Hikmah di Balik Bencana Alam dalam Islam, Muslim Wajib Tau!

Sebagian orang mungkin berpikir bahwa bencana alam merupakan azab atau hukuman yang diturunkan Allah Swt bagi hamba-hamba-Nya yang lalai dan zalim. Padahal, bencana alam juga merupakan bagian dari kasih sayang-Nya kepada manusia. Tak ada satu pun peristiwa di dunia yang terjadi tanpa hikmah di baliknya, termasuk pada bencana alam yang terjadi.

Hikmah di Balik Bencana Alam

Bencana alam sering kali meninggalkan duka yang mendalam. Namun, bukan berarti tak ada hal baik yang bisa diperoleh darinya. Agar bencana yang terjadi tak berlalu begitu saja, kita perlu mencari dan mengambil hikmah darinya.

Allah Swt tentu tidak menciptakan segala sesuatu di muka bumi tanpa hikmah dan tujuan. Sahabat, berikut sederet hikmah yang bisa kita petik di balik bencana alam yang menimpa manusia:

Mengingat bahwa Allah Swt Maha Kuasa

Pada setiap bencana alam yang terjadi, kita perlu memahami bahwa ada sunnatullah (hukum-hukum Allah) yang diterapkan di alam semesta ini. Adanya pasang surut air laut, meletusnya gunung merapi, angin badai, dan berbagai macam fenomena alam lainnya bukanlah hukum yang dibuat oleh manusia. Itu semua terjadi karena Allah Swt telah menetapkan hukum-Nya.

Sebagai manusia, kita tidak mungkin mampu mengendalikan gunung merapi agar tidak mengelurkan letusan. Karena, bila hal ini terjadi akan ada hal-hal kompleks yang akan terjadi di Bumi hingga dasar laut. Kita juga tidak bisa menghilangkan hukum pasang surut air laut, karena hukum tersebut sudah tetap sebagai keseimbangan di muka bumi. 

Bencana alam di muka bumi hanyalah sebagian kecil dari musibah yang terjadi. Padahal, alam semesta sangat lah luas. Mulai dari planet, ledakan bintang, galaxy-galaxy yang makin menjauh, dan sebagainya. 

Dengan begitu, kita dapat memahami bahwa betapa hukum-hukum Allah sangatlah kompleks dan mengarah pada keseimbangan. Hal inilah yang seharusnya membuat kita makin tunduk dan taat pada-Nya. Sebab, tidak ada satu pun yang mampu menyaingi kekuasaan-Nya di seluruh jagad raya.

Baca juga: Ini 4 Penyebab Terjadinya Bencana Alam Menurut Al-Quran

Memperdalam Ilmu

Bencana alam yang terjadi semestinya memotivasi kita untuk tunduk dan taat kepada Allah. Di sisi lain, sebagai manusia yang meyakini hukum dan kekuasaan-Nya, kita juga harus menggali ilmu lebih dalam.

Ingatlah bahwa memperdalam ilmu tidak akan membuat kita makin jauh dari-Nnya, justru sebaliknya. Saat kita sudah mengetahui apa yang terjadi di Bumi, di titik itulah kita akan makin percaya dan menemukan bahwa kebesaran Allah Swt tak menyamai apa pun di Bumi ini.

Selain itu, bila kita memahami pengetahuan yang benar, maka kita dapat meminimalisasi bencana alam, meski tidak bisa seutuhnya menghilangkan bencana. Misalnya, membuat rumah tahan gempa untuk daerah yang rawan gempa bumi, membuat alarm otomatis atas letusan gunung merapi dari lava yang mengalir, mendeteksi arah angin, hujan, dan sebagainya. Pengetahuan tersebut sebetulnya bukanlah milik manusia walaupun ditemukan oleh manusia, melainkan bukti dari kekuasaan Allah Swt, sebagaimana firman Allah:

Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan pergantian malam dan siang terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi Ulil Albab (orang yang berakal), (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri, duduk atau dalam keadaan berbaring, dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata), “Ya Tuhan kami, tidaklah Engkau menciptakan semua ini sia-sia; Maha Suci Engkau, lindungilah kami dari azab neraka.” (QS Ali Imran: 190-191)

DMC bersama tim respon gabungan melakukan asesmen kebutuhan dasar dampak erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki di NTT, Rabu (06/11/2024).
DMC Dompet Dhuafa bersama tim respons gabungan melakukan asesmen kebutuhan dasar erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki di NTT, Rabu (06/11/2024).

Dunia Hanya Sementara

“Wahai kaumku! Sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah kesenangan (sementara) dan sesungguhnya akhirat itulah negeri yang kekal.” (QS Ghafir: 39) 

Ayat di atas menjelaskan bahwa dunia adalah tempat yang serba terbatas dan fana. Bencana alam adalah salah satu bentuk keterbatasan kehidupan dunia. Berbanding terbalik dengan kehidupan di akhirat yang kekal dan tak terbatas.

Bencana alam mengingatkan kita bahwa Bumi bisa rusak, kehidupan manusia akan menemukan batasnya, dan kita akan dihadapkan pada akhir dunia. Bencana-bencana yang terjadi hari ini ada pengingat bagi kita bahwa kita masih diberi kesempatan untuk memperbaiki diri sebelum datang bencana yang lebih dahsyat. 

Berhenti Merusak Bumi

“Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).” (QS Ar-Rum: 41)

Melalui ayat di atas, Allah Swt memperingatkan manusia bahwa kerusakan dan bencana alam yang terjadi di muka bumi adalah ulah tangan mereka sendiri. Banjir, longsor, berkurangnya lapisan tanah, adalah contoh bahwa bencana alam bisa terjadi karena hawa nafsu dan keangkuhan manusia.

Kita sebagai manusia mungkin berpikir bahwa bencana alam terjadi karena Allah menginginkan itu terjadi. Padahal, peristiwa itu juga bisa terjadi karena ulah manusia sendiri. Kemalasannya berpikir, keengganan untuk merawat Bumi, dan menganggap bahwa tempat hidupnya ini bukan sesuatu yang berharga, adalah hal-hal yang membuat Bumi ini rusak. 

Apabila kita sadar bahwa Bumi adalah sebaik-baik tempat tinggal manusia yang disediakan Allah, maka seharusnya kita bersyukur dan merawat dengan benar. Sayangnya, ada manusia yang justru berbuat zalim dan merugikan dirinya sendiri.

Bencana Datang Tak Terduga

Bencana alam ada yang bisa kita antisipasi, ada pula yang bisa datang kapan saja, tak terduga. Ini bisa menjadi pengingat bahwa kapan saja, di mana saja, kita bisa terkena musibah, juga kehidupan kita di dunia selesai.

Sebagai muslim yang bertakwa, sudah semestinya kita mengingat hal tersebut dan mempersiapkan diri dengan sebaik-baiknya tanpa mengenal waktu.

Baca juga: Sedekah Menolak Bala dan Bencana dalam Kehidupan Manusia

Bantu Korban Bencana Sebagai Bentuk Syukur

Apabila hari ini kita masih diberi kesempatan untuk menikmati kehidupan yang nyaman dengan udara yang segar, sudah sepatutnya kita bersyukur. Rasa syukur itu juga tak hanya ada dalam hati juga diucapkan secara lisan, tetapi juga bisa diwujudkan dengan cara membantu saudara-saudara kita yang terkena musibah bencana alam.

Di era teknologi maju, jarak dan waktu sudah tak menjadi masalah yang berarti. Dengan begitu, kita dapat berbagi dan membantu mereka tanpa harus mendatangi lokasi bencana. Melalui Dompet Dhuafa, donasi yang terkumpul untuk korban-korban bencana akan diberikan dalam bentuk obat-obatan, kasur, makanan, terpal, dapur umum, dan kebutuhan darurat lainnya. Kita tidak pernah tahu, bisa saja bantuan kita dapat menghidupkan kembali semangat mereka untuk hidup sekaligus menyelamatkan kita di dunia juga akhirat. Dengan membantu sesama, kehidupan kita pun akan lebih bermakna.