Bantuan Medis Pertama untuk Penyintas Banjir Warga Bulayak

KALIMANTAN SELATAN — Banjir disertai tanah longsor yang melanda Kalimantan Selatan pada Januari 2021 diyakini sebagai banjir terparah dalam 50 tahun terakhir. Desa Bulayak, Kecamatan Hantakan, Hulu Sungai Tengah (HST), menjadi yang terdampak parah akibat banjir longsor pada Kamis (14/1/2021) malam. Lokasi pemukiman yang berada di dataran tinggi tidak membuatnya aman dari banjir, bahkan lebih mengerikan karena air menerjang dengan sangat deras disertai longsor dan kayu-kayu dari hutan.

Bahkan warga Bulayak yang bermukim di RT 01, seluruhnya menjadi terdampak. Kepala Seksi Kesejahteraan dan Pelayanan Samsuri Yusuf mengatakan, 100 persen seluruh rumah di RT 01 terendam banjir dan diterjang longsor. Bahkan, katanya, ada 18 rumah hanyut dan hancur, dan satu warga meninggal terbawa hanyut longsor.

"Di RT 01 yang paling terdampak. Di sana ada 85 KK, artinya ada 85 rumah. Ada 18 rumah yang hanyut dan hancur. Besoknya, satu orang ditemukan meninggal hanyut," katanya.

Tak lama memang air menggenangi rumah warga Bulayak, namun dampaknya lah yang parah. Sehari setelah kejadian, air sudah mulai surut. Meski begitu, lumpur masih menutup seluruh permukaan desa. Fasilitas-fasilitas umum pun turut rusak, seperti masjid, sekolah, kantor desa, dan beberapa jalan putus. Bantuan gawat darurat kepada mereka pun terhambat karena akses menuju desa menjadi sangat sulit.

Bahkan, Samsuri mengaku, seminggu sejak setelah kejadian, hingga Kamis (21/1/2021) bantuan medis belum juga datang. Sedangkan warga yang terdampak sudah mulai merasakan berbagai keluhan. Oleh karena itu, pada Jumat (22/1/2021), Tim Layanan Kesehatan Cuma-cuma (LKC) Dompet Dhuafa Kalimantan Timur bertolak dari Posko Bawan Kecamatan Barabai, ke Desa Bulayak untuk membantu menyediakan layanan medis.

"Desa Bulayak ini termasuk yang paling parah terdampaknya karena longsor juga menyertai, dan belum ada layanan medis yang masuk. Berhubung di Bawan sudah ada bantuan medis yang datang, jadi kami bergeser ke Bulayak untuk membuka layanan medis," terang Bambang, Koordinator Tim Medis LKC Respon Banjir Kalimantan Selatan.

Selain LKC Dompet Dhuafa Kaltim, beberapa komunitas lainnya juga turut membantu melakukan aksi layanan medis, di antaranya Kolaborasi Pemuda-pemudi Indonesia (KOPI), Radar Banjar Peduli (RBP), Indonesia Escorting Ambulance (IEA) Kalimantan Selatan. (Dompet Dhuafa / Muthohar)