10 Tahun Menjemput Zakat, Pak Yatim: Ilmu Kehidupan dan Keberkahan Menyelimuti

SIARAN PERS, JAKARTA — Menjadi hal yang sangat menyenangkan bagi Muhammad Yatim, berprofesi sebagai Penjemput Zakat di Dompet Dhuafa, Pak Yatim merasakan terdapat suatu keberkahan tersendiri dalam kehidupan sehari-harinya. Bergabung sejak tahun 2001 bersama Dompet Dhuafa, Pak Yatim mengakui belajar banyak hal tentang dunia filantropi khususnya yang ada di Indonesia.

Dalam suatu kesempatan pada Rabu (14/10/2020), melalui siaran langsung online Talkshow di kanal Youtube ZTV, Pak Yatim membagikan ceritanya pada masa tugas pengabdian sebagai Penjemput Zakat Dompet Dhuafa. Menurutnya, berkah yang didapat tersebut merupakan keberkahan dunia akhirat.

“Yang saya rasakan selama aktif sebagai Penjemput Zakat di Dompet Dhuafa ini, ya, sangat enjoy sekali. Berkahnya Insha Allah dunia akhirat. Banyak sekali memang keberkahan-kebekahan yang saya rasakan selama 10 tahun ini. Hingga saya bisa melaksanakan umroh, memiliki rumah sendiri, tak lain karena berkah dari menjadi Penjemput Zakat Dompet Dhuafa,” ucapnya.

Selain itu, pembelajaran ilmu kehidupan cerita-cerita haru, sedih, senang, bahagia, syukur, baik dari para muzakki, amil, maupun penerima manfaat, semuanya pernah ia dapatkan dari kegiatan sehari-harinya melayani penjemputan zakat.

Sebelum menggeluti layanan penjemputan zakat, Yatim, awalnya adalah seorang Relawan Dompet Dhuafa. Usai dinyatakan lulus dari pendidikan salah satu pesantren (setara SMA), pada 2001, Pak Yatim mengabdi sebagai Remaja Masjid di Masjid Istiqomah di Ciputat Timur, Tangerang Selatan. Kemudian, ia ikut sebuah rekrutmen relawan tim ‘Bersih Itu Sehat’ oleh Lembaga Pelayan Masyarakat (LPM) Dompet Dhuafa. Saat itu, Ciputat menjadi kawasan dengan kesadaran membuang sampah yang rendah.

“Dari 2001 sampai 2003, saya ikut relawan Bersih Itu Sehat. Kegiatannya dulu membersihkan jalan dari jam 6 sampai jam 10 pagi. Setelah kegiatan bersih-bersih, kemudian ada training kewirausahaan dari Dompet Dhuafa,” seru Yatim.

Hingga pada tahun 2004, Pak Yatim mulai aktif di Kantor Pusat Dompet Dhuafa sebagai tim General Affair Dompet Dhuafa, dan diangkat sebagai amil tetap Dompet Dhuafa pada 5 Oktober 2005 di bagian Layanan Donatur. Kemudian Pak Yatim aktif sebagai Penjemput Zakat sejak tahun 2010 lalu.

“Selama 5 tahun sebelum diturunkan sebagai Layanan Jemput Zakat, saya di Layanan Donatur untuk mempelajari terlebih dulu tentang zakat dan berbagai macam tipikal donatur. Kemudian baru di tahun 2010 saya ditugaskan sebagai penjemput zakat. Di situ saya banyak belajar dan memahami tentang zakat, donatur, penyaluran ke penerima manfaat, hingga karakter-karakter si penerima manfaatnya. Saya sangat kagum dengan kedermawanan Masyarakat Indonesia. Hingga saya punya keinginan untuk kelak saya ingin menjadi seperti mereka, yaitu sebagai muzakki,” ungkap Yatim.

Berbagai macam tipe muzakki dan donatur ia hadapi. Menurutnya, segmen muzakki ataupun donatur yang biasa ingin zakatnya dijemput, itu sangat luas dan merata. Bahkan tidak sedikit juga anak-anak berzakat dengan cara dijemput zakatnya. Hal tersebut biasanya dilakukan karena si ibu ingin melatih dan membiasakan anaknya berzakat.

“Pernah jemput zakat di kawasan Pondok Indah. Waktu itu karena saya janjian dengan muzakki untuk jemput zakat sebelum sholat Jum’at. Namun karena kondisi saat itu hujan dan jalanan licin, saya terburu-buru dan terjatuh. Namun, syukurnya si muzakki memaklumi, akhirnya dijadwalkan hari Jum’at setelahnya,” lanjutnya bercerita.

Untuk menjaga integritas Pak Yatim sebagai penjemput zakat, juga menjaga integritas lembaga Dompet Dhuafa, yang dilakukan Pak Yatim dan para penjemput zakat lainnya adalah memastikan nominal yang diterima dari donatur sampai ke lembaga untuk disalurkan ke mustahik. Tanpa ada kekurangan ataupun kelebihan. Tak jarang para muzakki ingin memberikan tip tambahan kepada Pak Yatim. Meskipun sebenarnya secara murni, si muzakki memang benar-benar secara ikhlas memberikan tip tersebut. Namun secara halus, Pak Yatim tidak menerimanya, dengan satu alasan yakni menjaga amanah para muzakki untuk sampai kepada para mustahik. (Dompet Dhuafa / Foto & Penulis: Muthohar / Editor: Dhika Prabowo)