Apapun Dikerjakan Rumain dan Mustiah Supaya Anak-anaknya Lulus Sekolah

PATI, JAWA TENGAH — Sebagai bentuk amanah dari para muzakki untuk sampai kepada penerima manfaatnya, Dompet Dhuafa dengan curahan waktu serta energi para amilnya mendatangi langsung ke sebagian kediaman para mustahik. Hal tersebut dilakukan selain sebagai sarana silaturrahmi, juga supaya pesan dan cerita dari para muzakki kepada para mustahik ataupun sebaliknya dapat sepenuhnya tersampaikan.

Setiap mustahik memiliki ragam ceritanya masing-masing. Termasuk salah satunya cerita dari Pak Rumain (49) warga Desa Bageng, Kecamatan Gembong, Pati, Jawa Tengah.

Pada Kamis (29/4/2021), tim Dompet Dhuafa melakukan kunjungan ke rumahnya. Rumain merupakan salah satu penerima manfaat Tebar Zakat Fitrah (TZF) Dompet Dhuafa pada Ramadan 1442 H. Paket TZF berupa bahan pokok pangan untuk keluarganya telah diterimanya pada Minggu (25/4/2021).

Rumah Rumain berdempetan dengan kandangnya. Tinggal bersama istri dan dua anaknya, ia berternak kambing dan berkebun kopi. Selain itu, untuk mengisi waktu luang lainnya, sesekali ia turun ke sungai di belakang rumah untuk mengambil pasir. Dikumpulkannya pasir tersebut untuk dijual ke orang-orang yang sedang membangun rumah.

“Pekerjaan saya ya ternak kambing-kambing ini. Di belakang rumah ada kebun kopi juga itu saya yang merawat. Kalau sedang luang, saya ke sungai ambil pasir trus dijual ke orang-orang yang sedang bangun rumah,” ungkapnya.

Sedang istrinya, Mustiah (38), pekerjaan sehari-harinya juga beternak kambing. Selain itu, jika ada tawaran mengerjakan sawah orang, ia ambil pekerjaan tersebut sebagai buruh tani. Meski tak banyak yang ia dapat, namun ia selalu mensyukurinya.

“Kadang saya dan bapak juga jadi buruh tani. Meskipun tidak banyak, setidaknya cukup untuk membeli bahan makanan pokok,” terangnya.

Keduanya mengaku dulu mereka tak dapat menamatkan sekolah. Faktornya adalah karena alasan ekonomi. Meski begitu, keduanya sangat berharap anak-anaknya dapat menamatkan sekolah supaya tidak seperti kisah orang tuanya.

Untuk mewujudkan hal tersebut, Rumain sempat bekerja sebagai Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di Malaysia. Namun ketidak beruntungan kerap kali menyertainya. Ia kerap kali mengalami kecelakaan akibat pekerjaannya. Tiga kali jarinya terkena gerinda, bahkan salah satunya ada yang sampai putus. Faktor tersebut kemudian ia memilih untuk berhenti menjadi TKI dan melanjutkan hidup bersama keluarganya.

“Saya dulu pernah kerja di Malaysia bagian gerindra besi. Sampai beberapa kali kena gerindra. Kemudian saya putuskan untuk kerja di rumah saja. Apa saja yang bisa dikerjakan,” lanjutnya.

Setelahnya, harapan Rumain untuk menyekolahkan anak-anaknya hingga tuntas pun mulai terpendam. Meskipun anak keduanya hanya mampu tamat tingkat SMP, namun ia tetap masih bangga, karena anak pertamanya telah berhasil lulus tingkat SMA.

Mendapat zakat fitrah dari Dompet Dhuafa pun menjadi hal yang disyukurinya. Dengan zakat berupa bahan pokok makan tersebut, beban untuk mencukupi kebutuhan makan keluarganya pun terkurangi. Ucapan rasa syukur dan terima kasih berulang-ulang terucap dari bibirnya. (Dompet Dhuafa / Muthohar)