Semangat Ibu-Ibu PBM Al Madinah Padang: Dari Belajar Huruf Hijaiyah Hingga Lancar Baca Al-Qur’an

Kelas Tahsin PBM Al Madinah Padang

SUMATRA BARAT — Satu per satu para wanita paruh baya hingga lansia mulai berdatangan dengan mushaf-musfah Al-Qur’an di tangan. Siang itu, Kamis (12/10/2023), suasana halaman Pusat Belajar Mengaji atau PBM Al Madinah Dompet Dhuafa Singgalang terlihat sepi. Mungkin satu hal yang menjadi penyebabnya adalah rintik hujan yang mulai turun mengetuk-ketuk atap bangunan yang terbuat dari seng-seng berlapis timah itu.

Bertempat di kawasan Komplek BLP Sungai Lareh, Kelurahan Lubuk Minturun, Koto Tangah, Kota Padang, PBM Al Madinah—yang dulu dikenal dengan Forum Halaqoh Qur’an (FHQ)—telah ada sejak permulaan tahun 2020. Program Dompet Dhuafa Singgalang di bidang dakwah dan pendidikan ini memiliki dua kategori kelas, yaitu Kelas Tahsin bagi ibu-ibu yang berlangsung setiap Kamis dan Jumat, dan Kelas Tahfiz untuk anak-anak yang berlangsung setiap Senin dan Rabu.

Kelas Tahsin PBM Al Madinah Padang

Kelas Tahsin PBM Al Madinah Padang

Ketertarikan masyarakat sekitar terhadap PBM ini sangatlah tinggi, terutama pada Kelas Tahsin yang diisi oleh para ibu rumah tangga. Setidaknya, ada sebanyak 17 santri ibu-ibu yang aktif mengikuti setiap pembelajaran pada kelas ini. Kelas Tahsin dibagi dalam 2 tingkatan, yaitu 10 santri di tingkat 1 dan 7 lainnya berada di tingkat 2. Hal ini dilakukan guna memudahkan pembimbing dalam melakukan kualifikasi metode yang diajarkan.

Baca juga: Unit Layanan Prabumulih Dompet Dhuafa Sumsel Beri Pelatihan Tahsin Metode Usmani Angkatan 5

Sedangkan pada Kelas Tahfiz, setidaknya ada 10 anak yang aktif mengikuti kelas setiap kali diadakan, yakni pada hari Senin dan Rabu.

Amrullah selaku PIC Program Dakwah dan Pendidikan Dompet Dhuafa Singgalang mengatakan, PBM Al Madinah bahkan pernah mengadakan acara Lomba MTQ bagi ibu-ibu di sekitar Kota Padang. Kegiatan ini tentu bertujuan untuk memotivasi para ibu di rumah agar tetap semangat belajar membaca dan mengaji Al-Qur’an.

Kelas Tahsin PBM Al Madinah Padang
Para santri PBM Al Madinah satu per satu membaca ayat Alquran yang disimak oleh Ustazah Jasti.
Kelas Tahsin PBM Al Madinah Padang
Para santri PBM Al Madinah satu per satu membaca ayat Alquran yang disimak oleh Ustazah Jasti.

“Harapan kami, ibu-ibu ini saat pulang ke rumah dapat mengamalkan dan mengajarkan ilmu yang didapat kepada keluarga maupun teman-temannya di sekitar rumah,” ucap Amrul.

Memang, mayoritas ibu-ibu santri di PBM Al Madinah adalah ibu rumah tangga. Mereka berada pada rentang usia 45-69 tahun. Semangat mereka begitu tinggi, bahkan tak jarang mereka membuat pertemuan sendiri untuk belajar mengoreksi bacaan secara bersama-sama.

Baca juga: 36 Santri RBA Unit Layanan Prabumulih Mengikuti Ujian Buku Tahsin Al Utsmani 2

“Banyak di luar sana ibu-ibu yang malu untuk belajar ngaji. Tapi, di sini ibu-ibu ini sangat semangat. Bahkan di luar jam kelas, di hari-hari lain, mereka inisiatif untuk kumpul mengadakan tahsin sendiri. Kadang juga menghafal, kemudian disetor ke pembimbingnya saat ada kelas pertemuan,” terang Ustazah Kelas Tahsin Tingkat 2, Jasti Novika Sari.

PBM Al Madinah Dompet Dhuafa Padang

Perempuan muda 27 tahun tersebut mengaku sangat senang dan bersyukur terhadap Program PBM Dompet Dhuafa ini. Ia berusaha semaksimal mungkin untuk dapat berbagi ilmu bersama para ibu yang begitu semangat belajar mengaji. Setiap pertemuan, wanita lulusan Tadris Fisika UIN Imam Bonjol tersebut harus memastikan pada setiap ibu bahwa ada hal baru yang dibawa pulang.

“Selain di sini, di SMP memang mengajar fisika sesuai bidang pendidikan saya. Saya ngajar tahsin sebenarnya sudah sejak (tahun) 2017. (Tahun) 2020 kemudian ketemu Dompet Dhuafa untuk ngajar tahsin di sini. Banyak sukanya di sini. Ibu-ibu sangat semangat belajar,” ucap ustazah kelahiran Padang itu.

Baca juga: Dompet Dhuafa Cabang Sulawesi Selatan Gelar Seminar Tahsin Di Gowa

Menurut para ibu yang mengikuti kelas Ustazah Jasti, gurunya itu adalah guru yang sangat konsisten dengan waktu. Sudah tiga tahun lebih menjadi pembimbing tahsin di program ini, Jasti selalu hadir sesuai jam kedatangan, bahkan saat kelas masih belum ada orang.

Para santri PBM Al Madinah bersama Ustazah Jasti Novika Sari.

Berbeda dengan anak-anak yang lebih banyak mengingat materi, metode yang dilakukan oleh Ustazah Jasti lebih banyak para praktik. Ia juga menyebutkan bahwa pembelajaran lebih fokus pada Surat al-Baqarah.

Salah satu santri Ustazah Jasti, Ibu Ria (45), telah mengikuti Kelas Tahsin ini sejak awal keals didirikan, yaitu tahun 2020. Ibu rumah tangga beranak empat tersebut mengaku mulai belajar dari huruf hijaiyah hingga sekarang bisa lancar baca Al-Qur’an. Semangatnya sangat tinggi. Ia bahkan menyampaikan harap agar ke depan ada tambahan kelas pertemuan.

“Jangan sampai putus program ini. Kalau bisa ditambah waktunya,” ucapnya bernada canda.

Baca juga: Program YES Dompet Dhuafa Pupuk Asa Aira Hingga Mampu Raih Kampus Impian

Kelas Tahsin PBM Al Madinah Padang
Para santri PBM Al Madinah satu per satu membaca ayat Alquran yang disimak oleh Ustazah Jasti.

Ibu Ria dengan percaya diri mengatakan bahwa ibu-ibu di sini tidak pernah malu untuk belajar Al-Qur’an, bahkan jika harus diajar oleh orang yang usianya jauh lebih muda. Mereka senang membaca Al-Qur’an, ditambah lagi setelah tahu bahwa ada banyak bacaan yang salah, menjadikan mereka makin ingin belajar lebih banyak lagi.

“Jangan lah merasa malu sama orang untuk belajar Al-Qur’an. Malulah pada Allah kalau bacaan kita banyak yang salah,” turutnya berpesan kepada semua ibu-ibu yang berada di usianya. (Dompet Dhuafa/Muthohar)