JAKARTA — Polusi udara menjadi masalah di berbagai negara, tak terkecuali di Indonesia. Sumbernya beragam, pembakaran batu bara, kebakaran hutan dan lahan, juga emisi gas buang transportasi. Hampir setiap hari, kondisi udara DKI Jakarta berada pada status tak sehat. Memang kerugian polusi udara belum dilihat sebagai kerugian ekonomi. Namun merupakan hak lingkungan hidup bersih dan sehat tanpa harus menunggu menelan korban jiwa.
Pada awal Oktober lalu, daerah sekitar Rawamangun, Jakarta Timur, tercatat memiliki kualitas udara paling buruk se-Jakarta. Di Air Quality Index (AQI) US 177 dan konsentrasi parameter PM2.5 sebesar 105,4 ug/m3. Sementara kualitas udara terburuk kedua adalah di kawasan sekitar Kemayoran, Jakarta Pusat.
“Kami merupakan perusahaan yang bergerak di bidang otomotif dan berada di kawasan Pulo Gadung, Jakarta Timur. Kami juga khawatir dan harus berkontribusi untuk lebih peduli pada lingkungan. Walaupun tidak tahu apa yang akan kami lakukan sebelumnya,” ungkap Febyola, selaku Tim Partnertship Mobilkamu Group Indonesia.
Sebagai warga yang baik, beberapa langkah dalam menangani polusi udara bisa kita lakukan untuk mengatasi problem yang ada. Menggunakan transportasi publik, memilah dan membakar sampah sebelum dibuang, serta menanam tanaman anti-polutan, menjadi beberapa langkahnya.
Mobilkamu Group Indonesia mulai bergerak menggalang dana kepedulian dan merupakan yang pertama untuk bidang lingkungan. “Ini yang pertama dan untuk lingkungan. Kami galang dana dan memercayakannya kepada Dompet Dhuafa. Kami ingin berkontribusi untuk area Rawamangun dan melalui program LPM (Lembaga Pelayanan Masyarakat) Dompet Dhuafa, Panti Asuhan inilah tempat distribusi bantuannya,” tambah Febyola.
Pada Rabu (23/10/2019) siang, telah dilaksanakan serah-terima donasi sebanyak 40 pot pohon lidah mertua, hasil kolaborasi antara Mobilkamu Group Indonesia dan Dompet Dhuafa. Tanaman anti-polutan tersebut diberikan kepada Yayasan Kesejahteraan Muslimat – Panti Asuhan Harapan Remaja, Jalan Tenggiri No. 37, Rawamangun, Jakarta Timur.
Nandri, selaku Tim Partnertship Fundraising Dompet Dhuafa, mengatakan, “Siapapun yang berdonasi, berapapun jumlahnya dan apapun bentuknya, yang terpenting bagi kami adalah dampaknya. Apresiasi pada siapapun yang memulai. Maka itu Dompet Dhuafa berterima kasih sekali kepada mitra dan donatur, sudah turut andil dalam membangkitkan harapan-harapan dalam lingkaran kebaikan”.
Nandri juga menjelaskan manfaat tanaman jenis lidah mertua yang dapat membersihkan polusi, menghasilkan oksigen, melawan alergi dan sindrom bangunan sakit. Sehingga menyerap dan mengurangi polusi udara di sekitarnya. Tanaman lidah mertua juga digunakan Dompet Dhuafa sebagai perlengkapan Safe School – Melawan Asap Kebakaran Hutan dan Lahan di Sumatera dan Kalimantan. (Dompet Dhuafa/Dhika Prabowo)