Bersama RRI, Launching Aksi Peduli Dampak Corona (APDC) Sebagai Langkah Percepatan Solusi Stunting di Wilayah NKRI

SIARAN PERS, JAKARTA — Dompet Dhuafa berkolaborasi dengan RRI mengadakan Launching Aksi Peduli Dampak Corona (APDC) sebagai upaya lanjutan penanganan respon Covid-19 di Indonesia. APDC merupakan bentuk nyata Filantropeneur di masa pandemi demi ketahanan ekonomi skala keluarga. Aktivitas Program APDC mencakup bidang ekonomi, kesehatan, pendidikan, budaya dan iman takwa (dakwah).

Pada sektor ekonomi, Dompet Dhuafa menginisiasi beberapa program, seperti program ketahanan pangan berbasis keluarga maupun komunitas. Ketahanan pangan berbasis keluarga seperti budidaya ikan lele dan sayur dalam ember (budikdamber), kebun pangan keluarga, bantuan modal usaha mikro perorangan dan bantuan pangan yang memprioritaskan untuk lanjut usia, serta disabilitas atau mereka yang tidak mampu terberdayakan lagi.

Dompet Dhuafa melalui Lembaga Pelayan Masyarakat (LPM) juga menggagas dan menerapkan program Keluarga Tangguh bagi keluarga pra sejahtera. Program Keluarga Tangguh Dompet Dhuafa tidak hanya sampai pada pemberian bantuan saja, namun terus memantau dan mendampingi hingga kestabilan ekonomi keluarga bisa tercapai.

Di sektor kesehatan, salah satu aspek yang menjadi fokus utama Dompet Dhuafa adalah penanganan stunting pada anak anak.

Parni Hadi, selaku Inisiator dan Ketua Pembina Dompet Dhuafa mengungkapkan bahwa, “Hari ini peluncuran Aksi Peduli Dampak Corona. Dampak Corona memendekkan pertumbuhan ekonomi, dan tentu berdampak pada gizi maupun anak-anak yang akan lahir. Dompet Dhuafa siap bekerjasama dengan siapapun, dan kali ini akan saya bacakan maklumat Aksi Peduli Dampak Corona (APDC) menimbang:

1. Bahwa pandemi Corona telah berdampak multi lintas seluruh aspek kehidupan umat manusia tanpa memandang status gender, usia, kewarganegaraan, kebangsaan, agama, keyakinan dan ideologi yang dianut masing-masing individu;

2. Bahwa yang paling terdampak pandemi Corona adalah mereka yang paling lemah atau rawan secara ekonomi, kesehatan, pendidikan, nilai-nilai budaya, iman dan takwa;

3. Bahwa perlu digalang kerja sama multi lintas dan multi pemangku kepentingan (stakeholders) di dalam dan luar negeri untuk mencari solusi yang holistik, terintergrasi dan komprehensif untuk atasi dampak itu;

4. Bahwa dampak langsung pandemi Corona dalam bidang ekonomi adalah kemandegan pertumbuhan, bahkan minus terutama dalam bentuk pemutusan hubungan kerja (PHK) dan meningkatnya jumlah pengangguran dengan semua mata rantai dampak lanjutannya;

5. Bahwa perlu diluncurkan inisiasi Aksi Peduli Dampak Corona (APDC) yang manfaatnya dapat segera dinikmati oleh mereka yang lemah melalui program pemberdayaan berdasar filantropreneur, melibatkan seluruh pihak terkait, dalam program atau proyek padat karya multiguna;

 

Bekhidmat:

1. Bangsa Indonesia yang berfalsafah Pancasila dan sebagai warga dunia wajib berkhidmat, aktif terlibat dengan mengerahkan seluruh potensi dan kompetensi dalam APDC;

2. Proyek-proyek APDC dilaksanakan mengacu prinsip 7M, yakni Mendidik, Mudah, Murah, Manfaat, Massal, Mitra dan Media Massa;

3. Moto APDC: Aksi Peduli Dampak Corona, bukti nyata pengamalan Pancasila untuk cinta sesama.

Kemudian, Irma Ardiana dari BKKBN menegaskan bahwa, ”Upaya terus dimaksimalkan untuk percepatan penurunan stunting. Penekanan pendekatan hulu, bisa kita rencanakan bagi keluarga masing-masing.

Acara yang berlangsung virtual dan berpusat di Gedung RRI Pusat, Jakarta, turut hadir Menko Muhajir Efendi. Ia juga mengungkapkan, semakin banyak LSM seperti Dompet Dhuafa maupun organisasi sosial yang peduli dengan stunting, tentu sangat baik.

“Urusan stunting bukan hanya beban atau urusan pemerintah maupun negara saja. Malah justru kita turut serta dalam peran aktif penuh, berkomitmen sungguh-sungguh pada penuntasan stunting dari masyarakat madani seperti Dompet Dhuafa maupun organisasi sosial. Atas nama pemerintah saya mengucapkan terima kasih kepada Dompet Dhuafa yang memiliki kepedulian luar biasa atas program prioritas dalam membangun sumber daya manusia. Kami juga menunggu organisasi sosial yang lain untuk bergabung dengan Dompet Dhuafa”.

Di sesi lanjutan, Bambang Suherman, selaku Direktur Pengembangan Zakat Dompet Dhuafa memaparkan bahwa, “Sejak 2015, Dompet Dhuafa sudah terlibat di program stunting. Ada 26 titik di kabupaten kota, program stunting masih terus berjalan, perlu ada pendamping di level bawah yang basisnya penguatan keluarga. Ada stunting pendidikan perilaku kesehatan ekonomi untuk kami ciptakan generasi sehat. Intervensi berbasis dampak corona, juga ada 155 kader terlatih untuk mendampingi”.

Di tengah pandemi, Darba Daraba, selaku Sekda Gorontalo yang mewakili gubernur menuturkan bahwa angka stunting di daerahnya menunjukkan penurunan angka kasus. Di daerahnya tidak terlepas dari amanah permenkes, pemerintah pusat dan daerah akan tanggung jawab atas gizi anak secara terpadu. Pemerintah intervensi gizi dalam penurunan stunting, mulai dari awal hingga akhir terutama evaluasi.

Di sisi lain, Benyamin Lola, selaku Wakil Gubernur NTT juga menyampaikan data stunting di daerahnya, “Stunting persoalan utama dari kemiskinan, mengakibatkan mal nutrisi, povinsi NTT di 2020 bulan maret meraih posisi angka kemiskinan 20,90%. Dalam perjalanan stunting 2018 mencapai 42,6%, 2019 menurun menjadi 35,5% pada 2020 kembali turun di 27,9%. Selain itu juga ada kasus gizi buruk di NTT, dan dalam mengatasi hal tersebut melalui 7 program prioritas, percepatan penurunan kemiskinan, yang menjadi prioritas penurunan stunting. Ada 14% dalam 2 tahun terakhir. Kami sangat optimis dalam penurunan stunting, yaitu sasaran utama ibu hamil maupun bayi".

“Harus kita upayakan untuk menekan, karena di Magetan masih di bawah garis aman di Jawa Timur. Tapi angka stunting di Magetan tidak rendah dan tidak tinggi. Stunting sebab budaya, contoh di beberapa kecamatan, ibu-ibu TKI yang melahirkan ditinggal pergi langsung dan pengasuhannya oleh nenek yang kurang paham kelola gizi,” ujar Suprawoto, selaku Bupati Magetan.

Melengkapi diskusi, di akhir sesi, Alfiat Djajanegara, selaku perwakilan PTTEP Indonesia, sebagai pihak swasta yang turut mendukung program pengentasan stunting di Indonesia turut menyampaikan, “Kami sudah banyak bekerja dengan berbagai instansi pemerintah dan LSM. Kita juga mengandeng Dompet Dhuafa dalam pengurangan angka stunting di Kupang, Timor Tengah Utara dan Selatan. Kami hadir dalam kolaborasi untuk mempercepat pengurangan angka stunting”. (Dompet Dhuafa / Foto: Taufan YN / Penulis: Bani / Editor: Dhika Prabowo)