi pengungsi Fakultas ISIP, dan menyambungkan pencarian Syafullah untuk menanyakan daftar pengungsi bernama Aulia Fatah kalape di pos.
Kabar baikpun akhirnya membalas kecemasan Syafullah. Di data pengungsi, nama Aulia Fatah Kalepe, tercatat dalam kondisi sehat walafiat. Haru bahagiapun menyelimuti kabar dan pertemuan tersebut. Akhirnya Aulia dan Syafullah bertemu di depan kampus Fakultas ISIP. Pencarian Syafullah akhirnya berbuah bahagia. Putrinya yang berada dalam situasi bencana besar, atas kuasa Allah SWT, masih diberi selamat dan sehat.
Untuk meringankan duka saudara sesama di Sulawesi Tengah, Dompet Dhuafa membuka donasi kemanusiaan #LoveSulawesi melalui rekening 340.350.666.5 (BNI Syariah), 237.304.7171 (BCA), 101.000.647.5733 (Mandiri), a.n Yayasan Dompet Dhuafa Republika. Mari kita bentangkan kebaikan untuk meringankan duka sesama yang tengah tertimpa bencana gempabumi dan tsunami. (Dompet Dhuafa/Taufan YN)