Hijrahmorfosis

JAKARTA — Tak terasa tahun 1437 H telah berlalu dan beranjak pergi. Telah banyak cerita-cerita kehidupan yang tertulis dan mewarnai hari demi hari di tahun tersebut. Banyak pula catatan hitam yang tertulis di dalam buku kisah setahun tersebut. Namun waktu tidak bisa menunggu, ia terus berjalan dan berlalu. Maka kita tak punya pilihan lain untuk terus bergerak maju dan menyambut tahun yang baru.

“Dalam menyambut tahun baru 1438H, Dompet Dhuafa mengusung tagline “Hijrahmorfosis”. Tagline ini merupakan gabungan dari dua kata, yaitu “hijrah” dan “metamorfosis”. Kedua kata tersebut dipilih untuk mewakili suatu makna perubahan. “Hijrah” secara hariah berarti berpindah dari satu tempat ke tempat yang lain. Sedangkan “morfosis” diambil dari kata “metamorfosis” di dunia biologi yang mengandung makna sebuah proses alami dari suatu makhluk hidup yang sederhana menjadi makhluk yang lebih kompleks,” tutur Bambang Suherman, Direktur Mobilisasi ZIS Dompet Dhuafa.

Konteks perubahan untuk menjadi sesuatu yang lebih kompleks ini adalah konteks perubahan ke tahap yang lebih sempurna. Dengan dua kata itulah Dompet Dhuafa ingin menyampaikan pesan perubahan. Dalam memasuki tahun baru hijriah ini, Dompet Dhuafa mengajak semua masyarakat untuk berubah dari kondisi sebelumnya untuk menjadi pribadi yang lebih baik dan lebih bermanfaat. Konteks “lebih baik” dan “lebih sempurna” yang dimaksud adalah pada sisi kebermanfaatan bagi sesama. Dengan demikian, perubahan yang dilakukan bukan hanya berorientasi kepada perubahan diri tapi juga menambah aspek kebermanfaatan bagi sesama.

Dalam menyambut tahun baru ini, Dompet Dhuafa tetap mempertahankan semangat kebermanfaatan di dalam program-programnya. Dompet Dhuafa mengarahkan semua kegiatan dan aktivitasnya untuk mengajak masyarakat melakukan segala hal yang memungkinkan mereka berubah dan menjadi lebih baik. Diharapkan program-program Dompet Dhuafa dapat menularkan semangat melakukan kebaikan. Selain itu, Dompet Dhuafa akan secara konsisten untuk menempatkan masyarakat yang menerima bantuan sebagai objek lemah yang tidak bisa melakukan apa-apa, melainkan menempatkan mereka sebagai subjek dalam berbagai program. Misalnya pada program layanan yang baru-baru ini dilaksanakan di Garut. Saat korban bencana mengalami kekurangan bahan makanan, Dompet Dhuafa tidak serta-merta memberikan makanan, melainkan mendirikan dapur umum. Dimana di dapur umum tersebut, masyarakat bisa turut serta dalam usaha-usaha kebaikan dan menyebarkan semangat berbagi di lingkungannya sendiri.

“Di tahun yang baru ini, harapan Dompet Dhuafa adalah adanya gerakan kebaikan yang lebih luas. Dengan cara memperkenalkan Dompet Dhuafa agar lebih dekat dengan masyarakat. Bukan hanya pengenalan terhadap kelembagaan, tapi pengenalan program-program yang sudah dan akan dilakukan oleh Dompet Dhuafa,” tambah Bambang.

Interaksi dengan masyarakat pun akan terus dilakukan sehingga msayarakat dapat merekam aktivitas-aktivitas Dompet Dhuafa. Dengan begitu, nantinya masyarakat lah yangakan menyampaikan dan mensyiarkan aktivitas Dompet Dhuafa dan nilai-nilai kebaikan kepada publik yang lebih luas. Dan upaya ini nantinya diharapkan bisa menstimulasi masyarakat untuk lebih banyak berkontribusi dalam kebaikan. (Dompet Dhuafa/Dea/BS)