Ada Sekolah di Pedalaman Pandeglang: Atas Bocor Air, Kiri Bocor Angin, Kanan Bocor Suara (Bagian Dua)

PANDEGLANG, BANTEN — Meski gedung sekolah menyatu dengan alam, namun semangat berpendidikan tak pernah padam. Masyarakat Kampung Kamancing menginginkan anak-anak mereka mendapatkan pendidikan yang baik hingga kelak dapat membawa kamajuan bagi lingkungannya. Salah seorang warga mengaku sebenarnya sudah sejak lama keinginan orangtua untuk membangun ulang gedung sekolah. Namun apa daya, dana tidak ada. Jika ada kerusakan bangunan, yang mereka lakukan hanya bergotong-royong sendiri untuk memperbaiki, tanpa adanya bentuan dari pemerintah negeri. Berulang kali angin kencang menerpa, berulang kali pula sudah gedung rapuh ini disangga.

Kedatangan tim Dompet Dhuafa ternyata hal yang sudah dinanti-nanti. Masyarakat memiliki semangat dan tenaga, namun jika tidak disokong dengan ide hebat dan dana, tentu gelora mereka menjadi sia-sia. Komitmen mereka untuk gotong royong menagakkan kembali bangunan sekolah yang aman dan nyaman telah mereka tanamkan sejak 2 (dua) tahun yang lalu.

“Kami warga masyarakat Kamancing bersyukur sekali atas kehadiran bapak-ibu sampai ke tempat kami ini yang jalannya sungguh luar biasa. Warga masyarakat Kamancing ini memang kalau untuk dana kami akui tidak mampu. Tapi kalau untuk tenaga dan gotong-royong, saya yakin 100 persen warga akan sangat antusias dan komitmen untuk bersedia membangun sekolah ini,” ujar salah satu warga ketika berdiskusi mengenai rencana pembangunan ulang Madrasah Ibtidaiyah Swasta Bina Ihsani Kamancing, Jumat (14/1/2022).

Saat berdiskusi, masyarakat Kamancing mengaku bahwa sejatinya mereka telah bertekad memperbaiki sekolah. Semangat gotong-royong mereka tunjukkan dengan mulai memperbaiki jalan setapak menuju sekolah. Jalan yang sebelumnya terjal dengan batu-batuan besar ditambah licin lumpur saat tiba musim hujan, kini menjadi jalan setapak yang lebih aman untuk dilalui.

Baca Juga: https://dompetdhuafa.org/id/berita/detail/Ada-Sekolah-di-Pedalaman-Pandeglang–Atas-Bocor-Air–Kiri-Bocor-Angin–Kanan-Bocor-Suara–Bagian-Satu

Hal tersebut diakui oleh Pak Barnas yang melihat betul perubahannya. Dua tahun lalu, dari tempat ia memarkir motor menuju ke sekolah, Pak Barnas harus menempuh perjalanan kaki selama 1 (satu) jam. Namun saat itu (14/1/2022), ia merasa lebih singkat karena hanya menempuh setengah jam. Ternyata jalanan lumpur yang berubah menjadi jalan setapak adalah alasannya.

“Kami dari masyarakat Kamancing mengucapkan terima kasih karena telah hadir di tengah-tengah kami. Sudah dua tahun Pak Barnas berkomunikasi terkait pembangunan sekolah ini dan kami telah bertekad untuk komitmen memperbaiki gedung sekolah ini. Waktu awal Pak Barnas ke sini, jalanan menuju ke atas ini masih bebatuan terjal bercampur lumpur licin kalau saat hujan. Berkat dorongan dan semangat warga Kamancing untuk berkembang, akhirnya warga sadar untuk memperbaiki,” aku Pak Barnas.

“Sedikit-demi sedikit kami gotong-royong menyusun batu-batu dan jadilah jalan setapak yang lumayan enak untuk dilewati. Artinya, jika dibutuhkan tenaga dari kami, insha Allah kami masyarakat Kamancing 100 persen siap. Karena sebenarnya ini juga memang yang kami tunggu-tunggu sejak lama. Dari dulu kami menunggu siapa ya yang mau ikut membantu. Karena yang kami punya ya cuma tenaga. Sekali lagi untuk tenaga dan semangat berkembang kami sangat lah siap, tapi kalau untuk dana, kami bukan lah orang yang memiliki uang lebih,” imbuhnya.

Pak Kepsek Saripuddin juga turut menegaskan bahwa masyarakat memiliki keinginan tinggi untuk mengembangka pendidikan. Para siswa pun memiliki semangat untuk belajar dan berkembang. Hal tersebut dibuktikan dengan diraihnya beberapa penghargaan dari hasil mengikuti perlombaan-perlombaan. Sejak dirinya mulai mengajar di sekolah ini, ia menyaksikan anak didiknya pernah berhasil meraih beberapa juara, yaitu para lomba membaca Al-Quran, ngaji, adzan, dan kegiatan keagamaan lainnya. (Dompet Dhuafa / Muthohar)