Berjuang Melawan Penyakit, Dompet Dhuafa Ulurkan Bantuan untuk Legenda PSMS Medan

MEDAN – Sudah sejak 2008, seorang Sugito didiagnosa dengan penyakit diabetes. Bahkan, diabetes yang Sugito alami telah mengakibatkan gagal ginjal pada dirinya. Karenanya, kini Sugito juga harus rutin mencuci darah dua kali sepekan. Legenda klub sepakbola PSMS medan medio 80-an masih menyimpan semangat pantang menyerah, di usianya ke 59 tahun. Seperti halnya ketika ia berseragam hijau PSMS, Sugito menolak untuk berputus asa atas penyakit yang ia derita.

“Memang sakitnya ini udah gak tertahan, dada sesak, minum pun sudah dibatasi, tidur juga tidak tentu. Tetapi ya saya tetap yakin ada jalan untuk sembuh. Namanya juga usaha,” ungkap mantan pemain yang terkenal lincah di masa aktifnya tersebut.

Ditemui di RS. Putri Hijau, Sugito merasa haru kepada donatur dan Tim Dompet Dhuafa yang telah memberikannya bantuan. “Saya terharu, ada yang peduli untuk membantu saya. Saya tidak menyangka juga, adik-adik bisa datang kemari,” ucapnya.

Ia juga mengucapkan rasa terima kasih kepada Dompet Dhuafa Waspada. “Sampaikan salam dan ucapkan terima kasih saya untuk donatur dan pimpinan kalian, semoga kebaikan mengalir terus,” ujarnya.

Saat ditemui tim Dompet Dhuafa Waspada, Sugito mengaku dirinya masih begitu lemah. “Kondisinya tidak stabil, semenjak divonis gagal ginjal ini kan harus cuci darah yang kadang kondisi bisa drop,” ujarnya.

Pria berusia 59 tahun tersebut mengaku sudah kehabisan dana untuk biaya berobat ke berbagai rumah sakit. “Saya sakit sejak 2008, berobat sudah kemana-mana. Biaya sudah habis-habisan dikeluarkan. Apalagi sekarang cuci darah harus dua kali sehari,” ucapnya lirih.

Terkait penyakit yang dideritanya selama sebelas tahun terakhir, pria yang di masa aktifnya menjadi salah satu peraih medali emas PON XI/1985 tersebut mengaku, selama ini sudah banyak menjalani pengobatan, baik medis maupun alternatif.

“Sudah banyak dokter dan rumah sakit yang saya kunjungi. Demikian juga pengobatan alternatif. Namun penyakit ini belum kunjung sembuh,” ujar Sugito.

Seperti halnya ketika ia menjadi pemain bola, Sugito memilih untuk tetap terus berjuang melawan penyakit yang ia derita hingga peluit panjang terdengar. Entah kemenagan atau kekalahan yang Sugito terima. Ia percaya bahwa ikhtiarnya tidak boleh berhenti, biar tuhan yang menentukan hasilnya.

“Walau sudah harus cuci darah seminggu dua kali seumur hidup, saya tetap yakin bisa sembuh,” ucapnya (Dompet Dhuafa/Zul/DD Waspada)