Anak Tukang Bangunan, Ikhsan Bercita-cita Jadi Barista

SIARAN PERS, BOGOR, JAWA BARAT — Jam menunjukkan pukul 13.00 WIB, sudah waktunya peserta Pelatihan Dasar Barista berkumpul kembali di pendopo Zona Madina, Parung Bogor. Setelah sebelumnya peserta belajar mengenai berbagai wawasan kopi, kini peserta ditantang langsung mempraktekkan penyajian kopi.

“Siapa yang mau praktek lebih dulu?” tanya Deni, Pelatih Barista menawarkan kepada peserta.

Satu-persatu peserta saling tengok, melihat siapa yang akan maju terlebih dahulu. Sampai Ikhsan Maulana (22) maju untuk jadi relawan pertama, mempraktekan membuat kopi. Sudah sejak awal forum, Ikhsan menjadi peserta yang paling antusias.

“Saya ingin membuat espresso saja, kak,” tukas Ikhsan. Sajian dasar kopi itu ia pilih karena paling dasar dan mudah untuk dibuat.

Sebanyak 15 gram biji kopi Kahaya asal Sulawesi, dia pilih menjadi bahan uji kemampuan. Sejurus kemudian, biji tersebut sudah hancur tergerus oleh mesin grinder. Berganti menjadi serbuk kopi yang langsung diserahkan ke alat rockpresso sederhana, bersama beberapa mili air panas. Dengan kedua lengannya, Ikhsan mendorong kuat-kuat alat tersebut, ekstrak kopi pun perlahan keluar. Satu sajian espresso berhasil Ikhsan sajikan. Tepuk tangan peserta lain pun ramai gaduh karenanya.

Rupanya, Ikhsan bukan baru mengenal istilah barista. Sudah lama ia bermimpi untuk bisa menjalani profesi penyaji kopi tersebut. Namun ia sadar, bahwa kursus barista bukanlah barang yang murah. Ia yang hanya penjaga kedai jamu dan tak cukup biaya untuk menggapainya. Ayahnya pun hanya seorang tukang bangunan.

“Sudah lama, kak, pengan suatu saat semoga bisa jadi barista. Sepertinya keren gitu. Tapi biaya kursusnya mahal-mahal, jadi saya urung untuk ikut,” terang Ikhsan.

Setiap harinya, Ikhsan hanya menjadi penjaga kedai jamu pinggir jalan. Dengan pendapatannya itu, ia ikut membantu orang tuanya menafkahi ketiga adiknya. Karena pandemi Covid-19, kedai jamu yang ia jaga pun ikut-ikutan sepi. Lalu, datang kabar ada pelatihan barista gratis dari Karya Masyarakat Mandiri (KMM) Dompet Dhuafa. Tak ayal ia pun sangat antusias untuk mengikuti kursus gratis tersebut.

“Suka sekali kak, tadi bukan hanya dilatih praktek, ada pengenalan alat, jenis kopi dan lain sebagainya. Pokoknya lengkap lah. Saya sendiri banyak dapat ilmu hari ini,” tambahnya.

Selepas dari pelatihan barista tersebut, Ikhsan berencana memperdalam lagi ilmu-ilmu penyajian kopi. Walau mimpi membangun kedai kopi sendiri masih terlalu jauh baginya, Ikhsan percaya ilmu yang ia dapatkan hari itu bisa menjadi bekal awal ia untuk lebih serius ke depannya. Cita-cita menjadi seorang barista yang kemarin nampak mustahil, kini sudah sedikit bisa Ikhsan gapai. (Dompet Dhuafa / Zulfana)